Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Foa Ton atau Lol Ton Masyarakat Dawan Haumeni - Tafenpah.com

Penulis: Fredy Suni


Petrus Lake (Tetua adat Haumeni) sedang berdialog dengan leluhur di puncak Bnoko Haumen (Gunung Haumeni) | Foto: Roni Lake


TAFENPAH.COM - Suku Timor Dawan hidup dari alam dan kembali kepada alam. 


Tradisi Lol Ton/foa ton atau penyembahan kepada alam semesta, bertujuan untuk mendatangkan hujan, serta meminta kedamaian dari semesta, sebelum melangsungkan musim tanam, pembersihan rumput hingga musim panen.



Filsuf Baruch De Spizona,"Manusia memandang satu substasi yang sama dan satu yakni Allah atau Alam." Tentu suku Timor Dawan tidak belajar filsafat, apalagi teori dari filsuf Baruch De Spinoza tentang satu substasi semesta.



Baca Juga: Mengenal Suku Dawan Yang Mendiami Wilayah Timor Barat


Suku Timor Dawan memandang alam sebagai satu kesatuan yang tidak bisa dipisahkan dari manusia. Karena sejak manusia ada, alam semesta juga sudah ada. Maka, terjadilah kerja sama antara manusia dan alam. Atau dalam bahasa Filsafat Kosmologi adalah hukum kausalitas (sebab-akibat).




Hukum kausalitas antara manusia dan alam, terutama bagi suku Timor Dawan adalah dalam tradisi,'Lol Ton'/foa ton' (penyembahan kepada semesta). Tradisi 'lol ton' merupakan tradisi tertinggi suku Timor Dawan dalam menghargai alam. Alam memiliki kedudukan yang paling tertinggi dari ideologi apapun. Karena ideologi, paham, ajaran apapun yang disembah oleh suku Timor Dawan itu merupakan hasil kolaborasi antara filsafat dan nilai estetik yang berlaku di dalam masyarakat.


Kolaborasi filsafat dan nilai estetik melahirkan totalitas pengakuan bagi setiap suku Timor Dawan terhadap alam. Alam memegang kendali kehidupan dan kematian manusia secara absolut. Misalnya gemba bumi, tsunami, tanah longsor, letusan gunung berapi, kelaparan, badai petir, banjir dan peristiwa alam apapun bisa dihindari dengan menghargai alam semeseta.



Penghargaan terhadap semesta suku Timor Dawan bisa dilakukan dengan cara lol ton. Setiap tahun suku Timor Dawan mengadakan tradisi lol ton (penyembahan kepada semesta). Motif dari lol ton bisa dalam kondisi apapun. Di sini saya hanya fokus membahas tradisi lol ton.



Baca Juga: Filosofi Pembuatan Rumah Adat Desa Haumeni


Lol Ton (penyembahan kepada semesta) biasanya dilakukan setiap menjelang musim tanam atau sebelum musim panen.

Musim Tanam

Suku Timor Dawan akan meminta restu kepada semesta, sebelum melangsungkan musim tanam. Tentu motifnya adalah meminta semesta untuk mendatangkan hujan. Memang benar, setelah mengurbankan salah satu hewan pilihan semesta, saat itu pun hujan akan turun membasahi bumi. Khususnya di  Pulau Timor.


Tradisi ini sekarang sudah diinkulturasikan dalam kepercayaan Nasrani Suku Timor Dawan. Di mana, Pastor atau Romo akan diminta untuk memberkati atau mendoakan hewan pilihan semesta sebelum dikurbankan. Perayaan Ekaristi atau misa berlangsung di pegunungan. Tentu, sangat menarik perayaan misa kudus di atas puncak gunung.


Aroma, hawa semesta serasa hadir menyapa dan mendukung musim tanam suku Timor Dawan. Percikan-percikan nada semesta, beriringan dengan doa, harapan setiap suku Timor Dawan untuk mengawali musim tanam.


Baca Juga: Desa Haumeni Kekurangan Kreator Konten 


Inkulturasi atau penyatuan tradisi semesta dengan ajaran agama Katolik Roma melahirkan penghormatan yang tinggi kepada semesta sebagai pusat kehidupan manusia.


Musim Panen

Musim panen akan berlangsung pertengahan Maret-Mei. Sebelum melangsungkan musim panen, suku Timor Dawan akan kembali meminta restu kepada semesta dengan pendekatan kurang lebih seperti musim tanam.


Perbedaan itu hanya terletak pada restu mendatangkan hujan sebelum musim tanam, dan menghindari bencana alam, berupa angin puting beliung, hama, tanah longsong, demi hasil panen yang melimpah bagi suku Timor Dawan.


Lalu, apa relevansi dari Tradisi lol ton bagi para pembaca?

Tentu ada banyak manfaat yang kita pelajari dari tradisi lol ton suku Timor Dawan yakni, 


Menghargai alam

Penghargaan terhadap alam bisa dilakukan dengan cara apapun. Tergantung kapasitas kita. 


Jangan menebang pohon sembarangan, bila tak mau pemanasan global semakin membunuh kehidupan kita.

Mencintai kearifan lokal setiap suku sebagai kekayaan terbesar bangsa Indonesia, yang belum tentu dimiliki oleh negara lain.

Menahan ego untuk tidak merusak lingkungan

 Mematuhi norma sosial dan budaya masyarakat setempat

Nilai-nilai universal di atas adalah bagian dari semangat JPIC (Justice, Peace, Integrity of Creation).


Mari kita melestarikan kearifan lokal budaya kita, sebagai kekayaan tak ternilai dari bangsa Indonesia.


Karya Fredy Suni generasi desa Haumeni, Bikomi Utara, Timor Tengah Utara, Nusa Tenggara Timur





Frederikus Suni Admin Tafenpah Group
Frederikus Suni Admin Tafenpah Group Frederikus Suni (Fredy Suni) Mahasiswa Program Studi Ilmu Komunikasi Universitas Siber Asia (Asia Cyber University) | Frederikus Suni pernah DO dari Sekolah Tinggi Filsafat dan Teologi Widya Sasana Malang dan Fakultas Ilmu Komunikasi Universitas Dian Nusantara (Undira) Jakarta || Terkait kerja sama dan informasi iklan bisa melalui email tafenpahtimor@gmail.com || || Instagram: @suni_fredy || @tafenpahcom || @pahtimorcom || Youtube: @Tafenpah Group

Posting Komentar untuk "Foa Ton atau Lol Ton Masyarakat Dawan Haumeni - Tafenpah.com"