Keteguhan dan Harapan
Oleh : Aprildo Lindu, Program Studi Pendidikan Matematika, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Katolik Widya Mandira Kupang
![]() |
| Keteguhan dan Harapan. Aprildo Lindu/TAFENPAH. TAFENPAH.COM |
TAFENPAH.COM - Dalam 2 Tawarikh 15:7 tertulis, “Tetapi kamu ini, kuatkanlah hatimu, jangan lemah semangatmu, karena ada upah bagi usahamu.” Ayat ini muncul dalam konteks ketika nabi Azarya menyampaikan pesan Tuhan kepada Raja Asa dan bangsa Yehuda yang sedang berada dalam masa krisis, tekanan, dan kemerosotan rohani. Meski disampaikan untuk bangsa pada masa itu, pesan tersebut tetap relevan bagi orang percaya masa kini: Tuhan memanggil umat-Nya untuk tetap teguh, tidak menyerah, dan percaya bahwa kesetiaan mereka tidak akan sia-sia.
Ayat ini menegaskan dua pesan utama: kuatkanlah hatimu dan jangan lemah semangatmu, serta ada upah bagi usahamu. Kedua pesan tersebut tampak sederhana, namun mengandung makna rohani yang sangat dalam.
Pertama, perintah “kuatkanlah hatimu”menegaskan bahwa kekuatan sejati bukan hanya soal kemampuan fisik, tetapi keberanian batin dan keteguhan iman. Banyak orang dapat terlihat kuat dari luar, tetapi rapuh di dalam. Tuhan memahami bahwa manusia sering berhadapan dengan ketakutan, keraguan, dan kelelahan. Karena itu, Ia memberikan dorongan agar kita meneguhkan kembali hati dan iman kita.
Dalam perjalanan rohani, tidak sedikit tantangan yang dapat melemahkan semangat: persoalan keluarga, tekanan ekonomi, pergumulan melawan dosa, kekecewaan terhadap sesama, atau rasa putus asa ketika doa seolah tidak dijawab. Namun Tuhan tidak menuntut kita untuk kuat dengan kekuatan sendiri. Firman ini adalah undangan untuk mengandalkan kekuatan Tuhan. Ketika hati dipenuhi firman, doa, dan pengharapan, kita menemukan sumber kekuatan yang melampaui daya manusia.
Kedua, pernyataan“ada upah bagi usahamu”bukan berarti Tuhan bekerja dengan sistem balas jasa. Upah itu bukan hanya berupa materi, tetapi hasil dari hidup dalam kesetiaan: damai sejahtera, perlindungan Tuhan, pemulihan, dan kehadiran-Nya yang nyata dalam hidup kita. Tuhan menghargai setiap langkah kecil ketaatan bahkan ketika tidak terlihat oleh manusia. Dunia mungkin mengabaikan kerja keras kita, tetapi Tuhan tidak. Ketika seseorang tetap setia berdoa, jujur, melayani, mengasihi, atau bertahan dalam kebenaran, ia sedang menabur benih yang akan berbuah pada waktunya.
Pesan ini sangat relevan bagi kehidupan orang percaya masa kini. Di tengah dunia yang mengagungkan hasil instan, kita dipanggil untuk tetap setia melalui proses. Ada masa ketika kebaikan terasa sia-sia atau ketika usaha tidak membuahkan hasil segera. Namun 2 Tawarikh 15:7 mengingatkan bahwa dalam perspektif Tuhan, tidak ada kesetiaan yang sia-sia. Tuhan bekerja melalui proses dan waktu-Nya sendiri.
Lebih jauh, ayat ini menekankan bahwa keteguhan iman harus diwujudkan dalam tindakan nyata. Raja Asa merespons firman ini dengan melakukan pembaharuan besar: menghancurkan berhala, memperbarui mezbah Tuhan, dan mengajak bangsa itu kembali kepada Tuhan. Hal ini menunjukkan bahwa dorongan rohani harus diterjemahkan ke dalam langkah konkret. Iman yang teguh melahirkan tindakan yang berani.
Pada akhirnya, 2 Tawarikh 15:7 adalah panggilan bagi setiap orang percaya untuk tidak menyerah, tetap teguh, dan terus melangkah meskipun jalan terasa berat. Tuhan melihat, Tuhan peduli, dan Ia menjanjikan upah bagi setiap usaha yang dilakukan dalam kesetiaan. Ayat ini meneguhkan kita bahwa apa pun pergumulan yang kita hadapi, kita tidak pernah berjalan sendirian selama kita melangkah bersama Tuhan.

Posting Komentar untuk "Keteguhan dan Harapan"
Posting Komentar
Diperbolehkan untuk mengutip sebagian materi dari TAFENPAH tidak lebih dari 30%. Terima kasih