Iman yang Padam di Tengah Gelombang Penganiayaan: Seruan Doa dan Solidaritas bagi Umat Kristen Nigeria
Oleh Juliana Apriyani Mooy
NIM : 13123002
Matakuliah : Pendidikan Agama Katolik,
Program Studi Pendidikan Matematika, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Katolik Widya Mandira Kupang.
![]() |
| Juliana Apriyani Mooy, Mahasiswi Universitas Widya Mandira Kupang. TAFENPAH/TAFENPAH.COM |
TAFENPAH.COM - Tragedi besar sedang melanda umat Kristen di Nigeria. Lebih dari 52.000 umat Kristen telah dibunuh, lebih dari 19.000 gereja dihancurkan, dan jutaan orang harus mengungsi meninggalkan rumah, tanah, serta segala yang mereka miliki, akibat kekerasan yang dilakukan oleh kelompok ekstremis.
Fakta ini sungguh memilukan hati, sekaligus menjadi panggilan bagi seluruh umat Kristen di dunia untuk tidak tinggal diam menghadapi penderitaan saudara-saudari seiman kita.
Di tengah situasi yang begitu kelam, kita menyaksikan iman yang luar biasa dari mereka yang tetap setia kepada kristus meskipun hidup mereka terancam. Banyak diantara mereka memilih kehilangan segalanya daripada menyangkal nama Yesus.
Ini menjadi bukti nyata bahwa kasih dan iman kepada Tuhan lebih kuat daripada rasa takut terhadap kematian.
Dalam penderitaan mereka, kita dapat melihat perwujudan firman Tuhan dalam Roma 8:35-37, “siapakah yang akan memisahkan kita dari kasih kristus? Penindasan atau kesesakan, atau penganiayaan, atau kelaparan, atau ketelanjangan, atau bahaya, atau pedang? Seperti ada tertulis:oleh karena engkau kami ada dalam bahaya maut sepanjang hari, kami telah dianggap sebagai domba-domba sembelihan Tetapi dalam semuanya itu kita lebih daripada pemenang oleh Dia yang telah mengasihi kita.”
Sebagai sesama anggota tubuh kristus, penderitaan mereka adalah juga penderitaan kita. Ketika satu anggota tubuh menderita, semua turut merasakannya (1 korintus 12:26).
Oleh sebab itu, kita tidak boleh menutup mata dan telinga terhadap jeritan mereka. Kita dipanggil untuk mendoakan, mendukung, dan bersuara bagi mereka yang tertindas. Dalam doa, kita memohon agar Tuhan menguatkan iman mereka, dan menggerakkan hati para pemimpin dunia untuk menegakkan keadilan dan menghentikan kekerasan yang tidak manusiawi ini.
Selain doa, bentuk solidaritas nyata juga dapat diwujudkan melalui dukungan kemanusian dan penyebaran informasi yang benar mengenai situasi di Nigeria. Banyak organisasi Kristen internasional yang bekerja keras menolong para pengungsi dan korban kekerasan. Sekecil apapun dukungan kita dapat menjadi sinar harapan bagi mereka yang sedang berjuang di tengah kegelapan.
Tragedi ini juga mengingatkan kita bahwa iman Kristen selalu diuji melalui salib. Sejak awal sejarah gereja, penganiayaan bukanlah hal baru. Namun, dari setiap penderitaan, Tuhan selalu melahirkan kekuatan dan kebangkitan yang baru bagi umatNya.
Gereja yang dianiaya justrus menjadi gereja yang kuat dalam iman dan kasih. Seperti biji gandum yang jatuh ke tanah dan mati, tetapi kemudian menghasilkan banyak buah (Yohanes 12:24), demikian pula iman umat Kristen Nigeria akan menjadi kesaksian yang memberkati dunia.
Akhirnya, marilah kita semua bersatu dalam kasih dan doa bagi saudara-saudari seiman di Nigeria. Jangan biarkan penderitaan mereka berlalu tanpa makna. Biarlah dunia melihat bahwa kasih kristus hidup dalam hati umatNya yang saling menopang. Di tengah gelombang penganiayaan, iman mereka tetap menyalah dan melalui doa serta kasih kita, api iman itu akan semakin berkobar, menerangi dunia dengan harapan dan damai yang dari Tuhan.
.jpg)
Posting Komentar untuk "Iman yang Padam di Tengah Gelombang Penganiayaan: Seruan Doa dan Solidaritas bagi Umat Kristen Nigeria "
Posting Komentar
Diperbolehkan untuk mengutip sebagian materi dari TAFENPAH tidak lebih dari 30%. Terima kasih