Cerita Kemanusiaan dari Desa Nian di balik Program RLH - TULUS), Bupati TTU Falent Kebo: Bukti Kehadiran Negara, Pemda terhadap Masyarakat Perbatasan Indonesia dan Timor Leste

Penulis : Frederikus Suni 

Bapak Matius Palbeno dan mama Yuliana Subaris warga desa Nian penerima manfaat program RLH-TULUS. Dokumentasi TAFENPAH.COM


TAFENPAH.COM - Langit siang pulau Timor tampak terang, sementara sinar Matahari terasa panas. Jauh dari hiruk-pikuk keramaian kota Kefamenanu, Bupati Timor Tengah Utara (TTU), Yosef Falentinus Delasalle Kebo, S.IP., M.A., menyempatkan diri untuk bertukar cerita bersama masyarakat perbatasan Indonesia dan Timor Leste, khususnya kepada keluarga penerima manfaat program pembangunan Rumah Layak Huni - Terima Kunci Plus Sanitasi (RLH-TULUS) yakni; bapak Matius Palbeno dan istrinya mama Yuliana Subaris.

Bapak Matius Palbeno dan mama Yuliana Subaris merupakan warga RT 10/RW 04, dusun D, desa Nian, kecamatan Miomaffo Tengah, kabupaten Timor Tengah Utara, provinsi Nusa Tenggara Timur.

Saat ini bapak Matius Palbeno berusia 65 tahun, sedangkan istrinya mama Yuliana Subaris berusia 54 tahun.

Kedua pasangan ini sangat bahagia dan bercampur haru. Karena mereka sudah lama ingin memiliki rumah layak huni.








Akan tetapi, kondisi perekonomian keluarga tidak memungkinkan. Untuk itu, pasangan ini telah menghabiskan belasan tahun di balik rumah/gubuk beratapkan seng,  berdindingkan pelepah lontar yang jauh dari kesederhanaan.

Hidup di bawah atap seng, berdindingkan pelepah lontar serta lantai yang masih beralaskan tanah, sama sekali tidak memudarkan perhatian, kasih, cinta serta dedikasi keduanya dalam menjalani bahtera rumah tangga, terlebih bagaimana keduanya mendidik ketujuh anaknya serta satu anak asuh.

Kebahagiaan yang mereka rasakan selama 14 tahun (2011 - 2025) di balik bangun rumah yang serba sederhana tersebut, juga telah mengajarkan mereka untuk selalu mensyukuri kehidupan ini.

Karena dari bangunan sederhana itulah, mereka berhasil melewati berbagai ragam cerita kehidupan, entah itu cerita yang sangat menyenangkan maupun cerita yang tidak menyenangkan.

Itulah dua siklus kehidupan yang tidak dapat dihindari oleh siapa pun, termasuk penulis.


Bapak Matius Palbeno dan Mama Yuliana Subaris: Doa Bertahun - Tahun Akhirnya Terkabul 

Bupati TTU Yosep Falentinus Delasalle Kebo, S.IP., M.A saat melakukan peletakan batu pertama pembangunan RLH-TULUS di rumah Matius Palbeno dan Yuliana Subaris. Dokumentasi; TAFENPAH.COM

Kedua pasangan penerima manfaat bantuan pemerintah daerah melalui program RLH-TULUS tak kuasa menyembunyikan rasa syukur.

"Kami sangat bersyukur dan berterima kasih kepada bapak Bupati serta seluruh jajaran Pemda TTU yang telah membantu kami," ujar kedua pasangan penerima manfaat program RLH-TULUS.

Bapak Matius Palbeno juga mengatakan di balik rumah yang berdinding pelepah lontar, selama ini ia, istrinya serta enam orang anaknya menghabiskan cerita, berbagi canda tawa, suka - duka serta ragam pengalaman hidup lainnya.

"Dua anak laki - laki kami merantau di Kalimantan. Sementara, tiga lainnya masih sekolah di SD, SMP, dan SMA. Kami juga masih mengambil aliran listrik dari rumah tetangga," ungkapnya dengan haru.

Sejenak, cobalah kita membayangkan posisi kita, bila saat ini kita menjalani kehidupan seperti keluarga bapak Matius Palbeno? 
Setelah kita merefleksikan kehidupan kita, saatnya kita melanjutkan kisah haru dari keluarga bapak Matius Palbeno dan mama Yuliana Subaris.

Di mana, kisah haru dari tanah Nian, kecamatan Miomaffo Tengah, kabupaten Timor Tengah Utara, provinsi Nusa Tenggara Timur tersebut tidak hanya berhenti di kondisi rumah bapak Matius Palbeno dan mama Yuliana Subaris yang tidak layak huni.

Akan tetapi, hal yang menyayat hati adalah, saat ini bapak Matius Palbeno mengalami gangguan penglihatan.

Kendati pun demikian, semangat kerja dari bapak Matius Palbeno dan mama Yuliana Subaris tak pernah pudar.

Di samping bekerja keras, mereka terus berdoa, akhirnya doa yang mereka panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa selama bertahun-tahun, akhirnya terbayar dengan rumah bantuan dari Bupati serta jajaran Pemda TTU.

Bupati Falent Kebo: Pemerintah Harus Hadir untuk Masyarakat yang Membutuhkan 

Bupati TTU Yosep Falentinus Delasalle Kebo, S.IP., M.A saat melakukan peletakan batu pertama pembangunan RLH-TULUS di rumah Matius Palbeno dan Yuliana Subaris. Dokumentasi; TAFENPAH.COM


Bupati TTU, Yosep Falentinus Delasalle Kebo menegaskan bahwa negara wajib hadir di tengah masyarakat, terutama bagi mereka yang benar-benar membutuhkan dukungan pemerintah.

"Doa kita semua dan doa bapak Matius hari ini terkabul. Karena pemerintah mewujudkan satu rumah layak huni lengkap dengan sanitasi," ujarnya.

Bupati Falent Kebo juga mengatakan proses pembangunan Rumah Layak Huni - Terima Kunci Plus Sanitasi (RLH-TULUS) akan selesai dengan masa kerja 45 hari ke depan.

Sosok purnawirawan TNI AD yang saat ini bersama bapak Kamilus Elu (Wakil Bupati TTU) terus berupaya untuk meningkatkan efesiensi anggaran, transparansi anggaran, keterbukaan informasi publik, serta peningkatan kualitas pendidikan, upaya penurunan stunting, kemiskinan serta berbagai hal atau bidang urgent di tanah perbatasan Indonesia dan Timor Leste.

Untuk itu, harapan terbesar dari Bupati Falent Kebo adalah dirinya bersama wakil Bupati serta jajaran Pemda TTU berkomitmen untuk terus mendorong pendekatan kemanusiaan, kesejahteraan, dan keadilan bagi seluruh masyarakat kabupaten Timor Tengah Utara tanpa mengkotak-kotakkan suku, latar belakang pendidikan, status, dll.

Bupati Falent Kebo juga menyampaikan apresiasi kepada pemerintah kecamatan, desa Nian, dan desa Bijaepasu yang telah berkoordinasi, berkolaborasi mendukung program pembangunan masyarakat.

Kepala Desa Nian Apresiasi Respon Cepat Pemda TTU 

Kepala Desa Nian, Agustinus Kono Toan, S.H., menyampaikan apresiasi dan terima kasih kepada Pemerintah Kabupaten TTU. Dokumentasi; TAFENPAH.COM


Pemerintah Desa Nian Apresiasi Respons Cepat Pemda TTU

Sementara itu, Kepala Desa Nian, Agustinus Kono Toan, S.H., menyampaikan apresiasi dan terima kasih kepada Pemerintah Kabupaten TTU atas perhatian nyata terhadap warganya melalui program RLH-TULUS.

“Pemerintah Desa Nian setiap tahun memiliki program pembangunan rumah tidak layak huni, namun terkendala dana stimulan. Karena itu, dukungan dari pemerintah daerah sangat membantu masyarakat kami,” ujar Kades Nian.

Ia menambahkan, berdasarkan data desa, terdapat 207 unit rumah tidak layak huni dari total 596 kepala keluarga (KK) di Desa Nian.

14 Tahun, Bapak Matius Palbeno dan Mama Yuliana Subaris Menghabiskan Sejuta Kenangan di Balik Gubuk Berdinding Lontar
Bupati TTU Yosep Falentinus Delasalle Kebo, S.IP., M.A saat melakukan peletakan batu pertama pembangunan RLH-TULUS di rumah Matius Palbeno dan Yuliana Subaris. Dokumentasi; TAFENPAH.COM

Kisah cinta dan kasih tanpa batas kepada ketujuh anak serta satu anak asuh dari bapak Matius Palbeno dan mama Yuliana Subaris telah mengajarkan kepada kita untuk selalu mengucapkan syukur dalam kondisi apa pun.

Karena, terkadang kita melihat kehidupan orang lain serba kecukupan dan baik - baik saja. Lalu, kita terus menghakimi diri sendiri.

Padahal, setiap orang punya masalahnya sendiri.

Maka tidak salah, filsuf Friedrich Nietzsche pernah mengatakan bahwasannya kecenderungan terbesar dalam diri kita adalah menolak rasa sakit, dan kita selalu menginginkan atau mendambakan kesenangan (kebahagiaan).

Padahal dalam perjalanan kehidupan sehari-hari, kita tidak akan pernah terlepas dari problematika/permasalahan hidup. Entah permasalahan itu berasal dari dalam diri, lingkungan sekitar, sosial, politik, ekonomi, pendidikan, budaya, dll.

Demikian Cerita Kemanusiaan dari Desa Nian.

Tafenpah membahas kearifan lokal budaya, pendidikan, dan pariwisata dengan perspektif unik.

Ikutin media sosial TAFENPAH 👇 👇 👇 

Tiktok @tafenpah.com
Instagram @tafenpahtimor dan @suni_fredy

Sumber tulisan; Siaran Pers Pemerintah kabupaten Timor Tengah Utara 

TAFENPAH.COM
TAFENPAH.COM Salam Literasi. Perkenalkan saya Frederikus Suni. Saya pernah bekerja sebagai Public Relation/PR sekaligus Copywriter di Universitas Dian Nusantara (Undira), Tanjung Duren, Jakarta Barat. Saya juga pernah terlibat dalam proyek pendistribusian berita dari Kementerian Komunikasi dan Digital (Komdigi) ke provinsi Nusa Tenggara Timur bersama salah satu Dosen dari Universitas Bina Nusantara/Binus dan Universitas Atma Jaya. Tulisan saya juga sering dipublikasikan ulang di Kompas.com. Saat ini berprofesi sebagai Mahasiswa Ilmu Komunikasi di Universitas Siber Asia (Unsia), selain sebagai Karyawan Swasta di salah satu Sekolah Luar Biasa Jakarta Barat. Untuk kerja sama bisa menghubungi saya melalui Media sosial:YouTube: Perspektif Tafenpah||TikTok: TAFENPAH.COM ||Instagram: @suni_fredy || ������ ||Email: tafenpahtimor@gmail.com

Posting Komentar untuk "Cerita Kemanusiaan dari Desa Nian di balik Program RLH - TULUS), Bupati TTU Falent Kebo: Bukti Kehadiran Negara, Pemda terhadap Masyarakat Perbatasan Indonesia dan Timor Leste "