Dedi Mulyadi: Saya tidak Membunuh Pers, Tapi Saya Memudahkannya, Bagaimana Local Wisdom Sunda, Islam dan Keindonesiaan Mempengaruhi Komunikasi Publik KDM
Penulis : Frederikus Suni
Dedi Mulyadi saya tidak membunuh pers. Tapi, saya memudahkan pers. Money politik ada. Tapi saya menyakini betul mereka yang bekerja baik untuk rakyat, di pemilihan apa pun mereka tidak akan pernah kalah dengan money politik
![]() |
Dedi Mulyadi saya tidak membunuh pers tapi mempermudahnya. Sumber foto; Dewan Pers |
TAFENPAH.COM - Dewan Pers menggandeng gubernur Jawa Barat, Dedi Mulyadi untuk memberikan perspektif atau pandangannya terkait Komunikasi publik dengan memanfaatkan media sosial.
Menurut Dedi Mulyadi atau yang lebih akrab dengan panggilan Kang Dedi Mulyadi (KDM), dengan memanfaatkan media sosialnya untuk memberikan informasi publik terkait berbagai kegiatan pemerintahan merupakan solusi alternatif yang sangat efektif.
"Apa yang saya lakukan, terutama penyampaian berbagai informasi publik di pemerintahan Jawa Barat kepada masyarakat, sejatinya adalah mempermudah tugas Wartawan," ujar KDM kepada Komarudin Hidayat selaku host atau pemandu Podcast yang bertemakan 'KDM Bicara Pers Hingga MBG' di channel Youtube Dewan Pers Official, Jumat (3/10/2025).
Pernyataan KDM pun bukan tanpa alasan. Sebab, selama ini banyak pekerja pers menilai bahkan sebagian menuding cara komunikasi publik KDM sama halnya membunuh peran pers dalam mengawal demokrasi Indonesia.
Menanggapi komentar tersebut, KDM mengatakan cara saya bukan membunuh peran pers, tapi mempermudah peran pers.
"Dulu kalau Wartawan ingin mendapat informasi dari pejabat, itu kan harus nunggu di depan kantornya berjam - jam. Setelah nunggu berjam - jam, pemimpinnya keluar, ternyata tidak berkomentar, atau nunggu juru bicara menyampaikan dramatisasi sedemikian rupa sehingga kelihatan berwibawa, informasi begitu penting tapi lama," lanjut KDM.
Pertanyaannya, informasi pemimpin itu penting dan harus cepat? Mengapa? Karena dia tugasnya melayani publik.
Publik butuh kepastian dari waktu ke waktu setiap kebijakan.
Maka, sekarang itu media tinggal ngutip saya setiap pagi pada pukul 06.30 WIB. Saya berceloteh tentang apa yang terjadi kemarin dan apa yang saya lakukan hari ini saya menyapa warga.
Dari situ, Wartawan tidak perlu nunggu saya di rumah dinas, tidak usah nunggu rilis, tinggal ambil berita tersebut lalu mereka mengolahnya menjadi berita yang bisa dikonsumsi oleh publik dan diceritakan secara terbuka.
Jadi, tidak ada problem. Ya, paling yang menjadi problem adalah bukan di kutipan media. Tapi menurunnya anggaran jumlah kerja sama dengan media dari 50 miliar menjadi 3 miliar.
Jadi, problemnya bukan di Sumber berita. Problemnya adalah kerja sama membuat berita sebenarnya.
Style atau gaya kerja dan komunikasi ala KDM bukan Menghilangkan Lapangan Kerja di kalangan Pers
Gaya komunikasi KDM yang memangkas biaya atau anggaran media di pemerintah provinsi Jawa Barat yang semula 50 miliar per tahun dan kini menjadi 3 miliar bukan memicu hilangnya peluang kerja di kalangan pers, tapi menurunkan pendapatan.
Pertanyaan lanjutan, citra seorang gubernur identik dengan bekerja yang fokus utamanya di kantor, tapi apa yang KDM lakukan adalah lebih banyak menghabiskan waktu di luar, bagaimana seorang KDM memanajemennya?
Menurut KDM, kerjaan kantor sekarang itu kan menerapkan sistem digital. Kalau kita mau jujur, kerjaan - kerjaan di kantor sekarang sudah tidak penting!
Yang diperlukan adalah pengambilan keputusan yang harus diputuskan secara cepat, orang bisa Zoom, bisa Video Call/VC, bisa WhatsApp, kemudian keputusan bisa diperintahkan dari jarak jauh, kemudian surat - surat gubernur bisa ditandatangani gubernur secara digital.
Dalam setiap hari, produktivitas kita cukup tinggi. Maksudnya pemerintah Jawa Barat di bawah kepemimpinan KDM menjadi serapan anggaran tertinggi di Indonesia, belanja pemerintah Jawa Barat juga menjadi yang tertinggi di Indonesia, efesiensi anggaran dan realokasi anggaran juga tertinggi. Silakan teman-teman Dewan Pers melihat data di Kementerian Dalam Negeri (Kemendagri).
Kemudian kemungkinan Silpa (Sisa Lebih Perhitungan Anggaran) Jawa Barat tahun ini menjadi terkecil. Karena belanja pembangunannya yang tinggi dan cepat.
Jadi, tidak ada problem gubernur yang keliling. Kenapa? Keputusan yang diambil di dalam ruangan ber-AC, tidak akan dirasakan oleh keputusan yang diambil di luar dengan kondisi panas, dsb.
Analogi seperti ini, orang yang mengambil keputusan dengan santai di dalam ruangan ber-AC, tidak pernah merasakan petani yang kehilangan atau kesusahan air.
Makanya, keputusan yang tepat dan efesien sejatinya diambil di tempat dan kondisi sumber problem itu sedang terjadi.
Sebagai ilustrasi kontekstual, KDM menggunakan pendekatan gedung - gedung era kolonial yang cara desainya bagus, berwibawa, kemudian gedung itu bercerita tentang masa lalu dan bercerita tentang masa depan.
Kenapa? Karena arsiteknya di situ, tinggal, tidur, melakukan kontemplasi, dia menghubungkan dengan masa lalu, dan dia bicara dengan masa depan. Sehingga gedung - gedung berwibawa.
Kontras atau berbanding terbalik dengan gedung - gedung sekarang yang dibuatnya dari jarak jauh, ngejar target dan lainnya.
Lalu, apa yang terjadi? Gedungnya tidak terhubung dengan masa lalu dan sering kali tidak membaca masa depan.
Mengapa KDM bekerja dengan memilih dekat dengan masyarakat? Apakah ada staf yang bertugas juga untuk bekerja di lapangan?
KDM mengatakan gubernur itu bekerja dengan masyarakat, bukan mendekati. Karena saya hidup setiap hari dengan rakyat.
Kemudian, staf saya bekerja dengan adminitratif. Maka, dia membuat rumusan anggaran, membangun komunikasi dengan DPR.
Kemudian ada staf yang bekerja di lapangan juga dan mengeksekusi. Dia turun melakukan pengawasan.
Lalu, kalau kita bicara, apa sih kerja pemerintah itu sendiri?
Pemerintah yang bekerja adalah mereka yang mendapatkan mandat atau kepercayaan dari masyarakat untuk bekerja.
Misalnya, apakah gubernur membangun jalan? Tidak! Karena yang membangun jalan itu adalah pekerja kontraktor. Kontraktor juga tidak membangun jalan. Yang membangun jalan adalah pekerja.
Sementara yang lainnya adalah mengorkestrasi. Makanya, tugas utama gubernur adalah mengorkestrasi dari seluruh kepentingan itu.
Makanya ada kalimat Sunda "Pemimpin itu pikirannya harus sampai langit, dia mampu berkomunikasi, bernegosiasi dengan tingkat tertinggi dalam sebuah wilayah."
Dalam konteks KDM adalah dirinya harus mampu berkomunikasi dengan presiden dengan baik, kemudian dirinya harus berakar pada lingkungan serta mengerti masalah.
Pepatah klasik Sunda juga mengatakan pemimpin itu harus mengerti Kehidupan masyarakat yang ada di dasar bumi, pemimpin juga harus terbang untuk mengembara, melihat kondisi masyarakat dari jarak jauh, dan pemimpin harus berjalan di atas semua kepentingan.
KDM juga menggunakan pendekatan teologis dari agama Islam yakni; pemimpin itu bicaranya harus diterima, bahasanya dimengerti oleh masyarakat, dan penampilannya juga sesuai dengan kehidupan masyarakat.
Lebih kontekstualnya KDM juga mengatakan pemimpin itu bicaranya terbuka dan harus rajin memberi contoh.
Pemimpin itu kan harus mempunyai target, punya roadmap. Apa target KDM selama masa kepemimpinannya?
Menurut KDM nilai kearifan lokal masyarakat Sunda adalah pemimpin itu harus mewujudkan semangat 'Gemah Ripah Repeh Rapih.'
Gemah Ripah Repeh Rapih merupakan tagline setiap pemimpin Jawa Barat dari zaman dahulu hingga sekarang dan di masa yang akan datang.
Makna dan etimologi atau akar kata Gemah Ripah adalah subur, makmur, sejahtera, tenteram, cukup sandang dan pangan.
Sementara, Repeh Rapih adalah damai dan rukun atau aman sentosa.
Di sini, KDM menjelaskan pentingnya ketahanan pangan di wilayah provinsi Jawa Barat.
Di mana, industri pertanian setiap hari bergerak, melahirkan produktivitas yang tinggi bagi kecukupan pangan, minimal untuk masyarakat Jawa Barat.
Sehingga gudang bulog yang terisi penuh merupakan cerminan kemakmuran masyarakat.
Hasilnya, beras di Jawa Barat sekarang berkontribusi terhadap ketahanan pangan nasional.
Selain itu, gudang bulog yang terisi penuh juga menandakan ketahanan pangan sebuah negara.
Artinya, ada ketenangan publik di situ. Makanya, ada beberapa tingkatan kecukupan pangan di Jawa Barat, mulai dari lingkungan keluarga, tingkat RT/RW, Desa atau lumbung.
Kemudian di samping rumah masyarakat Jawa Barat harus ada kandang kambing, ayam jago.
Relevansi terkait konteks hari ini, presiden Prabowo Subianto mempunyai target atau misi untuk ketahanan pangan nasional.
Lalu, misi itu diterjemahkan dengan kinerja yang cukup di masyarakat, dan berangkat dari budaya.
Makanya, saya di Jawa Barat fokus utamanya juga adalah menciptakan lumbung hingga gudang bulog semuanya harus terisi penuh, guna menjaga kemakmuran masyarakat.
Bagaimana local Wisdom Sunda Menjadi tolak ukur Kinerja KDM?
Sebagaimana yang KDM sampaikan di atas terkait filosofi Local Wisdom Sunda yang mempengaruhi setiap perilaku, cara kerja hingga mimpi kepemimpinannya yang sedang berlangsung dan yang akan datang, bukanlah filosofi kosong.
Artinya; pemikiran Local Wisdom Sunda merupakan filosofi terukur, kemudian sistem kerja yang berlandaskan pada sistem teknokratik.
Pertama; ketika saya memimpin, apa yang harus saya rumuskan?
Yang saya rumuskan adalah memimpin sebuah wilayah dengan merumuskan tata ruang.
Maka, saya instruksikan kepada Dinas PUTR (Pekerjaan Umum dan Tata Ruang ) untuk evaluasi tata ruang.
Karena kita akan tinggal di wilayah Sunda yang secara filosofis masyarakat selalu terikat dengan masa lalu, sekarang, dan masa depan.
Makanya, hari ini kami di Jawa Barat terus menyusun perubahan tata ruang. Karena pada zaman dahulu, wilayah Jawa Barat yang disahkan telah mengambil alih 1,2 juta hektar yang harusnya itu wilayah konservasi, wilayah ekologi, wilayah yang memberikan rasa nyaman warga, kemudian berubah menjadi wilayah properti.
Wilayah properti tersebut bertujuan untuk menumbuhkan ekonomi, tapi di sisi lain mematikan ekonomi.
Maka, saya langsung mengeluarkan Surat Edaran yaitu Peraturan Gubernur tentang Larangan Alih Fungsi Lahan yang didasarkan pada problematika banjir di Bogor, Depok, Bekasi, Karawang dan berbagai daerah.
Seluruh penambang ilegal saya tutup. Yang menimbulkan konflik sosial, masyarakat meninggal lebih dari 150 orang terutama di Parung Panjang saya tutup dengan berbagai resiko.
Kemudian, bangunan liar yang menutup areal Sungai yang menimbulkan banjir, tata kelola sungai, bangunan liar yang mengambil sepadat jalan saya bongkar.
Saya juga mengintegrasikan semuanya. Anak-anak yang melakukan study tour yang membuat orang tuanya miskin, karena mahalnya biaya, saya hentikan.
Seluruh kontroversi tersebut melahirkan gejolak dari berbagai wilayah. Tetapi, semuanya terukur.
Hari ini, ketika orang berteriak larangan study tour yang akan membunuh pariwisata. Justru sekarang terbalik. Angka pariwisata semakin naik sepanjang 4 tahun terakhir dan ini yang tertinggi di Jawa Barat.
Tingkat kriminalitas turun, pemukulan sopir, cukup foto dan posting di media sosial, saya perintahkan Polri, dalam waktu sesingkatnya mereka ditangkap.
Seluruh rangkaian ini akan terjawab pada saat survey. Angka kemiskinan Jawa Barat menurun berdasarkan data BPS, angka pertumbuhan ekonomi Jawa Barat melebihi nasional, angka pengangguran juga menurun.
Ini merupakan kerja kultural, yang melahirkan kerja teknoratik. Mana kala seorang pemimpin mengorkestrasi seluruh stakeholder tanpa kepentingan.
Bagaimana kinerja dan layanan Publik di Jawa Barat?
Hari ini Jawa Barat menjadi investasi tertinggi di Indonesia. Per Desember 2025 kita akan melihat seluruh pencapaian tersebut secara pasti dan terukur.
Di sana kita akan melihat survey dari BPS terkait dengan pertumbuhan grafik Jawa Barat.
Komentar Dedi Mulyadi terkait Pemimpin Publik yang Menjadikan Jargon Agama sebagai Senjata Politik
Pertanyaan satiris dari Komarudin Hidayat (Ketua Dewan Pers) terkait dengan gaya kepemimpinan gubernur dan berbagai tokoh politik yang selama ini menjadikan jargon agama sebagai senjata politik.
Kontekstualnya adalah KDM secara ilmu agamanya sangat dalam, dan secara de facto, KDM memimpin Jawa Barat yang terkenal dengan masyarakat agamis, (Agama Islamnya kuat dan kental dalam setiap aspek kehidupan).
Namun, KDM justru memilih jargon Kebudayaan di setiap pelayanan publiknya.
Menanggapi pertanyaan tersebut, KDM mengatakan saya adalah pembaca setia buku Cak Nur.
Cak Nur pernah menulis buku dengan sangat tebal. Itu kalau dibaca mahasiswa tahun 90-an, itu dianggap mahasiswa keren.
Judul buku tersebut adalah 'ISLAM: DOKTRIN & PERADABAN.'
KDM sangat terinspirasi dengan buku tersebut. Bahkan ia pernah membacanya sebanyak 3 kali sampai lembaran terakhir.
Selain buku, KEISLAMAN, KEINDONESIAAN, KEMODERNAN.
KDM mulai menerjemahkan setiap pesan di balik buku karya Cak Nur semenjak dirinya menjabat sebagai Wakil Bupati.
"Saya menerjemahkan keislaman, keindonesiaan, kemoderenan, berarti merepresentasikan pemikiran Sunda," terang KDM.
Dalam pemahaman seorang KDM, esensi dari beragam itu adalah berpasrah diri pada Yang Maha Kuasa, Maha Tunggal.
Kalau berpasrah itu kan tanpa pengakuan. Karena tanpa pengakuan. Maka tidak boleh ada yang diakui. Tidak ada kepemilikan dan tidak boleh mengklaim.
Kalau bicara tentang Sunda, masyarakat Sunda dalam kehidupan budayanya mengajakkan gak demikian.
Artinya; seluruh rangkaian perjalanan hidup kita di dunia ini tak ada satu pun yang perlu kita akui dalam diri kita. Baik buruknya hidup kita, semuanya adalah garis kehidupan yang harus kita jalani. Dan semuanya Tuhan yang menentukan.
Bagaimana KDM melihat Hubungan Keislaman dan Kesundaan?
Menurut KDM, Islam itu kan universal. Sedangkan Sunda adalah nilai Teritorial.
Antara nilai universal dan teritorial menyatu. Maka, kata orang Sunda Islam dan Sunda seperti mata dengan penglihatannya, telinga dengan pendengarannya, hidup dengan penghisapannya, lidah dengan pengucapannya dan hati dengan keikhlasannya.
Maka, Sunda adalah hatinya ikhlas Islam. Artinya itu menjadi satu kesatuan. Jika Islam dan Sunda menjadi satu kesatuan, mengapa kita mempertentangkan dan dipertentangkan?
Simbolisme itu dipengaruhi oleh aspek-aspek yang bersifat wilayah.
Simbolisme agama pun juga dipengaruhi oleh tanah, udara, air, dan Matahari.
Konteks simbolisasi beragam dipengaruhi oleh lingkungan di mana kita tinggal.
KDM juga menyayangkan pandangan sebagian masyarakat yang mengatakan Sunda Wiwitan sebagai sesuatu yang dianggap bertentangan dengan ajaran Islam.
Sunda Wiwitan dalam perspektif KDM
Pandangan KDM terkait Sunda Wiwitan adalah karena dirinya tinggal dan bekerja di wilayah tersebut.
Maka, seluruh proses kerjanya harus berdasarkan pemikiran masyarakat lokal Sunda.
Di mana, Sunda Wiwitan mengajarkan KDM tentang bagaimana gunung itu terbagi dalam 4 tingkatan;
1. Leuweung Tutupan (Hutan Larangan)
2. Leuweung Titipan (Hutan Sakral)
3. Leuweung Awisan (Hutan Cadangan)
4. Leuweung Ngarapan (Hutan Garapan)
Ke-4 local Wisdom Sunda ini juga berkaitan erat dengan Undang-undang Kehutanan di provinsi Jawa Barat.
KDM berpendapat ketika Leluhurnya mengajarkan Leuweung Tutupan berarti ini tidak boleh dirusak.
Karena di sana ada kehidupan ekologi, sumber air, dll.
Leuweung Titipan juga mengajak masyarakat Sunda untuk tidak boleh merusak kelestarian lingkungan.
Masyarakat Sunda cukup saja di Leuweung Ngarapan. Jika hidup kita sudah nyaman di Leuweung Ngarapan, ngapain kita masuk ke Leuweung Titipan dan Awisan!
Nilai local Wisdom Sunda Wiwitan di atas juga mengajarkan kepada generasi Sunda agar tidak serakah dalam hidup, terlebih merusak alam atau lingkungan hanya untuk mementingkan diri sendiri dan golongan.
Senada dengan ajaran Islam bahwasannya kita hidup tidak boleh serakah. Dan kita tidak boleh mengambil hak orang lain dengan semena-mena.
Peran Sunda dalam Konteks Keindonesiaan
Indonesia merupakan negara yang terdiri dari berbagai kelompok ras, agama, suku, kepentingan, wilayah dan berbagai aspek kehidupan lainnya.
Dalam kacamata KDM, peran Sunda bagi Keindonesiaan adalah terletak pada karakter inklusif.
Artinya; masyarakat Sunda terbuka dengan seluruh masyarakat di Indonesia.
Selain itu, inklusifnya masyarakat Sunda juga terdapat pada nilai. Maka, orang Sunda sejak zaman leluhurnya yang belum mengenal agama, siapa pun yang tinggal di Jawa Barat tidak ada konflik suku, dan lainnya.
Sebaliknya, orang Sunda yang tinggal di mana pun tidak berkonflik dengan budaya lain.
Kajian ini berlaku dalam ranah keindonesiaan. Sedangkan, dari sisi Kesundaan mengalami degradasi.
Pemicu degradasi itu antara lain, di kampungnya orang Sunda berubah, mengikuti kultur pendatang.
Lalu, ketua orang Sunda pergi dan tinggal di tempat lain, mereka terasimilasi atau pembauran budaya sendiri dan setempat melahirkan budaya baru.
Hasilnya; ketika mereka kembali ke kampung halamannya, mereka sudah terlihat bukan orang Sunda lagi.
Lalu, ketika kita bicara tentang keindonesiaan, sebenarnya orang Indonesia itu yang mana?
Pakaian nasionalnya yang mana? Setelah melalui kajian mendalam, KDM menemukan fakta bahwasannya orang Indonesia pada umumnya tidak memiliki pakaian resmi nasional.
Justru kita yang biasa terlihat berpakaian necis dengan dasi serta atribut lainnya merupakan produk Eropa.
Masyarakat Indonesia hanya punya bahasa Indonesia.
Ketika kita berbicara tentang pakaian nasional Indonesia, kita berbicara tentang pakaiannya orang Sunda, NTT, Bugis, Betawi, Batak, Timor, Dayak, Jawa, Papua, dll.
Untuk itu, kalau keindonesiaan kokoh, maka Local Wisdom tidak boleh dihancurkan!
Untuk itu, penghormatan terhadap adat masyarakat Indonesia seharusnya dihormati, dilindungi, dilestarikan secara turun-temurun.
Oleh karena itu, Undang - Undang Adat harus disahkan oleh para pejabat publik mulai dari pusat hingga berbagai pelosok negeri.
KDM dalam Keterbukaan Informasi Publik, Relevansi terhadap Program Makan Bergizi Gratis (MBG) Presiden Prabowo Subianto
Sorotan positif dari berbagai kalangan, mulai dari masyarakat di berbagai pelosok negeri, pusat hingga mancanegara terkait kebijakan dan efesien anggaran pemerintah di bawah kepemimpinan gubernur Dedi Mulyadi di provinsi Jawa Barat, sejatinya menjadi inspirasi tersendiri bagi setiap pemimpin dunia, khususnya yang berada di setiap daerah nusantara.
Dampak pertumbuhan ekonomi, berkurangnya angka pengangguran, tingkat kemiskinan, tingkat kriminalitas dan berbagai perubahan positif di pemerintahan Jawa Barat tidak terlepas dari era keterbukaan informasi abad ke-21.
Era di mana kita dengan mudah dan secara cepat mendapatkan insight atau informasi yang secara kontinyu memperkaya wawasan di setiap kisah perjalanan hidup kita.
Berkaitan dengan perspektif KDM dalam konteks Program Makan Bergizi Gratis (MBG), khususnya tingginya angka keracunan yang melanda masyarakat provinsi Jawa Barat, KDM mengatakan pertama-tama gagasan presiden Prabowo Subianto dalam program tersebut sangat mulia.
Di mana, presiden Prabowo Subianto mempunyai konsentrasi terhadap pertumbuhan generasi muda Indonesia (SDM) yang unggul.
SDM Indonesia unggul pun harus melalui rekonstruksi sosial yang menyeluruh dari berbagai aspek kehidupan. Salah satunya melalui Program Makan Bergizi Gratis (MBG).
Di mana, presiden Prabowo Subianto ingin mengangkat anak-anak dari keluarga yang kurang mampu, agar setara melalui program MBG, Sekolah Rakyat, Sekolah Unggul Garuda dan sebagainya.
Untuk itu, pelaksana teknis di lapangan terkait program MBG pun harus ikhlas melayani generasi muda Indonesia.
Lalu, faktanya hari ini, mengapa terjadi banyaknya keracunan makanan?
1. Petugas lapangan khususnya di setiap sekolah penerima MBG menggaji tenaga kerjanya dengan murah.
Akibatnya, pegawai yang bekerja di bidang tersebut tidak totalitas bekerja melayani anak-anak penerima MBG.
2. Bahan bakunya murah
3. Tempat makannya tidak dicuci dengan bersih
4. Dapur untuk memasak tidak bersih (higenis)
5. Anak - anak yang makan rentan. Karena mereka masih usia pertumbuhan.
Seluruh problematika yang terjadi ini menurut KDM adalah niat dari pelaksana yang bertugas di lapangan.
Oleh karena itu, orang yang bekerja secara profesional harus dibangun secara bersama antar setiap pemangku kepentingan di setiap sekolah.
Kemudian dari sisi ekonomi, Jawa Barat per tahun menerima 50 triliun. Dengan anggaran tersebut, ini perlu manajemen dalam pertanian yang memadai.
Berapa kebutuhan pisang di setiap wilayah? Berapa jumlah pohon pisang yang ditanam mulai dari sekarang? Berapa kebutuhan beras, ikan, ayam dan semuanya.
Lalu, siapa yang menyiapkan? Tentunya rakyat. Maka, buat kurikulum pertanian di setiap sekolah.
Sejak dini, anak sekolah juga diajarkan untuk pelihara kambing, ayam, ikan menjadi wajib, guna meningkatkan kualitas diri dan akademik, sebagai daya ukuran keberhasilan.
Apabila seluruh niat baik tersebut berjalan lancar, maka akan tumbuhnya peningkatan ekonomi, dan pada akhirnya melahirkan rakyat yang sejahtera.
Orang punya produk, dijual menjadi produksi MBG, dimakan oleh anaknya.
Jadi, anaknya sekolah, lalu telurnya dari hasil peliharaan ayam melalui koperasi atau langsung melalui penyedia MBG.
Sederhananya anak jual hasil, dia sendiri yang makan, manfaatnya untuk pertumbuhan dirinya, selain peningkatan ekonomi keluarga.
Namun, ini juga akan berbanding terbalik. Jika distributor MBG dikuasai oleh pemilik modal dan akses.
Dia punya uang dan membeli pasokan. Siklus perputaran uang kan hanya berkisar di lingkungan tersebut.
Maka, ini tidak ada implikasi secara menyeluruh terhadap ekonomi rakyat.
Selain itu, pemasok bahan baku MBG tidak memperhatikan kesehatan, yang penting mereka mendapat manfaat. Lalu, ini tidak akan sesuai dengan cita-cita mulia presiden Prabowo Subianto.
Untuk itu, kita ingin program tersebut berhasil, maka seluruh program harus dilakukan secara bersama dan terintegrasi.
Maka, saya di provinsi Jawa Barat memutuskan, mulai Minggu depan akan MoU dengan MBG. Kami akan membentuk Satgas untuk menangani MBG di Jawa Barat.
Saya juga akan membuat ruang pelaporan di kanal YouTube dan seluruh media sosial saya. Setiap hari, Guru tidak boleh mencicipi. Yang mencicipi adalah tenaga teknis yang memeriksa makanan sebelum makanan tersebut masuk ke sekolah.
Kemudian, orang tua, siswa dan Guru boleh memposting makanan yang diterima.
Kalau nilainya kurang, maka ada 3 hal yang akan saya lakukan sebagai gubernur untuk mengawal program ini yakni;
1. Sanksi Administratif
2. Penutupan Dapurnya
3. Sanksi Pidana.
Mengapa? Kalau dari 10 ribu per siswa dikurangin menjadi 7 ribu atau 6 ribu, maka uang negara ini hilang dalam satu porsi makanan.
Lalu, kapan waktu yang tepat untuk merealisasikan program tersebut?
Menurut KDM program tersebut sudah berjalan. Karena program ini merupakan salah satu kurikulum sewaktu ia masih menjabat sebagai Bupati.
Sekarang saya tinggal menerapkannya di Jawa Barat. Jadi, pelihara ayam adalah kurikulum sekolah.
Apa Mimpi dan Harapan KDM terkait Politik Indonesia yang dulunya menjadikan Rakyat sebagai Majikan, kini berubah menjadi Suara Partai Politik?
Tentunya setiap pemimpin pasti berafiliasi dengan partai politik, tapi cara pendekatan KDM lebih condong menjadikan rakyat sebagai Majikan, ketimbang partai politik, kerap kali menimbulkan gesekan antara kepentingan parpol dan pemimpin itu sendiri.
Akibatnya rakyat bertanya - tanya, di manakah esensi dari seorang pemimpin politik?
Apakah seorang pemimpin harus mengambil kebijakan berdasarkan budaya atau lilitan tirani partai politik?
Jika demikian, ke manakah suara profetis dan hati nurani sebenarnya pemimpin itu sendiri?
Tentunya dalam sistem demokrasi, apalagi demokrasi Indonesia yang belakangan ini warga tidak respek lagi, karena banyaknya mafia di dalamnya yang mengambil kebijakan demi menguntungkan kepentingan partai politik serta golongannya.
Kendati pun demikian, di tengah ambigu dan keraguan warga terhadap sistem demokrasi, sosok KDM muncul dengan pendekatan humanisnya yang kerap menuai kontroversi di kalangan lembaga pemerintah.
Karena KDM lebih mementingkan suara rakyat, ketimbang partai politik menjadi inspirasi warga untuk melihat banyaknya sosok penerus KDM di berbagai wilayah.
Menanggapi persoalan tersebut, KDM mengatakan dalam sistem kepala daerah sebenarnya lebih bebas. Sementara di DPRD dan DPR RI ada dua hal yang sangat kontradiktif.
1. Yang terpilih adalah suara terbanyak dan dipilih oleh rakyat. Akan tetapi, ketika mereka sudah terpilih, mereka sudah diatur oleh mekanisme partai melalui fraksi.
Satu sisi mereka disumbang oleh rakyat untuk duduk, terapi ketika mereka duduk, mereka pun terikat mekanisme partai. Akibatnya, tingkat ekspresinya menjadi berkurang, karena mereka takut.
Ketika mereka berekspresi, membelah, apakah pembelaan mereka selaras dengan partai?
Itu pun belum tentu semua politisi berani melakukan tindakan - tindakan yang lebih memilih publik.
Tetapi sebagai gubernur ikatan dengan partai masih sangat kuat. Namun kedekatan dengan rakyat menjadi ukuran keterpilihan ke depan.
Pada akhirnya, dalam politik kita, pada saat anggota DPR, Gubernur, Wali Kota, Bupati itu dipilih suara terbanyak di ujungnya.
Orang - orang yang memiliki tingkat elektoral yang tinggi dengan rakyat diburu sama partai.
Makanya, untuk teman-teman di DPR jangan terlalu takut juga. Toh, pada akhirnya dibutuhkan pada waktunya.
Sehingga semua orang - orang yang mengekspresikan diri dengan masyarakat, jangan pernah takut kehilangan masa depan.
Karena masa depan kita ada dua di situ, yang pertama; Dicintai oleh rakyat, kedua; Dibutuhkan oleh partai.
Sehingga pada waktu pemilu, kita bukan membeli suara. Tapi kita menjadi ekspresi dari kebahagiaan rakyat. Kecintaan rakyat akan diekspresikan melalui pemilihan.
Walaupun money politik ada. Tapi saya menyakini betul mereka yang bekerja baik untuk rakyat, di pemilihan apa pun mereka tidak akan pernah kalah dengan money politik.
Bagaimana KDM Melihat Pro Kontra Masyarakat Terkait Berbagai Kontroversi selama Perjalanan 8 Bulan Memimpin Jawa Barat?
Menanggapi pertanyaan Komarudin Hidayat (Ketua Dewan Pers), KDM mengatakan hingga saat ini sebenarnya banyak masyarakat yang pro ketimbang kontra dengan berbagai kebijakannya.
Dari mana KDM mengetahuinya? Ukurannya terletak pada akademik yang bersifat teknokratik.
Tepatnya berdasarkan tingkat kepuasan publik. Berdasarkan Kompas dalam rilis terakhirnya, tingkat kepuasan warga Jawa Barat terhadap kepemimpinan KDM mencapai 97,4%.
Dengan persentase tersebut, berarti yang kontra sedikit dengan persentase mencapai 2,6%.
Kesimpulan dari tulisan ini adalah saya berpendapat bahwasanya Indonesia memiliki kekayaan Local Wisdomnya. Kekayaan itu bukan hanya milik masyarakat Sunda, tapi setiap daerah. Jika seandainya setiap kepala daerah memimpin dengan berlandaskan pada nilai - nilai kearifan lokal budaya setempat, betapa sejahtera dan tentramnya negeri ini. Maka, kesejahteraan masyarakat bukan lagi menjadi mimpi, tapi akan dengan sendirinya perlahan terbentuk, sebagaimana yang gubernur KDM lakukan di provinsi Jawa Barat.
Sumber tulisan; YouTube Dewan Pers Official
Posting Komentar untuk "Dedi Mulyadi: Saya tidak Membunuh Pers, Tapi Saya Memudahkannya, Bagaimana Local Wisdom Sunda, Islam dan Keindonesiaan Mempengaruhi Komunikasi Publik KDM "
Posting Komentar
Diperbolehkan untuk mengutip sebagian materi dari TAFENPAH tidak lebih dari 30%. Terima kasih