Belajar Bahasa Dawan Timor, Lebih Mudah Bepergian ke NTT, Meningkatkan Komunikasi Lintas Budaya dan Percaya Diri Dekati Nona Manis
Penulis : Frederikus Suni
![]() |
Belajar Bahasa Dawan Timor, Lebih Mudah Bepergian ke NTT, Meningkatkan Komunikasi Lintas Budaya dan Percaya Diri Dekati Nona Manis. Sumber foto; Ig @hits.kefamenanu |
TAFENPAH.COM - Bahasa Dawan merupakan bahasa komunikasi dari masyarakat Atoin Meto (suku Dawan) yang tinggal di kota Kupang (Ibukota) provinsi Nusa Tenggara Timur, kabupaten Timor Tengah Selatan, kabupaten Timor Tengah Utara, sebagian kabupaten Malaka, Belu hingga wilayah eksklave atau daerah yang terpisah jauh dari negara Demokratik Timor Leste, khususnya Distrik Oecusse - Ambeno.
Dalam menjalin komunikasi interpersonal (komunikasi lebih dari dua orang secara langsung/tatap muka), komunikasi formal, komunikasi informal (jenis komunikasi santai dalam lingkungan pertemanan), komunikasi kelompok, komunikasi massa hingga komunikasi digital, Atoin Meto menggunakan bahasa Dawan. Selain bahasa Indonesia.
Pengantar di atas sebagai referensi yang tidak hanya berguna untuk masyarakat Atoin Meto, lebih jauhnya akan memberikan dampak positif terhadap masyarakat dari luar pulau Timor yang mungkin saja, saat ini sedang merencanakan liburan di berbagai destinasi atau tempat wisata ikonik daratan Timor.
Selain itu, dengan meningkatnya angka perpindahan penduduk dari desa ke kota, maupun perpindahan penduduk dari kota ke desa, memungkinkan adanya interaksi antar budaya.
Dalam interaksi tersebut, pastinya ada peleburan budaya, cara berpikir, bersosialisasi dan timbulnya rasa aman antara masyarakat suku Dawan Timor dan daerah lain.
Realita sosial tersebut juga memberikan peluang peningkatan relasi antara laki - laki dan perempuan (entah si laki dan perempuan berasal dari suku Dawan Timor, sebaliknya perempuan dan laki dari luar NTT) dalam hal ini ketertarikan biologis.
![]() | |
|
Konteks ketertarikan biologis di sini berkaitan dengan hubungan yang saling menguntungkan (mutualisme) dalam kisah percintaan.
Ketika kita sampai pada kondisi demikian, mau tidak mau kita pun wajib mempelajari kebudayaan orang lain.
Tujuan kita mempelajari budaya sesama, termasuk bahasanya adalah agar memudahkan komunikasi relasi dalam jangka panjang.
Makanya, dengan belajar bahasa Dawan Timor, peluang untuk mendekati gebetan atau orang yang kita sukai, terlebih si dia berasal dari suku Dawan Timor jauh lebih mudah.
Kemudahan tersebut akan berdampak dan sudah pasti, ikut meningkatkan rasa nyaman antara laki - laki dan perempuan.
![]() | |
|
Karena pada umumnya, perempuan dari daratan pulau Timor akan merasa nyaman, bila kamu mengucapkan kalimat "AKU CINTA KAMU" dalam bahasa kesehariannya.
Au` artinya: Aku/Saya/Diriku
Lo'em artinya: Suka, sayang, cinta, sementara Ko adalah padanan atau persamaan makna dari "HO yang berarti "KAMU."
Lalu, mengapa penulisan dan pengucapannya beda. Karena bahasa Dawan itu kaya akan pengucapan atau grammarnya.
Misalnya: Bila kamu sedang jatuh cinta dengan Nadia. Lalu, kamu merasa nyaman dengan dia.
Untuk mengungkapkan perasaan kamu, cukup saja kamu katakan "Au Lo'em ko."
Namun, ini kedengarannya terlalu formal ya.
Tapi tidak apa-apa. Intinya antara kamu dan dia bisa menyatukan perasaan.
Namun, sebelum kamu mengungkapkan 'AU LO'EM KO, cobalah rayu dia dengan memujinya dengan bahasa gaulnya " Ai binon ija lom matau ai."
Arti dari kalimat rayuan Dawan ini adalah; Nona e kamu cantik banget."
Nah, semoga gebetanmu langsung jatuh ke pelukanmu ya😂😂😂😂.
Selamat mencoba, semoga berhasil💪💪
Belajar Bahasa Dawan Lebih Mudah Bepergian di Pulau Timor
Di awal tulisan ini, Tafenpah sudah terang benderang menyajikan informasi geografis terkait masyarakat Atoin Meto.
Jadi, pada poin kedua ini, kita akan melihat dampak positif di balik keseriusan masyarakat di luar NTT untuk belajar Bahasa Dawan.
Belajar bahasa Dawan tidak hanya berguna di kalangan remaja, orang dewasa dan siapa saja yang saat ini sedang jatuh cinta dengan nona manis dari suku Dawan Timor NTT.
Jauh dari urusan percintaan, belajar bahasa Dawan memberikan manfaat terbesar bagi wisatawan atau penyuka traveling.
Di mana, aspek utama rasa nyaman di kalangan wisatawan dari luar pulau Timor, provinsi Nusa Tenggara Timur bukan tentang seberapa eksotiknya destinasi atau tempat wisatanya.
Akan tetapi, perjalanan itu akan terasa lebih menyenangkan, bila wisatawan mendapatkan pengalaman yang lebih emosional bersama dengan masyarakat suku Dawan.
Untuk mendapatkan sisi emosional, rasa kebudayaan, rasa keberadaan, rasa sejarah, rasa memiliki, rasa empati, rasa sosial serta berbagai jenis rasa hidup, memahami komunikasi harian Atoin Meto dalam bahasa Dawan merupakan prasyarat utamanya.
Tanpa memahami bahasa Dawan Timor NTT, perjalanan wisatawan hanya sebatas menikmati kulit luarnya saja.
Makanya, tidak berlebihan filsuf kebudayaan berpengaruh abad ke-20 yakni; Ernst Cassirer mengajarkan setiap orang untuk mengenali manusia dari aspek budaya.
Artinya; untuk mengenal orang lain, pertama - tama kita harus mengenal Komunikasinya. Dalam artian komunikasi budaya menjadi pijakan bagi kita untuk melakukan penetrasi lebih dalam terhadap keberadaan Atoin Meto (Suku Dawan Timor).
Karena suku Dawan Timor hidup dan akan tetap menciptakan ekosistem persahabatan mereka bersama pendatang ( wisatawan) dalam bingkai kearifan lokal.
Kajian tentang komunikasi lintas budaya juga menjadi fokus utama Profesor Deddy Mulyana.
Terlebih elaborasi idenya dari pendapat Profesor Universitas Hawai, K.S. Sitaram dan Roy Cogdell tentang pentingnya semua orang di negara mana pun mempelajari komunikasi antarbudaya.
Makna tersembunyi dari elaborasi pendapat di atas adalah semacam framing positif yang memicu keseriusan setiap orang untuk belajar lebih banyak tentang kearifan lokal budayanya dan anggota budaya lain.
Artinya; dengan mempelajari budaya lain, sebenarnya kita mempelajari budaya diri kita sendiri, termasuk pengaruhnya atas cara kita berkomunikasi dengan orang lain (Park dan Klopf, 2004:ii) (Referensi buku Komunikasi Lintas Budaya, karya Prof. Deddy Mulyana).
Sajian ide besar di atas, tidak berguna hanya untuk kalangan wisatawan yang datang ke pulau Timor. Akan tetapi, masyarakat suku Dawan Timor juga berpeluang untuk mempelajari budaya orang lain.
Inilah arti dari mutualisme komunikasi lintas budaya dalam bidang pariwisata di daratan pulau Timor, provinsi Nusa Tenggara Timur di abad ke-21.
Pembaca yang tertarik untuk mendalami literatur kebudayaan suku Dawan Timor, tidak salah jika meluangkan waktunya untuk membaca Contoh Penggunaan Bahasa Dawan Timor Barat dalam Kehidupan Harian Atoin Meto.
Setelah teman - teman membaca contoh penggunaan bahasa Dawan Timor dalam kehidupan sehari-hari, TAFENPAH dengan optimis dan mengakui adanya peningkatan pemahaman serta bertambahnya kosa kata bahasa Dawan dalam kamus wisatawan.
Demikian informasi dan ulasan dari penulis untuk pembaca setia TAFENPAH di edisi Minggu pertama bulan Oktober 2025.
Sebagai dukungan teman-teman, jika tulisan ini bermanfaat, silakan dibagikan kepada teman, rekan bisnis, saudara, kampus, rekan kerja dan masyarakat luas melalui media sosial Facebook, Instagram, WhatsApp, Tiktok dll.
Instagram TAFENPAH :
@tafenpahtimor & @suni_fredy
YouTube :
Tiktok:
@tafenpah.com
Facebook :
@tafenpahtimor
Sumber Tulisan; Buku Komunikasi Lintas Budaya karya Prof. Deddy Mulyana
Analisa TAFENPAH
Posting Komentar untuk "Belajar Bahasa Dawan Timor, Lebih Mudah Bepergian ke NTT, Meningkatkan Komunikasi Lintas Budaya dan Percaya Diri Dekati Nona Manis"
Posting Komentar
Diperbolehkan untuk mengutip sebagian materi dari TAFENPAH tidak lebih dari 30%. Terima kasih