Tama Maus (Persembahan Upeti) Ama Lopo Ba'as dan Ume Kukus Mala Kepada Sonaf Nunu Haumeni dan Sonaf Ba'af
Penulis: Fredy Suni
 |
| Tama Maus/Persembahan Upeti dari Ama Lopo Ba'as dan Tua Sasi kepada Usif Lake di Haumeni | Tafenpah.com |
Tafenpah.com - Persembahan upeti atau dalam bahasa Dawan disebut 'Tama Maus,' biasanya dilakukan Ama Lopo Ba'as dan Ume Kukus Mala, sebutan khas untuk 'Tua Sasi' kepada kerajaan Haumeni.
Kerajaan Haumeni ada dua yakni; Lake Teboko (Sonaf Nunu Haumeni) dan Lake O'me (Sonaf Ba'af atau Sonaf Mnasi Haumeni).
 |
| Persembahan Upeti (Tama Maus) dari Ama Lopo Ba'as dan Ume kukus Mala/ Tua Sasi kepada Raja Haumeni | Foto; Gusty Lake |
Persembahan upeti (Tama Maus) ini diadakan setahun sekali oleh Ama Lopo Ba'as yang terdiri dari suku Asuat dan M'naomboko) bersama Ume Kukus Mala (Ai Lif Tuakin, Paku Liuf Tuakin atay lebih dikenal dengan sebutan TUA SASI.
Langkah- Langkah Tama Maus
Pertama; Suku besar dari Ama Lopo Ba'as biasanya datang dan berkumpul di Ume Kukus Mala (Rumah Adat Tua Sasi) di Ob'tokof.
Baca Juga; Filosofi Pembuatan Rumah Adat Desa Haumeni
Setelah semua anggota Ama Lopo Ba'as dan Tua Sasi berkumpul, mereka akan membentuk kelompok dan dipimpin oleh Tua Adat dan langsung menuju ke Sonaf Ba'af dan Sonaf Nunu dengan membawa persembahan Upeti berupa 'PADI dan JAGUNG.'
 |
| Usi Lake Sonaf Ba'af |
Lalu, mengapa harus ada persembahan upeti (Tama Maus) dari Amaf kepada Usif (Raja)?
 |
| Upacara persembahan kepada leluhur di makam Usi Tefa Lake depan Sonaf Nunu Haumeni | Foto: Gusty Lake |
Karena pemilik wilayah atau kekuasaan adalah Usi Lake (Raja Haumeni) yang dipimpin oleh dua Usif yakni; Usi Lake Teboko dan Usi Lake O'me.
Selain itu, makna dari Persembahan Upeti dari Ama Lopo Ba'as dan Tua Sasi kepada Usif Lake sebagai penghormatan atau ucapan terima kasih mereka kepada Raja Haumeni yang telah berkenan memberikan mereka tempat tinggal/wilayah dan lahan untuk digarap demi memenuhi kebutuhan hidup mereka.
 |
| Dokumentasi foto Ama Lopo Ba'as serta Tua Sasi dan Usif Lake di Sonaf Nunu | Foto; Gusty Lake |
Sejak Kapan Persembahan Upeti dari Amaf kepada Usif?
 |
| Usi Gusty bersama Istri di depan Sonaf Haumeni |
Sejatinya kearifan lokal budaya etnis Dawan, khususnya yang berada di Desa Haumeni dan Desa Ba'as, Kecamatan Bikomi Utara, Kabupaten Timor Tengah Utara (TTU), Provinsi Nusa Tenggara Timur ini sudah ada sejak sistem kerajaan zaman lampau.
Tradisi ini dilakukan secara turun -temurun (lintas generasi).
Zaman boleh saja berubah, tetapi tradisi ini akan tetap berlanjut sampai kapan pun.
Karena manusia itu hidup dari budaya dan mati pun dalam bingkai kebudayaan.
Persembahan Upeti ini juga dimaknai sebagai kesadaran dari Amaf kepada Usif (Raja) yang bermurah hati.
Dengan demikian, muncullah keyakinan bahwasannya Persembahan Upeti (Tama Maus) akan mendatangkan berkat yang melimpah, terutama Padi dan Jagung setiap tahun.
Filosofi ini selalu bertalian erat dengan pemikiran-pemikiran dari para Antropolog dan juga Filsuf-Filsuf yang meletakkan dasar kehidupan pada tradisi keseharian dari mana kita lahir dan dibesarkan.
Terutama Filsuf Baruch de Spinoza yang mengajarkan integrasi atau kesatuan manusia dan alam.
Begitu pun pemikiran dari Filduf Martin Heidegger dan Friedrich Nietzsche yang melihat 'NIHILISME' yang berarti proses di mana pada akhirnya tiada lagi yang tersisa.
Untuk itu, Penulis yang berasal dari etnis Dawan menyadari pentingnya tulisan-tulisan kebudayaan, khususnya Tama Maus sebagai persembahan untuk masyarakat Haumeni dan orang Dawan pada umumnya.
Agar kelak mereka (generasi penerus) bisa ikut belajar sejarah nenek moyang mereka, khususnya tradisi TAMA MAUS atau PERSEMBAHAN UPETI dari Ama Lopo Ba'as dan Ume Kukus Mala (Tua Sasi) kepada Usi Lake Teboko dan Usif Lake O'me di Haumeni.
Terima kasih dan salam kebudayaan.
Sumber Rujukan; Tradisi Lisan dan Diskusi bersama Bapak Gusty Lake via pesan WhatsApp, Senin 23/1/2023.
Posting Komentar untuk "Tama Maus (Persembahan Upeti) Ama Lopo Ba'as dan Ume Kukus Mala Kepada Sonaf Nunu Haumeni dan Sonaf Ba'af "
Berkomentarlah dengan baik dan sopan ya! | Terima kasih
Diperbolehkan mengutip tulisan dari Tafenpah tidak lebih dari 30%, dengan syarat menyertakan sumber | Mari, kita belajar untuk menghargai karya orang lain | Salam hangat