Kisah Penjual Jagung, Akhirnya Kuliah di Ilmu Komunikasi Universitas Nusa Cendana Kupang

Penulis : Frederikus Suni 

Riky, mahasiswa Program Studi Ilmu Komunikasi Universitas Nusa Cendana (Undana) Kupang. Foto Instagram @valda.dg

TAFENPAH.COM - Riky, mahasiswa Program Studi Ilmu Komunikasi Universitas Nusa Cendana (Undana) Kupang, provinsi Nusa Tenggara Timur, ketika bertemu atau berpapasan dengan seorang anak kecil yang membawa kotak berukuran persegi empat, berisikan dagangan, pandangan Riky penuh makna, seolah waktu menarik dirinya untuk bersafari atau melakukan traveling ke masa kecilnya.

Dulu, ketika Riky masih seusia dengan anak kecil tersebut, dirinya sering kali keluar - masuk kampus ternama pulau Timor itu sebagai penjual jagung.



"Setiap butir jagung yang ia jual kala itu adalah doa yang terbungkus sederhana. Riky berdoa agar suatu hari ia bisa kembali menapaki kampus ini, bukan sebagai penjual jagung lagi, tetapi dengan identitas yang berbeda."









Doa, jeritan, tangisan, dan harapan yang Riky persembahan kepada Sang Pencipta, kini terbayar dengan identitasnya yang berbeda yakni sebagai mahasiswa.

Meskipun saat ini, Riky menjadi mahasiswa aktif di Program Studi Ilmu Komunikasi Universitas Nusa Cendana (Undana), dan butuh waktu yang lama untuk merealisasikan setiap mimpi masa kecilnya,
tapi kisah heroik masa kecil Riky pun menjadi inspirasi tersendiri bagi TAFENPAH dan juga pembaca di mana pun.

Karena di balik perjalanan hidup Riky, tentunya tidak lah mudah.

Bagaimana tidak, panas terik kota Kupang yang suhunya setiap hari mencapai 28 °C - 40 °C pada waktu itu, seorang anak kecil merelakan masa bermainnya, berjibaku dengan kerasnya roda ekonomi keluarga, belum lagi kedinginan, akibat hujan, bahkan lelah yang terkadang membuat semangatnya nyaris padam, ia pun tak menghiraukannya.




Karena Riky selalu yakin, bahwasannya apa yang ia korbankan saat itu (Past Tense) merupakan manifestasi masa depannya yang jauh lebih baik.

Jujur, ketika saya membaca sepintas kisah perjalanan Riky melalui laman instagram @valda.dg pada saat yang bersamaan, saya tidak bisa menahan tangisan.

Karena seluruh rangkaian atau cerita perjalanan Riky, kurang lebih seperti yang saya dan juga pembaca TAFENPAH alami, terlebih anak-anak yang berasal dari lingkungan keluarga yang ekonominya tidak cukup, bahkan jauh dari kata cukup, tetapi mereka selalu optimis akan hari esok, lusa, dan yang akan datang.

Optimisme dan ketekunan Riky telah membawa dirinya berada di titik terbaik saat ini, terlebih karena ia sudah merasakan nuansa atau atmosfer dunia perguruan tinggi yang dulunya ia hanya bayangkan saja, tetapi kini menjadi sesuatu yang penting dan akan membawanya berjalan seluas samudera dan batu karang kota Kupang, guna menciptakan banyak peluang hidupnya.

Pendidikan Syarat Mutlak Setiap Orang Dalam Menciptakan Kesempatan Hidup


Banyak orang terus berangan - angan untuk mendapatkan pekerjaan, keluarga yang bahagia, kesempatan mengelilingi dunia, mendapatkan rezeki yang cukup, bekerja sesuai dengan passionnya serta berbagai hal yang bersifat menyenangkan.

Akan tetapi, mereka melupakan arti dari perjuangan itu sendiri.

Kisah Penjual Jagung yang tidak lain adalah Riky, seorang mahasiswa Ilmu Komunikasi Universitas Nusa Cendana (Undana) Kupang yang TAFENPAH sajikan pada kesempatan ini, merupakan potretan atau contoh nyata, bagaimana ketekunan (Grit) dari seorang anak kecil yang rela bekerja apa saja, demi memperbesar kemungkinan jalan hidupnya.

Riky telah membuktikan kepada kita, bahwasannya di balik setiap langkah perjalanan, memang tidak lah mudah.

Namun, elaborasi doa, harapan, kerja keras, pantang mundur, dan berbagai hal yang berkaitan dengan self improvement (pengembangan diri), pada saatnya tiba, kita akan menikmati hasilnya.

Kendati pun, Riky saat ini masih berjuang untuk menyelesaikan studinya di Universitas Nusa Cendana (Undana) Kupang, tapi setidaknya ia telah menginspirasi banyak orang untuk berani bermimpi.

Lalu, dari manakah kita harus membangun mimpi tersebut?

Salah satunya adalah melalui jalur pendidikan. Karena hanya dengan pendidikan yang cukup, seseorang bisa memperbesar kemungkinan karir, peluang, tingkat kesejahteraan keluarganya, kesehatan, harapan hidup, dan lainnya.

Demikian potretan singkat terkait kisah heroik dari Riky pada kesempatan ini.

Kita harapkan di episode selanjutnya, kita dapat mengobrol dan berbagi kisah hidup yang jauh lebih kaya dan bermakna bersama kakak Riky.




TAFENPAH.COM
TAFENPAH.COM Salam Literasi. Perkenalkan saya Frederikus Suni. Saya pernah bekerja sebagai Public Relation/PR sekaligus Copywriter di Universitas Dian Nusantara (Undira), Tanjung Duren, Jakarta Barat. Saya juga pernah terlibat dalam proyek pendistribusian berita dari Kementerian Komunikasi dan Digital (Komdigi) ke provinsi Nusa Tenggara Timur bersama salah satu Dosen dari Universitas Bina Nusantara/Binus dan Universitas Atma Jaya. Tulisan saya juga sering dipublikasikan ulang di Kompas.com. Saat ini berprofesi sebagai Mahasiswa Ilmu Komunikasi di Universitas Siber Asia (Unsia), selain sebagai Karyawan Swasta di salah satu Sekolah Luar Biasa Jakarta Barat. Untuk kerja sama bisa menghubungi saya melalui Media sosial:YouTube: Perspektif Tafenpah||TikTok: TAFENPAH.COM ||Instagram: @suni_fredy || ������ ||Email: tafenpahtimor@gmail.com

Posting Komentar untuk "Kisah Penjual Jagung, Akhirnya Kuliah di Ilmu Komunikasi Universitas Nusa Cendana Kupang"