Walkot Kupang Hadiri Karnaval Budaya Munas VII APEKSI dengan Busana Adat Sabu NTT, Pelajaran Apa yang Generasi Muda Kupang Dapatkan?

Penulis : Frederikus Suni 

Wali Kota Kupang, dr. Christian Widodo bersama istrinya memakai pakaian adat Sabu NTT dalam Munas VII APEKSI Surabaya 2025. Sumber gambar Ig @dr.christian.widodo/Tafenpah.com


TAFENPAH.COM - Wali Kota Kupang, dr. Christian Widodo bersama istrinya tampil anggun dengan busana adat Sabu, provinsi Nusa Tenggara Timur dalam Musyawarah Nasional (MUNAS) ke-VII Asosiasi Pemerintah Kota Seluruh Indonesia (APEKSI) di Surabaya, Jawa Timur.

Acara ini mengusung tema "Linght Culture Paradise". 

Melalui kegiatan ini, Pemkot Surabaya mengajak masyarakat Indonesia, khususnya yang berada di kota pahlawan untuk turut menyaksikan kekayaan atribut atau pakaian adat setiap daerah yang dikenakan oleh para wali kota beserta istrinya, sebagai pembelajaran akan betapa pentingnya merawat nilai-nilai kearifan lokal nusantara di tengah perkembangan teknologi informasi dan komunikasi abad ke-21.

Baca Juga: 



Merajut kekayaan setiap wilayah yang termanivestasi dalam pakaian adat, menyimbolkan Unity in Diversity.

Artinya; dalam keberagaman bangsa Indonesia merayakan persatuan.

Sebagai bangsa besar dunia, kita bangga memiliki identitas lokal. Dalam membangun identitas lokal, ada kesadaran dari setiap pribadi untuk aktif terlibat dalam kegiatan promosi seni dan budaya.

Sebagaimana yang wali kota Kupang, dr. Christian Widodo dan istrinya tampilkan di hadapan publik.

Penampilan kedua pasangan milenial ini, secara tak langsung membentuk sense of culture atau rasa kebudayaan provinsi Nusa Tenggara Timur di panggung Indonesia.

Kendati, wali kota Kupang berasal dari keturunan Tionghoa, namun ia sudah meresapi nilai-nilai kebudayaan masyarakat NTT, khususnya etnis/suku bangsa Sabu sebagai bagian dari dinamika perjalanan politiknya.

Rasa Memiliki Wali Kota Kupang Mencerminkan Keseriusannya dalam Memberdayakan UMKM Lokal NTT

Wali Kota Kupang, dr. Christian Widodo bersama istrinya memakai pakaian adat Sabu NTT dalam Munas VII APEKSI Surabaya 2025. Sumber gambar Ig @dr.christian.widodo/Tafenpah.com



Di balik parade atau Karnaval Budaya Munas VII APEKSI 2025, wali kota Kupang, dr. Christian Widodo mengajak masyarakat NTT untuk ikut mempromosikan kearifan lokal budayanya.

Karena dalam promosi seni dan budaya lokal, sejatinya kita sedang menyebarluaskan pesan sekaligus nilai-nilai universal leluhur.

Dalam kajian filsuf Ernst Cassirer, budaya merepresentasikan (mewujudkan) rasa memiliki (sense of belonging) setiap individu dalam menjalani kehidupan.

Menjalani kehidupan dalam lanskap atau potretan filsuf Ernst Cassirer (blasteran) Yahudi dan Jerman mengandaikan kita sebagai subjek (tokoh utama) dalam setiap atraksi penyebarluasan informasi dari mana kita lahir dan dibesarkan.

Tanggung jawab moral tersebut juga berkesinambungan dengan pemikiran besar filsuf Baruch de Spinoza yakni; alam atau Tuhan merupakan satu kesatuan dari desain sempurna manusia.

Artinya; manusia setiap saat berproses untuk mencari value atau nilai apa yang menghidupinya.

Sebagai contoh; Wali Kota Kupang, dr. Christian Widodo meski berasal dari keluarga Tionghoa, akan tetapi saat ini ia menyadari keberadaannya sebagai pilar utama dalam memajukan literasi kebudayaan masyarakat NTT.

Lebih jauhnya, mantan Anggota DPRD NTT periode 2019-2024 tersebut, menyadari dirinya sebagai makhluk sosial yang dalam kesehariannya tidak akan pernah lepas dari cerita-cerita kebudayaan warganya.

Dalam cerita kebudayaan, dr. Christian Widodo terlibat dalam dialog Profetis. Artinya; ia bersama istrinya selalu berada dalam bingkai atau lingkaran nilai-nilai sosial, budaya, pendidikan, cara pandang, ekonomi, politik hingga religi warga NTT, khususnya warga Sabu yang ada di kota Kupang dan sekitarnya.

Lantas, nilai apa yang perlu generasi muda NTT pelajari dari kecintaan Wali Kota Kupang terhadap Kearifan Lokal Budaya Sabu?

Sebagai warga negara yang berada di bagian paling Selatan Indonesia, kita memiliki jutaan kekayaan lokal budaya.

Kekayaan - kekayaan tersebut, sejauh ini belum sepenuhnya kita sadari.

Untuk itu, melalui pendekatan sederhana dari Wali Kota Kupang, dr. Christian Widodo dan istrinya tampilkan, kita belajar untuk lebih mencintai seni dan budaya NTT dalam kondisi apa pun.

Karena di balik kearifan lokal budaya setempat, ada etika dan moral yang sudah dihidupi oleh leluhur kita.

Untuk itu, sebagai generasi muda NTT yang dalam kesehariannya lebih mudah mengakses informasi, sejatinya kita memiliki peluang besar dalam memajukan literasi kebudayaan kita.

Teknologi informasi dan komunikasi terus berkembang, kita pun harus berkembang dalam cara pikir, gaya hidup, pendidikan, terutama bagaimana kita menyikapi setiap persoalan hidup dengan berpatokan pada nilai-nilai historitas setempat.

Akhirnya, kita pun berterima kasih kepada aksi nyata dari Wali Kota Kupang, dr. Christian Widodo yang merelakan separuh hidupnya untuk terlibat aktif dalam kegiatan promosi seni dan budaya lokal NTT.


Agar Anda dan keluarga tercinta terus terhubung dengan TAFENPAH, ikuti juga media sosial kami di bawah ini 👇 👇 👇 


TikTok: @tafenpah.com



TAFENPAH.COM
TAFENPAH.COM Salam kenal! Saya Frederikus Suni, Mahasiswa Ilmu Komunikasi Universitas Siber Asia ||Menekuni bidang Jurnalistik sejak 10 tahun lalu. ||Saya pernah menjadi Jurnalis/Wartawan di Metasatu dan NTTPedia.Selain itu, saya juga berkolaborasi dengan salah satu Dosen dari Binus university dan Atma Jaya, terutama Proyek dari Kementerian Komunikasi dan Informatika RI, dalam pendistribusian berita ke Pemerintah Provinsi Nusa Tenggara Timur.Saya juga pernah menjadi bagian dari Public Relation/PR sekaligus Copywriter dari Universitas Dian Nusantara (Undira) Tanjung Duren Jakarta Barat.Saat ini fokus mengembangkan portal pribadi saya TAFENPAH.COM dan juga menjadi kontributor di beberapa website tanah air, Kompasiana, Terbitkanbukugratis, Eskaber, PepNews, Lombokainsider.Tulisan saya juga beberapa kali dipublikasikan ulang di Kompas.comSaya juga menerima jasa pembuatan Website ||Media sosial:YouTube: Perspektif Tafenpah||TikTok: TAFENPAH.COM ||Instagram: @suni_fredy ||Terkait Kerjasama dapat menghubungi saya melalui kontak ������ ||WhatsApp: 082140319973 ||Email: tafenpahtimor@gmail.com

Posting Komentar untuk "Walkot Kupang Hadiri Karnaval Budaya Munas VII APEKSI dengan Busana Adat Sabu NTT, Pelajaran Apa yang Generasi Muda Kupang Dapatkan?"