Webinar Jurnalistik: Tips Mencari Gagasan dalam Penulisan Esai Populer di Media Massa bersama Mahasiswa Universitas Terbuka Ambon

Penulis : Frederikus Suni 


Webinar Jurnalistik Tafenpah; Penulisan Esai Populer di Media Massa bersama Mahasiswa Universitas Terbuka Ambon. Tafenpah.com

TAFENPAH.COM - Kemajuan teknologi informasi dan komunikasi abad ke-21, memungkinkan kita untuk ikut mencermati berbagai fenomena atau peristiwa yang sedang berlangsung maupun kejadian yang sudah selesai (Past Tense), tapi dampaknya masih sangat relevan dengan kehidupan kita saat ini dan nanti.

Kesinambungan atau keterhubungan itu mendorong kita untuk mencari tahu lebih lanjut mengenai apa saja yang kita butuhkan dalam mengelaborasikan/menggabungkan pemikiran dari berbagai tokoh dunia, termasuk sejarah dunia yang pada akhirnya kita akan realisasikan dalam penulisan esai populer di media massa.

Dalam dunia jurnalistik, esai merupakan salah satu karya tulis yang memadukan atau mengkompilasikan pendapat seseorang dengan fakta, dan analisa. Senada dengan reportase Jurnalistik di media massa.

Baca Juga Siaran Pers Komen Lida: 

Siaran Pers Komen Lida: Sastra sebagai Sketsa Kehidupan




Perbedaannya hanya terletak pada sentuhan rasa dan pengalaman. Artinya, esai populer di media massa bersifat subyektif.

Esai dikatakan bersifat subyektif karena di dalamnya menggabungkan opini penulis dan juga fakta yang ada di dalam kehidupan harian masyarakat.

Pelatihan Kepenulisan Esai Populer di Media Massa bersama Mahasiswa Universitas Terbuka Ambon. TAFENPAH.COM



Perlu kita garisbawahi di sini adalah materi yang saya presentasikan kepada mahasiswa/mahasiswi penerima program 'Kartu Indonesia Pintar Kuliah (KIP Kuliah) dan CSR Universitas Terbuka Ambon pada Sabtu, 28/6/2025, pukul 10.00 WITA atau pukul 08.00 WIB berorientasi pada pengalaman, bukan hal-hal teknis sebagaimana yang kita jumpai dalam berbagai publikasi di media massa.

Tafenpah.com



Alasan saya mempresentasikan materi webinar Jurnalistik yang berjudul "Penulisan Esai Populer di Media Massa," (Tips dan Trick Dari Gagasan ke Publikasikasi) dengan cita rasa atau sentuhan pengalaman, bukan persoalan teknis. Karena saya menginginkan mahasiswa/mahasiswi dari Universitas Terbuka Ambon lebih mudah memahami intisari materi tersebut.

Dari pengalaman itulah yang nantinya mereka akan menjadikannya sebagai pedoman atau semacam inspirasi dalam merangkai perspektif besar dunia (Pendapat/opini/gagasan/ide) serta fakta dan analisa mendalam di balik setiap karya penulisan mereka.

Pengumpulan Ide

Pada poin kedua ini, saya membagikan pengalaman saya ketika mencari atau mengumpulkan ide tulisan, di antaranya kurang lebih ada 10 bagian besar seperti di bawah ini;

1. Fenomena Sosial 

2. Unsur Pengalaman

3. Brainstorming 

4. Membaca

5. Menonton

6. Mencatat poin-poin penting 

7. Gaya Bahasa

8. Segmentasi Pembaca 

9. Mencari Rekan/Media Publikasi 

10. Self Reward 



Pembahasan 

1. Fenomena Sosial 

Keadaan sosial hari ini, secara tidak sadar mendorong kita untuk memasuki labirin atau lorong - lorong kegelapan yang sudah terjadi di masa lampau.

Di mana, peristiwa atau kejadian besar dunia (sejarah dunia), entah dari abad pengembaraan manusia dari satu tempat ke tempat lain, bergerak menuju masa penemuan alat-alat, kemudian abad pertengahan (kegelapan) Eropa, perang dunia 1 (masa penjajahan), perang ideologi komunis dan kapitalisme (Perang Dunia ke-2) sampai pada dinamika sosial bangsa kita (zaman Proklamasi - Reformasi) ini memungkinkan kita untuk membaca apa yang akan kita hadapi di masa pengepungan teknologi Artificial Intelligence (AI), baik untuk saat ini dan di waktu yang akan datang (future).

Dari fenomena tersebut, saya yakin sebagai mahasiswa ataupun penulis bahkan siapa pun pastinya membayangkan (memvisualisasikan) kehidupannya di masa depan.

Tak berhenti di situ, fenomena atau peristiwa sejarah dunia itu ikut memperkaya pandangan/perspektif kita tentang apa yang tersadari maupun yang tidak tersadari.

Relevansi dari fenomena sosial ini adalah kita dapat mengumpulkan fakta.

Proses pengumpulan fakta beserta analisanya ini juga akan membawa kita pada fase beropini.

Penggabungan antara fakta, analisa, dan opini sangat membantu kita untuk menulis esai populer di media massa.

2. Pengalaman 

Apa yang kita alami dan rasakan dalam kehidupan harian merupakan bagian integral (satu-kesatuan) dari desain sempurna semesta.

Dalam pandangan filsuf Baruch de Spinoza, persoalan ini berkaitan dengan keberadaan/eksistensi manusia, alam, dan Tuhan yang tidak mungkin kita pisahkan dalam bingkai kehidupan kita.

Sama halnya, ketika kita melakukan proses filterisasi atau pemilahan pengalaman, dalam hal ini poin penting apa saja yang kita butuhkan dalam memperkaya materi tulisan kita, pengalaman adalah prasyarat utama seorang penulis.

Tanpa pengalaman kita tidak akan bisa melakukan sesuatu. Untuk itu, merangkai setiap peristiwa kecil yang kita alami, rasakan, dan temui dalam kehidupan lintas budaya maupun sektor apa pun itu sangat membantu kita dalam proses produksi karya jurnalistik, terutama penulisan esai populer di media massa.

Mencari ide melalui term pengalaman juga tidak akan dipisahkan dari keberadaan orang lain.

Karena sebagai makhluk sosial, tentunya kita tidak hidup sendirian (individualistik), tapi kita selalu hidup berdampingan dengan orang lain (komunal/komunitas).

Pengalaman itulah yang kita jadikan sebagai acuan/pedoman bagi kita untuk menulis esai populer di media massa.

Saya pun menyadari bahwasanya ide memang bisa datang dan hadir dalam kondisi apa pun.

Akan tetapi, kesulitan terbesar kita adalah bagaimana mengawali atau memulai tulisan itu sendiri. 

Untuk itu, mereka yang terbiasa menulis hal-hal kecil dalam hidupnya, tentu saja mereka tidak akan mengalami kesulitan dalam memaparkan ide/gagasan mereka di dalam penulisan esai populer.

Hipotesa saya: Tanpa pengalaman dan latihan secara kontinyu (terus - menerus) mustahil kita tidak akan mampu menyampaikan ide besar kita ke dalam pesan komunikasi yang terwujud dalam esai.


3. Brainstorming 

Brainstorming adalah kegiatan/aktivitas sharing pengalaman (diskusi) antar satu dan lainnya dalam mencari ide, gagasan, pendapat yang pada akhirnya melahirkan solusi dan juga inovasi baru di dalam aspek ilmu pengetahuan.

Di dalam kegiatan brainstorming ini, ada pun hal-hal yan perlu kita pegang (semacam alarm kebersamaan) yakni;

- Kejujuran
- Harmonisasi 

Dua aspek di atas akan melahirkan novelty (inovasi/pembaharuan/penyegaran) perspektif yang nantinya kita jadikan sebagai pedoman dalam menulis esai populer di media massa.

Kendati demikian, dalam aktivitas brainstorming juga ada satu hal yang perlu kita hindari yakni; Kritik.

Kritik bisa saja membangun sekaligus menambah kesadaran baru. Namun, pada umumnya, kecenderungan terbesar masyarakat kita adalah kritik yang mengarah pada kehancuran.

Oleh karena itu, dalam mengumpulkan ide tulisan esai, khususnya di poin brainstorming perlu kita junjung asas kejujuran, harmonisasi demi melahirkan inovasi baru dalam kacamata ilmu pengetahuan dan sastra.


4. Membaca

Membaca adalah kegiatan mengumpulkan ide termasuk kesadaran baru, guna memperkaya kita dalam proses penulisan esai populer di media massa.

Seorang Penulis yang baik, biasanya rajin membaca. Karena dalam membaca, secara tak sadar naluri dan juga imajinasi kita ikut hanyut bersama ide brilian dari penulis itu sendiri.

Kendati demikian, berdasarkan Programme for Internasional Student Assessment (PISA) tahun 2022, peserta didik kita dalam aspek literasi sangat mengkhawatirkan. Meskipun pada saat yang bersamaan, ada peningkatan skor atau naik tingkat antara 5-6 dari tahun 2018 silam.

Hasil PISA tersebut memberikan satu perspekti kepada kita bahwasannya di tengah kemajuan teknologi informasi dan komunikasi abad ke-21 ini, warga Indonesia masih sangat minim terhadap budaya literasi.

Literasi tidak hanya persoalan membaca, menulis dan memahami materi. Lebih daripada itu, literasi mencakup kemampuan manajemen diri, emosi, daya kritis dan kepekaan sosial.

Manfaat membaca juga akan memperkaya tulisan kita di media massa.

Berdasarkan pengalaman saya ketika mengamati fenomenologi di balik ruang redaksi KOMPASIANA, sejak di bawah kepemimpinan Kang Nurulloh yang dulunya masih menjabat sebagai COO Kompasiana tapi sekarang menjadi Head of Impact Kompasiana, beliau selalu menekankan para Kompasianer (Penulis blog Kompasiana) untuk menulis isu apa pun berdasarkan data.

Makanya, artikel Headline (Artikel Utama) di Kompasiana selaku didominasi oleh penulis-penulis yang berhasil menerjemahkan data ke dalam perspektif tulisan mereka.

Kegiatan penulisan esai populer di media massa yang baik juga seharusnya berangkat dari data, selain opini, fakta, dan analisa dari penulis sendiri.


5. Menonton

Ketika kita menikmati sebuah tayangan sinetron ataupun film-film yang tersebar di Netflix, tanpa sadar kita sedang mengumpulkan ide tulisan.

Salah satu kebiasaan inilah yang saya pakai, ketika mencari inspirasi, sudut pandang, ide/gagasan.

Aktivitas menonton juga perlu dibarengi dengan self control. Artinya; jangan sampai kita keasyikan menyaksikan adegan-adegan romantis serial K-Drama, kita pun mengorbankan esensi atau tujuan dari kita menonton itu sendiri.



6. Mencatat poin-poin penting 

Pada fase ini, kita akan memasuki pemilihan ide. Artinya; setiap ide yang terlintas di benak pikiran kita, seharusnya kita mencatat.

Karena ide ibarat angin. Ketika ia lewat, kita tidak mungkin mengingatnya lagi.

Untuk itu, sejak memutuskan untuk terjun ke dunia kepenulisan sejak tahun 2014 silam, saya selalu mencatat hal-hal kecil yang saya rasakan, alami, jumpai, dan saksikan di mana saja.

Awalnya, saya rasa aktivitas tersebut sangat membosankan. Namun, belakangan ini, saya baru sadar, ternyata kegiatan tersebut secara tak sadar telah mengubah kebiasaan saya.

Kebiasaan - kebiasaan kecil itulah yang saya gunakan dalam berbagai karya penulisan di media massa maupun ketika saya menulis novel "TERJEBAK, SUPEREGO, dan Buku JEJAK AKSARA."

Formula ini bagi saya sudah tepat. Tapi, belum tentu untuk pembaca.

Untuk itu, tugas kita apalagi sebagai mahasiswa adalah mencari passion atau minat kita di bidang apa pun.

7. Gaya Bahasa 

Dalam penulisan esai populer di media massa, faktor utama yang sangat penting adalah menentukan gaya bahasa.

Penulisan esai populer di media massa bersifat santai, akrab, dan mudah dipahami pembaca.

8. Segmentasi Pembaca 

Memetakan atau menentukan objek atau tujuan dari penerima pesan kita itu sangat penting.

Segmentasi pasar berupa usia, tingkat pendidikan, geopolitik, geografis dan situasi yang umumnya masyarakat setempat lakukan.

Memahami segmentasi pasar atau pembaca tentunya merupakan salah satu peluang besar bagi kita untuk dengan mudah menyampaikan pesan - pesan narasi kita.

Manfaat lainnya adalah ketika kita mengelola media massa termasuk blog, dengan mengetahui pembaca kitabakan lebih mudah untuk mendapatkan peluang kerja sama dengan berbagai stakeholder, swasta maupun pemerintah di wilayah tertentu.



9. Rekan/Media Publikasi 

Di tahap ini, kita mencari media publikasi yang menurut kita cocok atau sesuatu dengan style kepenulisan kita.

Kecocokan media publikasi juga memberikan keuntungan finansial, selain rasa puas, ketika hasil tulisan kita memberikan dampak positif terhadap kemajuan wilayah hingga bangsa dan negara kita.

10. Self Reward 

Satu kesalahan terbesar para penulis adalah kurang menghargai karyanya sendiri.

Self Reward tidak hanya berlaku ketika kita berhasil menyelesaikan studi di Universitas Terbuka Ambon ini ataupun berbagai prestasi yang kita dapatkan.

Namun, Self Reward juga berlaku ketika kita mencoba/berupaya untuk merumuskan pandangan kita yang dikombinasikan dengan fakta dan analisa di balik narasi kita.

Kesimpulan 

Intisari dari pembahasan kita hari ini adalah bagaimana kita menemukan formula yang tepat, dan tentunya sesuai dengan kapasitas diri kita masing-masing, terutama ketika kita memutuskan untuk menekuni dunia kepenulisan.

Keuntungan kita menulis esai selain menambah skill baru di era Kemajuan teknologi informasi dan komunikasi abad ke-21 ini, sebagai mahasiswa menulis adalah syarat mutlak dalam kehidupan kampus.

Menulis juga sebagai bentuk irigasi pikiran dari penulis yang di dalamnya ada pernikahan antara pendapat, fakta, dan analisa dalam memberikan kebaharuan (novelty) guna memperkaya pemahaman pembaca dan juga Kemajuan Ilmu pengetahuan.

Sebagai informasi tambahan, saya juga melengkapi presentasi ini dengan file PDF. Silakan rekan-rekan mahasiswa dan siapa saja yang membutuhkannya, bisa diakses di link berikut ini;







Instagram Penulis : @suni_fredy

Tiktok: @tafenpah.com

YouTube : Perspektif Tafenpah 







TAFENPAH.COM
TAFENPAH.COM Salam kenal! Saya Frederikus Suni, Mahasiswa Ilmu Komunikasi Universitas Siber Asia ||Menekuni bidang Jurnalistik sejak 10 tahun lalu. ||Saya pernah menjadi Jurnalis/Wartawan di Metasatu dan NTTPedia.Selain itu, saya juga berkolaborasi dengan salah satu Dosen dari Binus university dan Atma Jaya, terutama Proyek dari Kementerian Komunikasi dan Informatika RI, dalam pendistribusian berita ke Pemerintah Provinsi Nusa Tenggara Timur.Saya juga pernah menjadi bagian dari Public Relation/PR sekaligus Copywriter dari Universitas Dian Nusantara (Undira) Tanjung Duren Jakarta Barat.Saat ini fokus mengembangkan portal pribadi saya TAFENPAH.COM dan juga menjadi kontributor di beberapa website tanah air, Kompasiana, Terbitkanbukugratis, Eskaber, PepNews, Lombokainsider.Tulisan saya juga beberapa kali dipublikasikan ulang di Kompas.comSaya juga menerima jasa pembuatan Website ||Media sosial:YouTube: Perspektif Tafenpah||TikTok: TAFENPAH.COM ||Instagram: @suni_fredy ||Terkait Kerjasama dapat menghubungi saya melalui kontak ������ ||WhatsApp: 082140319973 ||Email: tafenpahtimor@gmail.com

Posting Komentar untuk "Webinar Jurnalistik: Tips Mencari Gagasan dalam Penulisan Esai Populer di Media Massa bersama Mahasiswa Universitas Terbuka Ambon "