Memahami Terminologi Ak'bata dalam Filosofi Suku Dawan Timor NTT

Penulis: Frederikus Suni

Memahami Terminologi Ak'bata dalam Filosofi Suku Dawan Timor NTT. Tafenpah.com

TAFENPAH.COM - Memahami peristilahan (Terminologi) dalam bidang antropologi suku Dawan Timor NTT merupakan satu keharusan bagi setiap orang. Karena dewasa ini, persebaran penduduk dari kota ke wilayah terselatan Indonesia, NTT mengalami pertumbuhan yang signifikan.

Berdasarkan data dari Badan Pusat Statistik Provinsi Nusa Tenggara Timur 2023 menunjukkan adanya peningkatan perpindahan penduduk dari desa ke kota maupun di luar daerah. Karena faktor peningkatan ekonomi, akses pendidikan, dan berbagai faktor pendukung lainnya.

Di samping migrasi warga NTT ke luar daerah tersebut, ada pun peningkatan perpindahan penduduk dari kota ke daerah-daerah yang ada di Flobamora, khususnya di kota Kupang dan sekitarnya (reurbanisasi).


Kendati demikian, data di atas belum sepenuhnya dirilis oleh Badan Pusat Statistik Provinsi Nusa Tenggara Timur 2025.

Dari perspektif tersebut, saya juga memiliki pengalaman lintas budaya terkait dengan reurbanisasi masyarakat dari berbagai kota/provinsi ke daratan kota Kupang dan sekitarnya.

Terutama pemerintah provinsi Nusa Tenggara Timur melalui Surat Keputusan (SK) CPNS untuk formasi tahun 2024 kepada 1.380 orang CPNS baru memberikan peluang kepada warga di luar provinsi NTT untuk ikut mendaftarkan diri di beberapa sektor.

Faktanya, ada beberapa warga dari luar NTT yang berhasil lolos CPNS dan mereka pun mulai bekerja untuk memberikan kontribusi kepada pembangunan wilayah NTT.

Perlu saya klarifikasi bahwasannya di sini, saya tidak menyebar kebohongan apalagi memicu sentimen sosial.

Apa yang saya sampaikan di atas sebagai pembukaan dari diskusi kita seputar 'terminologi Ak'bata' dalam bahasa Dawan.

Bahasa Dawan merupakan salah satu bahasa terbesar di wilayah NTT. Mayoritas pengguna bahasa Dawan ini tinggal di kota Kupang (Ibukota) provinsi Nusa Tenggara Timur sekaligus tanah Timor yang berbatasan langsung dengan negara Demokratik Timor Leste (mantan provinsi ke-27) Indonesia.

Selain kota Kupang dan sekitarnya, suku Dawan Timor juga menempati kabupaten Timor Tengah Selatan, kabupaten Timor Tengah Utara, sebagian Malaka (pemekaran dari kabupaten Belu), kabupaten Belu (Atambua) hingga wilayah eksklave (Oecusse - Ambenu) termasuk kota Dili (Ibukota) negara Timor Leste.

Relevansi dari topik pembahasan kita ini juga bermanfaat bagi para pendatang. Karena dalam interaksi sosial, masyarakat diaspora (perantau) nantinya membangun komunikasi lintas budaya dengan seluruh masyarakat yang ada di wilayah terselatan Indonesia, NTT. Salah satunya adalah kelompok suku Dawan Timor.

Dengan memahami terminologi atau istilah-istilah khas masyarakat Dawan Timor NTT, tentunya akan memberikan kemudahan, meningkatkan rasa nyaman, kepercayaan, persahabatan, persaudaraan dan persatuan dalam memajukan sumber daya manusia, sumber daya alam hingga berbagai sektor penting NTT di masa depan.

Membedah Terminologi Ak'bata dalam Filosofi Suku Dawan Timor NTT 

Ak'bata berasal dari bahasa Dawan Timor NTT yang berarti; penghalang, penghambat, dan segala sesuatu yang mempengaruhi relasi manusia dengan dirinya, sesamanya, lingkungannya, alam ciptaan hingga Tuhan.

Dalam filosofi suku Dawan Timor NTT, Ak'bata umumnya dipakai oleh kelompok suku terbesar di daratan NTT ini untuk mencairkan atau mempersatukan segala pertikaian, perbedaan pendapat, permusuhan yang sudah terjadi pada masa lampau.

Pertikaian, permusuhan, perselisihan dan segala sesuatu yang menghambat ekosistem persahabatan antar sesama suku Dawan Timor maupun relasi mereka dengan pendatang hanya dapat diselesaikan dengan upacara adat.

Dalam upacara adat, tua adat memiliki kendali penuh untuk mempersatukan kembali masyarakatnya yang pada zaman dahulu terlibat dalam perang suku, perebutan wilayah kekuasaan, perbedaan pilihan politik, dll.

Sementara makna Ak'bata juga berlaku ketika masyarakat Dawan Timor NTT menerima tamu, pendatang, dan siapa pun yang berkunjung ke tanah Timor.

Berdasarkan pengalaman empiris, terminologi Ak'bata sangat kental ketika terjadinya acara peminangan.

Di mana, tua adat dari pihak laki-laki dan perempuan akan memasuki fase Komunikasi dua arah.

Artinya; sebelum kedua calon mempelai (laki-laki dan perempuan) memutuskan untuk menjalin kehidupan berumah tangga, terlebih dahulu mereka harus mengikuti ritual ini.

Tujuannya adalah Ak'bata (hambatan-hambatan) yang disebabkan oleh Leluhurnya kembali dipersatukan, guna mendukung sekaligus memberikan restu untuk kehidupan harmonis tidak hanya untuk kedua pasangan suami-istri, tapi juga untuk seluruh anggota keluarganya.

Untuk memahami pemikiran ini, saya merekomendasikan teman-teman sekalian untuk membaca, mencerna sekaligus memahaminya dalam tulisan saya yang berjudul "Pendekatan Filsafat Simbolik Ernst Cassirer sebagai Ekspresi Budaya dan Perayaan Rekonsiliasi antar Leluhur Dalam Tradisi Hel Keta."

Di dalam esai populer tersebut, saya sudah mencoba untuk mengelaborasi gagasan, pendapat, opini, fakta, dan analisa mendalam tentang makna Ak'bata, khususnya dalam seremonial atau upacara/perayaan budaya Hel Keta.

Alasan TAFENPAH Membahas Terminologi Ak'bata 

Salah satu alasan utama saya membahas terminologi Ak'bata, tentunya berhubungan dengan komentar, kritik, sanggahan sekaligus masukan positif dari moderator grup Facebook Sejarah Timor (Jilid II) yang bernama Alex Michael.

Alex Michael mengatakan, "Hel Keta terjadi karena ada banyak lapisan suku - suku awal. Suku - suku era medio dan suku - suku pendatang terakhir di timor barat yang membawa tekanan saling survive dan dampaknya terjadi permusuhan. Sebagai mediasi atau menciptakan perdamaian, terutama melalui kawin - mawin.

Untuk menjawab pertnyaan atau kasus -  kasus awal yang terjadi mana kala perdamaian/rekon itu tidak dilaksanakan secara baik.  Maka, leluhur dan alam Timor diyakini tidak mendengar dan merestui sehingga yang didapat adalah kesialan, dsb.

Kearifan munculnya Hel keta, atau t'Hel A'kbata (sy lebih cenderung memakai istilah ini) adalah untuk dilakukan permohonan rekonsiliasi manusia Timor dan leluhurnya utk saling memaafkan menjadi persaudaraan hakiki, dan apa saja A'kbata -  A'kbata yang menghalang di tarik atau di geser, sehingga jalur dan tonggak perdamaian berdiri lebih kokoh dan tegak melalui kawin - mawin yang akan menyatukan tetesan darah kedua pihak leluhur pada masa lalu."

Demikian perspektif dari Alex Michael yang menjadi acuan saya dalam mengulas terminologi Ak'bata pada esai populer ini.

Tujuan dari kajian kearifan lokal budaya Dawan Timor NTT ini adalah untuk memberikan panduan kepada generasi muda Atoin Meto, termasuk masyarakat diaspora yang saat ini sedang bekerja di tanah Timor.

Dengan mempelajari terminologi Ak'bata, sejatinya kita sedang berupaya untuk terlibat dalam cerita keseharia masyarakat suku Dawan Timor NTT.

Selain itu, esai populer ini juga bertujuan untuk melestarikan nilai-nilai Kebhinekaan, khususnya sejarah peradaban suku Dawan Timor NTT dalam menjembatani sekaligus meningkatkan ekosistem Komunikasi lintas budaya yang sarat akan makna hidup.

Disclaimer; Esai Populer ini tidak bermaksud untuk mendikte, apalagi menggurui pembaca TAFENPAH! Lebih daripada itu, esai ini merupakan bagian dari komitmen TAFENPAH dalam mendukung pertumbuhan dan kemajuan provinsi Nusa Tenggara Timur di berbagai sektor kehidupan, terlebih sektor antropologi, budaya, dan pendidikan.


TAFENPAH.COM
TAFENPAH.COM Salam kenal! Saya Frederikus Suni, Mahasiswa Ilmu Komunikasi Universitas Siber Asia ||Menekuni bidang Jurnalistik sejak 10 tahun lalu. ||Saya pernah menjadi Jurnalis/Wartawan di Metasatu dan NTTPedia.Selain itu, saya juga berkolaborasi dengan salah satu Dosen dari Binus university dan Atma Jaya, terutama Proyek dari Kementerian Komunikasi dan Informatika RI, dalam pendistribusian berita ke Pemerintah Provinsi Nusa Tenggara Timur.Saya juga pernah menjadi bagian dari Public Relation/PR sekaligus Copywriter dari Universitas Dian Nusantara (Undira) Tanjung Duren Jakarta Barat.Saat ini fokus mengembangkan portal pribadi saya TAFENPAH.COM dan juga menjadi kontributor di beberapa website tanah air, Kompasiana, Terbitkanbukugratis, Eskaber, PepNews, Lombokainsider.Tulisan saya juga beberapa kali dipublikasikan ulang di Kompas.comSaya juga menerima jasa pembuatan Website ||Media sosial:YouTube: Perspektif Tafenpah||TikTok: TAFENPAH.COM ||Instagram: @suni_fredy ||Terkait Kerjasama dapat menghubungi saya melalui kontak ������ ||WhatsApp: 082140319973 ||Email: tafenpahtimor@gmail.com

Posting Komentar untuk "Memahami Terminologi Ak'bata dalam Filosofi Suku Dawan Timor NTT"