Sejenak Menikmati Wisata Religi Tertua Banyuwangi, Klenteng Hoo Tong Bio, Sejarah Peradaban Kebudayaan Cina di bagian Timur Jawa hingga Merajut Cerita bersama Putri Indonesia 2025 sampai Filsuf Ernst Cassirer
Penulis : Frederikus Suni
![]() |
Puteri Indonesia 2025, Firsta Yufi Amarta Putri di antara kemegahan wisata religi Klenteng Hoo Tong Bio Banyuwangi. Sumber gambar Instagram @firstayap |
BANYUWANGI, TAFENPAH.COM - Ketika kita memutuskan untuk traveling ke Banyuwangi, Jawa Timur (perbatasan pulau Jawa dan Bali), mata kita akan tertuju dengan salah satu bangunan tua berarsitek Cina Klasik yang sejauh tatapan mata, segalanya tampak berwarna merah.
Bangunan tua tersebut adalah Klenteng Hoo Tong Bio. Tempat Ibadah Tri Dharma tersebut berada di pusat kota Banyuwangi.
Berdasarkan catatan sejarah, Klenteng Hoo Tong Bio menyimpan sejarah kebudayaan etnis Cina yang kaya akan peninggalan sejarah, etika, moral, seni dan arsitektur.
Klenteng Hoo Tong Bio didirikan oleh komunitas Tionghoa di Banyuwangi untuk menghormati jasa dari Tan Hu Cin Jin atau Chen Fu Zhen Ren.
Baca Juga:
Tempat ibadah dari agama Konghucu ini juga merupakan bangunan tertua di Banyuwangi, Jawa Timur.
Beberapa tahun lalu, ketika penulis traveling ke Bali, sepintas penulis menyaksikan kemegahan dari Klenteng Hoo Tong Bio dengan sejuta tanya.
![]() |
Puteri Indonesia 2025, Firsta Yufi Amarta Putri di antara kemegahan wisata religi Klenteng Hoo Tong Bio Banyuwangi. Sumber gambar Instagram @firstayap |
Karena di balik bangunan tua berarsitek Cina tradisional, ada kesejukan rohani.
Rasa takjub tersebut mendorong penulis untuk mencari tahu lebih lanjut mengenai keberadaan etnis Tionghoa di sudut atau ujung Timur pulau Jawa dan Bali.
Setelah bertahun-tahun, penulis pun mendapatkan jawaban dari rasa penasaran akan nilai-nilai kearifan lokal etnis Tionghoa, terutama jawaban tersebut, penulis dapatkan dari caption Puteri Indonesia 2025, Firsta Yufi Amarta Putri.
Melalui unggahan Instagram pribadinya @firstayap, Puteri Indonesia 2025 tersebut menuliskan secara komprehensif terkait Klenteng Hoo Tong Bio.
![]() |
Puteri Indonesia 2025, Firsta Yufi Amarta Putri di antara kemegahan wisata religi Klenteng Hoo Tong Bio Banyuwangi. Sumber gambar Instagram @firstayap |
"Klenteng Hoo Tong Bio di Banyuwangi lebih dari sekadar tempat ibadah, merupakan pengingat akan kerukunan, sejarah, dan keindahan,' tulisnya.
Perempuan pertama Banyuwangi yang terpilih sebagai Puteri Indonesia 2025 pun melanjutkan kekagumannya terhadap wisata religi sekaligus laboratorium peninggalan sejarah peradaban etnis Tionghoa di daratan Timur Jawa dan Indonesia pada umumnya.
"Kuil ini adalah simbol bagaimana akar budaya dapat berkembang dengan anggun lintas generasi," tambahnya.
![]() |
Puteri Indonesia 2025, Firsta Yufi Amarta Putri di antara kemegahan wisata religi Klenteng Hoo Tong Bio Banyuwangi. Sumber gambar Instagram @firstayap |
Klenteng Hoo Tong Bio dibangun pada tahun 1784. Keberadaan kuil Hoo Tong Bio juga dijadikan sebagai wahana studi kebudayaan Nusantara dan warga diaspora Tionghoa yang kini menjadi bagian integral (satu kesatuan) dari negara Republik Indonesia yang terkenal dengan kekayaan alam, budaya, agama, ras, suku bangsa, ideologi, dan aspek kehidupan lainnya.
Sebagai seseorang yang bercita-cita mewakili Jawa Timur dengan keanggunan dan keaslian (otentik), saya percaya keindahan sejati terletak pada merangkul dan menghormati segudang budaya yang hidup berdampingan di negara kita.
![]() |
Puteri Indonesia 2025, Firsta Yufi Amarta Putri di antara kemegahan wisata religi Klenteng Hoo Tong Bio Banyuwangi. Sumber gambar Instagram @firstayap |
"Setiap tradisi, kepercayaan, dan cerita menambah kedalaman identitas lokal kita."
Campuran harmonis antara elemen arsitektur Tionghoa dengan pengaruh lokal di Klenteng Hoo Tong Bio membuktikan persatuan dalam kebersamaan atau dalam bahasa gaulnya adalah Unity in Diversity, sebagaimana yang terkandung dalam ke-5 Sila Pancasila dengan motto Bhineka Tunggal Ika.
![]() |
Klenteng Hoo Tong Bio Banyuwangi. Gambar Instagram @firstayap/Tafenpah.com |
Lokasi Klenteng Hoo Tong Bio terletak di Jalan Ikan Gurami No.54, Karangrejo, Kecamatan Banyuwangi, kabupaten Banyuwangi, Jawa Timur.
Mengunjungi situs sejarah sekaligus peninggalan arsitektur klasik Cina, Klenteng Hoo Tong Bio Banyuwangi, Jawa Timur, sama halnya kita bepergian di surga turistiknya Pantai Indah Kapuk 2 (PIK2), Jakarta Utara dan sekitarnya yang dari arah Timur, Barat, Utara hingga Selatan, ornamen Tionghoa klasik berpadu mesra dengan bangunan-bangunan modern Eropa dan Nusantara pada umumnya.
Dalam diam penuh rasa takjub, penulis pun mengelaborasi gagasan atau Perspektif dari Firsta Yufi Amarta Putri (Puteri Indonesia 2025) dengan ajaran dari filsuf kebudayaan Ernst Cassirer yakni; Animal Simbolic atau makhluk kebudayaan.
![]() |
Firsta Yufi Amarta Putri, Puteri Indonesia 2025. Gambar Instagram @firstayap |
Artinya; langkah pertama dan utama untuk memahami manusia adalah melalui budaya. Karena dalam budaya, manusia hidup dalam dan melalui unsur-unsur kebudayaan itu sendiri.
Perihal kemegahan ornamen di balik wisata religi Klenteng Hoo Tong Bio memudahkan penulis dan juga pembaca TAFENPAH untuk selalu menjunjung tinggi nilai-nilai universal atau etika dan moral yang terkandung di setiap kebudayaan Nusantara.
Cerita Firsta Yufi Amarta Putri juga ikut mempengaruhi pengetahuan kebudayaan kita sebagai sesama warga Indonesia yang peduli dan menaruh cinta, kasih, dan perhatian terhadap kelestarian budaya lokal.
Dalam budaya, kita membangun identitas lokal. Semakna dengan pendapat dari pakar Bagus Muljadi.
Bagus Muljadi merupakan salah satu tokoh intelektual asal Betawi yang juga berprofesi sebagai Asisten Profesor di Universitas Nottingham, Inggris.
Penulis kagum dengan pendapat - pendapatnya yang selalu menyegarkan pikiran sekaligus menambah wawasan nusantara.
Sebagai mahasiswa Ilmu Komunikasi Universitas Siber Asia, Penulis juga mengidolakan Guru Besar Deddy Mulyana yang tak henti - hentinya menuliskan keresahannya seputar kehidupan harian masyarakat Indonesia yang tidak akan pernah lepas dari cerita-cerita kebudayaannya dalam memaknai perjalanan zaman.
Zaman terus berubah. Kita pun dituntut untuk selalu beradaptasi di dalamnya.
Dalam proses adaptasi tersebut, kita pun kembali menyadari hal-hal yang tersadari maupun yang tidak tersadari sebagai bagian dari sense of being(rasa keberadaan), sense of love (rasa cinta), sense of culture (rasa kebudayaan), sense of belonging (rasa memiliki), sense of history (rasa sejarah) dan berbagai rasa dalam kehidupan harian di mana kita berproses menjadi manusia-manusia yang secara sadar dan penuh tanggung jawab melestarikan nilai-nilai Kebhinekaan.
Melihat kondisi, cerita, dan nilai-nilai yang terkandung di balik Klenteng Hoo Tong Bio, penulis mengajak pembaca TAFENPAH untuk tidak lelah dalam mendistribusikan konten atau informasi yang bernuansa kearifan lokal budaya nusantara melalui media sosial yang kita miliki.
Terutama jika konten ini bermanfaat, silakan teman-teman bagikan ke sahabat, kenalan dan siapa saja melalui media sosial.
Disclaimer; Tulisan ini tidak bermaksud untuk mendikte, apalagi menggurui pembaca TAFENPAH. Tulisan ini hanya sebatas informasi seputar kearifan lokal budaya, terutama saudara-saudari kita yang berasal dari keturunan Tionghoa, terlebih mereka yang berada di Timur pulau Jawa.
Sumber Tulisan Instagram @firstayap dan hasil permenungan TAFENPAH
Bantu Suport Media Sosial Kami 👇👇👇
Instagram penulis @frederikus_suni
Tiktok :@tafenpah.com
YouTube : Perspektif Tafenpah
Posting Komentar untuk "Sejenak Menikmati Wisata Religi Tertua Banyuwangi, Klenteng Hoo Tong Bio, Sejarah Peradaban Kebudayaan Cina di bagian Timur Jawa hingga Merajut Cerita bersama Putri Indonesia 2025 sampai Filsuf Ernst Cassirer "
Posting Komentar
Berkomentarlah dengan baik dan sopan ya! | Terima kasih
Diperbolehkan mengutip tulisan dari Tafenpah tidak lebih dari 30%, dengan syarat menyertakan sumber | Mari, kita belajar untuk menghargai karya orang lain | Salam hangat