Maximus Naat: Alumni Fakultas Pertanian UNIMOR dan Little Story Kehidupan di Israel, Negerinya Peninggalan Sejarah Agama Samawi hingga Pertanian dan Teknologi Terbaik Dunia

Penulis : Frederikus Suni 


Maximus Naat, di salah satu sudut Yerusalem dan Sungai Yordan. TAFENPAH.COM

YERUSALEM, TAFENPAH.COM - Salam jumpa sobat, edisi pembahasan kali ini, kita akan berkenalan dengan Maximus Naat, alumni Fakultas Pertanian, Universitas Negeri Timor (UNIMOR) yang saat ini mengikuti studi banding di Israel.

Dalam obrolan TAFENPAH bersama dengan Maximus Naat, ia menggambarkan situasi kehidupannya di negeri tiga agama Samawi (Agama Abraham) yakni; Yahudi, Kristen, dan Islam.

Jebolan Fakultas Pertanian UNIMOR tersebut dalam ceritanya mengatakan sistem pertanian di Israel merupakan salah satu terbaik di dunia.

Karena warga Israel, khususnya yang berprofesi sebagai petani, cara kerjanya mengikuti permintaan pasar di negara-negara yang nantinya menjadi tujuan ekspor.

Dengan dukungan teknologi yang bagus, dapat membantu para petaninya.

Contohnya; penyiraman di sini tidak perlu kita harus memikul ember, menggunakan tangki ataupun selang, tetapi semuanya menggunakan handpone saja.

Pola atau sistem kerja tersebut jauh lebih efesien dan memberikan keuntungan finansial yang cukup bahkan lebih kepada para petani. Selain pemasukan untuk APBN negara.

Profesionalitas dan budaya tepat waktu menjadi kebiasaan warga Israel dalam melakukan aktivitas harian.

Menariknya, setiap pekerjaan yang diselesaikan tepat pada waktunya ikut memberikan kesan baik terhadap para pekerja, terutama pekerja atau pun mahasiswa asing yang sedang studi banding maupun training di sana.

Kendati pekerjaan diselesaikan lebih cepat, akan tetapi kualitasnya benar-benar harus dijaga. Karena barang-barang, khususnya komoditas pertanian yang nantinya diekspor kepada negara tujuan mencerminkan identitas bangsa Israel, yakni; barangnya tidak terlalu mahal, tapi kualitas terbaik.

Generasi muda asal desa Haumeni, kecamatan Bikomi Utara, Kabupaten Timor Tengah Utara, provinsi Nusa Tenggara Timur tersebut juga menggambarkan keadaan geografis, sosial, budaya hingga politik Israel.

Maximus Naat berada di salah satu sudut Yerusalem dan Sungai Yordan. TAFENPAH.COM

Di mana, lokasinya yang berada di antara bangsa-bangsa Arab, memungkinkan Israel bekerja lebih keras dan tentunya mereka harus unggul dalam penguasaan teknologi dan militer guna mengantisipasi ancaman dari pihak luar.

Artinya: bangsa Israel juga takut dengan ancaman dari pihak luar. Faktor utamanya adalah masa penjajahan bangsa asing pada zaman dahulu. Selain, jumlah populasi penduduknya terkecil di antara bangsa Arab.

Untuk itu, pemerintah serius membenahi sekaligus mendukung pengembangan sumber daya manusia (SDM), teknologi, militer, dan aspek kehidupan lainnya.

Di bawah terik Matahari Israel yang panasnya melebihi pulau Timor, spirit unggul dalam segala bidang kehidupan sudah menjadi bagian tak terpisahkan dalam setiap diri warganya.

" Di Israel sini sangat panas, kita menghirup udara bukannya tambah segar, justru menyiksa. Karena kurangnya pepohonan," ujar Maximus Naat kepada TAFENPAH.

Salah satu pengalaman saya yang tak terlupakan adalah saya menyaksikan hujan roket di langit Israel, tepatnya di malam hari tanggal, 1 Oktober 2024.

Di mana, Iran mengirimkan 181 rudal ke Israel.

Sebagai diaspora atau perantau dari NTT sekaligus warga Indonesia yang tidak memiliki hubungan diplomatik dengan Israel, tentunya peristiwa tersebut memberikan ketakutan bagi saya dan teman-teman.

Kendati bangsa Israel selalu terlibat dalam konflik bilateral, terutama di jalur Gaza, Palestina. Akan tetapi, pendapatan warga tidak terpengaruh, alias normal.

Perihal kesan pertama yang saya rasakan ketika menginjakkan kaki di tanah Suci Yerusalem adalah sangat bangga.

Karena saya tidak pernah menyangka. Saya sebagai anak desa dari suku Dawan Timor NTT, khususnya Kuan Hameni ikut menyaksikan langsung kota kelahiran Yesus Kristus, termasuk situs-situs peninggilan sejarah agama Katolik Roma yang kaya akan arsitektur, nilai budaya, sosial dll.

Berada di Israel merupakan satu momen terpenting dalam perjalanan hidup saya. Selain belajar dan bekerja, saya juga mendapat banyak hal baru yang nantinya menjadi bekal saya, ketika kembali ke Indonesia.

Keberadaan saya dan teman-teman di Israel sepenuhnya dibiayai oleh Arava INT. CENTER FOR AGRICULTAL TRAINING.

Masa training kami di sini selama satu tahun. Artinya sekitar pertengahan tahun depan, kami sudah kembali ke Indonesia.


Pesan Penting Maximus Naat untuk Pembaca TAFENPAH, khususnya generasi muda Haumeni, Kecamatan Bikomi Utara, Kabupaten Timor Tengah Utara, Provinsi Nusa Tenggara Timur 


Pesan dari saya untuk pembaca TAFENPAH adalah semoga dengan pengalaman yang saya  bagikan di sini bisa bermanfaat untuk mereka yang punya daya tarik untuk bisa datang belajar di Israel.

Terkait  langkah - langkah persiapan apa saja yang dibutuhkan untuk ke Israel, sebenarnya tidak terlalu rumit. Yang penting ada niat untuk mau datang belajar.

Selain itu, kemampuan atau skill bahasa Inggris juga sangat penting adik-adik kuasai.

Mengingat mayoritas warga Israel dalam kesehariannya, terutama di lingkungan kerja kami mayoritas berbahasa Inggris.

Demikian little story Maximus Naat bersama TAFENPAH dalam edisi Minggu ini.


Disclaimer; Teruntuk rekan media yang berada di mana saja, terutama wilayah NTT yang ingin mempublikasikan ulang tulisan ini, diharapkan mencantumkan TAFENPAH sebagai sumber rujukannya.


Mari, kita belajar untuk saling menghargai karya orang lain. Terima kasih 


Instagram penulis : @frederikus_suni 

TikTok : @tafenpah.com

YouTube : Perspektif Tafenpah 

Frederikus Suni Redaksi Tafenpah
Frederikus Suni Redaksi Tafenpah Salam kenal! Saya Frederikus Suni, Mahasiswa Ilmu Komunikasi Universitas Siber Asia || Menekuni bidang Jurnalistik sejak 10 tahun lalu. || Saya pernah menjadi Jurnalis/Wartawan di Metasatu dan NTTPedia. Selain itu, saya juga berkolaborasi dengan salah satu Dosen dari Binus university dan Atma Jaya, terutama Proyek dari Kementerian Komunikasi dan Informatika RI, dalam pendistribusian berita ke Pemerintah Provinsi Nusa Tenggara Timur. Saya juga pernah menjadi bagian dari Public Relation/PR sekaligus Copywriter dari Universitas Dian Nusantara (Undira) Tanjung Duren Jakarta Barat. Saat ini fokus mengembangkan portal pribadi saya TAFENPAH.COM dan juga menjadi kontributor di beberapa website tanah air, Kompasiana, Terbitkanbukugratis, Eskaber, PepNews, Lombokainsider. Tulisan saya juga beberapa kali dipublikasikan ulang di Kompas.com Saya juga menerima jasa pembuatan Website || Media sosial: YouTube: TAFENPAH GROUP || TikTok: TAFENPAH.COM || Instagram: @suni_fredy || Terkait Kerjasama dapat menghubungi saya melalui kontak ������ || WhatsApp: 082140319973 || Email: tafenpahtimor@gmail.com

Posting Komentar untuk "Maximus Naat: Alumni Fakultas Pertanian UNIMOR dan Little Story Kehidupan di Israel, Negerinya Peninggalan Sejarah Agama Samawi hingga Pertanian dan Teknologi Terbaik Dunia"