Circle Pertemanan 30 Tahun, Bagaimana Menyikapi Kesendirian dan Selektivitas Pasangan Hidup?

Penulis: Frederikus Suni

Circle Pertemanan 30 Tahun, Bagaimana Menyikapi Kesendirian dan Selektivitas Pasangan Hidup?. Sumber gambar: Pixabay


Tafenpah.com - Setiap memasuki jenjang usia, kita cenderung memilih circle atau lingkaran pertemanan.

Lingkaran pertemanan yang baik, tidak ditentukan oleh seberapa banyaknya kita memiliki komunitas.

Melainkan, circle pertemanan yang paling nyaman di usia 30 tahun adalah saling memahami kapasitas/kemampuan diri sendiri dalam pembawaan diri, di tengah rutinitas harian.

Memasuki usia 30 tahun, kita cenderung memilih circle pertemanan. Karena di fase ini, kita akan dihadapkan dengan situasi atau keadaan antara melanjutkan karir, pendidikan, serius dalam mengenal lawan jenis, persiapan untuk memiliki rumah dan hal-hal prioritas, sebagaimana mestinya orang dewasa.

Satu hal yang paling menarik di usia 30 tahun adalah kita lebih memprioritaskan masa depan.

Jika di usia awal 20an tahun, kita berhadapan dengan hubungan percintaan yang lebih cenderung romantis, bar-bar, pilihan karir yang tidak menetap, kebimbangan antara lanjut kuliah atau kerja dan membahagiakan orang serta hal-hal yang bersifat dinamis.

Namun, seiring dengan berjalannya waktu dan pengalaman, di usia 30 tahun, kita lebih fokus dan benar-benar memprioritaskan keluarga dan mereka yang peduli dan mengerti dengan kita.

Lalu, Bagaimana Pria atau Wanita 30an Tahun Menyikapi Kesendirian?

Circle Pertemanan 30 Tahun, Bagaimana Menyikapi Kesendirian dan Selektivitas Pasangan Hidup?. Sumber gambar: Pixabay 



Pilihan untuk hidup berumah tangga atau butot (bujang total), tergantung pada setiap orang.

Umumnya, mereka yang berusia 30 tahun, akan menyikapi kesendirian dengan memfokuskan diri pada pengembangan diri, melakukan hal-hal yang menyenangkan, meningkatkan relasi dengan orang yang care atau peduli, bersikap masa bodoh terhadap mereka yang tidak sefrekuensi, dan membangun hubungan yang serius (bagi yang memiliki pasangan atau sedang menuju fase pengenalan yang lebih serius dengan keluarga).

Sementara, bagi yang tidak ingin berumah tangga, karena mereka sudah terlanjur nyaman dengan kesendirian, kegagalan dalam membangun hubungan di usia 20an tahun dan trauma, akibat kekerasan dalam rumah tangga dan lain sebagainya, akan memilih untuk fokus pada dirinya sendiri.

Untuk diketahui bersama, usia 30an itu adalah masa di mana Selektivitas diperlukan oleh setiap orang.

Selektivitas Pria dan Wanita Berusia 30 Tahun 

Circle Pertemanan 30 Tahun, Bagaimana Menyikapi Kesendirian dan Selektivitas Pasangan Hidup?. Sumber gambar. Alodokter


Perihal Selektivitas mereka yang berusia 30 tahun itu bukan mengindikasikan bahwasannya mereka adalah tipikal atau kelompok yang ingin menjauhkan diri dari lingkaran pertemanan yang toxic atau tidak sehat.

Akan tetapi, mereka lebih memprioritaskan apa yang benar-benar membuat mereka nyaman untuk dinikmatin setiap hari.

Anehnya, banyak orang, terutama mereka yang tidak sepemikiran atau sefrekuensi dengan tipikal karakter tersebut, cenderung menyebar hoax dan selalu menceritakan hal-hal yang negatif mengenai kehidupan pribadi selektif tersebut.

Walaupun begitu, kecerdasan dan kebijaksanaan pria atau wanita dengan tipikal selektif, perlu diacungi jempol.

Pasalnya, diamnya mereka merupakan tamparan halus dan mematikan bagi pihak penyebar hoax atau pembenci.

Jadi, penilaian terhadap baik dan buruknya kelompok atau tipikal karakter pemilih di usia 30an tahun, sepenuhnya dikembalikan kepada setiap orang.

Untuk lebih jelasnya, silakan berikan pendapat pembaca budiman melalui kolom komentar ya, niscaya admin akan dengan senang hati untuk berdiskusi.

Ikutin juga media sosial Tafenpah di bawah ini:


TikTok: Tafenpah.com




Frederikus Suni Admin Tafenpah Group
Frederikus Suni Admin Tafenpah Group Salam kenal! Saya Frederikus Suni, Mahasiswa Ilmu Komunikasi Universitas Siber Asia || Menekuni bidang Jurnalistik sejak 10 tahun lalu. || Saya pernah menjadi Jurnalis/Wartawan di Metasatu dan NTTPedia. Selain itu, saya juga berkolaborasi dengan salah satu Dosen dari Binus university dan Atma Jaya, terutama Proyek dari Kementerian Komunikasi dan Informatika RI, dalam pendistribusian berita ke Pemerintah Provinsi Nusa Tenggara Timur. Saya juga pernah menjadi bagian dari Public Relation/PR sekaligus Copywriter dari Universitas Dian Nusantara (Undira) Tanjung Duren Jakarta Barat. Saat ini fokus mengembangkan TAFENPAH.COM dan juga menjadi kontributor di beberapa website tanah air, Kompasiana, Terbitkanbukugratis, Eskaber, PepNews, Lombokainsider. Tulisan saya juga beberapa kali dipublikasikan ulang di Kompas.com Saya juga menerima jasa pembuatan Website || Media sosial: YouTube: TAFENPAH GROUP || TikTok: TAFENPAH.COM || Instagram: @suni_fredy || Terkait Kerjasama dapat menghubungi saya melalui kontak ������ || WhatsApp: 082140319973 || Email: tafenpahtimor@gmail.com

Posting Komentar untuk "Circle Pertemanan 30 Tahun, Bagaimana Menyikapi Kesendirian dan Selektivitas Pasangan Hidup?"