Menakar Kualitas Pendidikan Indonesia, Pasca Naik Level PISA, Berdasarkan Teori Belajar Sosial Disiplin Ilmu Komunikasi Massa, Program Studi PJJ Komunikasi Universitas Siber Asia
Frederikus Suni |Tugas: Komunikasi Massa
Prodi: Ilmu Komunikasi | Universitas Siber Asia
Abstrak
Pendidikan Indonesia terus berkembang di bawah
kepemimpinan Menteri Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi, Nadiem Anwar
Makarim. Berdasarkan Programme for International Student Assessment atau PISA
tahun 2022, peringkat Indonesia berada di urutan 67 dari 203 negara partisipan.
Menakar peningkatan kualitas pendidikan Indonesia, saya akan mengelaborasikan
teori belajar sosial dan analisa sosial yang dilihat dalam 3 komponen penting,
yakni: aspek kognitif, pikiran, dan evaluasi, sesuai dengan Ilmu Komunikasi Universitas Siber Asia
Kata Kunci:
Pendidikan, PISA, Sosial, Kognitif, Evaluasi
Pendidikan
Di antara revolusi industri 4.0 dan jelang era society
atau revolusi industri 5.0, yang ditandai dengan zaman keterhubungan lintas
sektor dalam jaringan internet, sistem pendidikan Indonesia, khususnya program
Merdeka Belajar dari Kemendikbud-Ristek, Nadiem Anwar Makarim terbilang sukses.
Kesuksesan program Merdeka Belajar tidak hanya
dirasakan oleh peserta didik yang ada di tanah air. Tetapi, program itu juga
kian dikenal luas di mancanegara.
Salah satu indikator dari analisa saya di atas adalah
berdasarkan informasi terbaru yang beredar di jagad maya, sistem pendidikan
Indonesia juga mampu bersaing di mancanegara.
Terutama yang berkaitan dengan PISA (Programme for
International Student Assessment).
PISA
Sebagaimana yang saya katakan di atas, bahwasannya kualitas
pendidikan Indonesia sudah jauh berkembang.
Perkembangan itu dapat ditilik dari peringkat
pendidikan Indonesia berdasarkan PISA 2022.
Sesuai dengan artikel saya yang tayang di portal
Tafenpah.com, Indonesia berada di peringkat 67 dari 203 negara partisipan tahun
2022.
Sebelum melihat lebih jauh, sebaiknya kita berkenalan
dengan PISA.
Apa itu PISA?
Programme for International Student Assessment (PISA)
merupakan survei yang diadakan per 3 tahun untuk mengukur tingkat pemahaman
siswa yang berusia 15 tahun dengan 3 kategori yakni; Literasi Membaca,
Matematika, dan Sains.
Menariknya, Indonesia mengalami peningkatan
signifikan, jika dibandingkan PISA tahun 2019. Di mana, saat itu Indonesia
hanya menempati posisi 72 dari 77 negara partisipan.
Peringkat tersebut juga memberikan stigma buruk kepada
kualitas pendidikan Indonesia. Akibatnya, banyak praktisi pendidikan dari luar
negeri memandang rendah sistem manajemen pendidikan Indonesia.
Padahal, Indonesia adalah negara besar dan tak pernah
kekurangan intelektual. Dari persoalan tersebut, presiden Joko Widodo menekan
Kemendikbud-Ristek untuk merevolusi sistem pendidikan Indonesia.
Alhasil, tantangan tersebut berhasil dijawab oleh
Menteri Nadiem Anwar Makarim dengan program Merdeka Belajar.
Hasilnya, tahun 2022 Indonesia naik level dalam
program PISA.
Kognitif
Sesuai dengan tuntutan Dosen pengampu mata kuliah Komunikasi
Massa, Program Studi Ilmu Komunikasi Universitas Siber Asia, Ibu Adinda Arifiah,
S.I.Kom., M.I.Kom saya akan menggunakan pendekatan ‘Teori Belajar Sosial (Social
Learning Theory) dan difokuskan pada tiga aspek, yakni: Kognitif, Pikiran, dan Evaluasi.
Pada aspek Kognitif, sesuai dengan analisa saya dalam
memahami mindset peningkatan kualitas pendidikan berdasarkan PISA, dapat
ditarik benang merahnya, yakni: berkat dukungan dari seluruh stakeholder
internal maupun eksternal di lingkungan pendidikan tanah air dan juga
kontribusi orang tua lah yang mampu mendobrak sistem pendidikan Indonesia
hingga berkembang seperti saat ini.
Untuk diketahui bersama, analisa saya ini juga hampir
semakna dengan pemberitaan di berbagai kanal televisi tanah air maupun sosial
media Kemendikbud-Ristek RI.
Aspek kognitif peserta didik juga makin berkembang,
seiring dengan kemudahan informasi di media-media arus utama maupun konten-konten
edukatif dari portal blogger.
Pikiran
Berdasarkan studi dan analisa sosial yang saya amati
dalam menanggapi komentar dan pelbagai respon positif masyarakat Indonesia,
terutama dalam peningkatan kualitas pendidikan berdasarkan peringkat PISA tahun
2022, mayoritas warga Indonesia bangga dan merasa puas dengan terobosan sistem
pendidikan di bawah komando Nadiem Anwar Makarim.
Paradigma atau epistemologi ini bertalian erat dengan
pengaruh sosial media tanah air.
Di mana, masyarakat Indonesia sejatinya sangat
mendukung pelbagai program edukatif dan workshop dari Kemendikbud-Ristek.
Dukungan atau peran tenaga pengajar mulai dari tingkat
Kindergarten hingga Senior Hight School juga sangat besar dalam menggoalkan
pelbagai program Merdeka Belajar.
Selain itu, suport sistem dari orang tua dalam
mendidik nilai-nilai literasi membaca, menulis, dan kemampuan dalam mengadopsi
perkembangan teknologi kepada anak-anaknya juga sangat besar pengaruhnya.
Evaluasi
Di balik kesuksesan Merdeka Belajar dari
Kemendikbud-Ristek RI, Nadiem Anwar Makarim, terutama dalam menaikkan minat
membaca, berhitung, dan kemampuan peserta didik dalam disiplin ilmu Sains tidak
menjadikan kita lengah.
Justru peningkatan PISA itu seyogyanya menjadikan kita
untuk terus berinovasi dalam menghadirkan sistem pendidikan holistik kepada
seluruh generasi bangsa Indonesia.
Karena bangsa yang besar tidak akan pernah dipisahkan
dari kearifan lokal budayanya dan juga pentingnya menanamkan pembelajaran yang
super hospitality kepada peserta didik sejak di bangku Kindergarten hingga
Perguruan Tinggi.
Dengan begitu, output atau jebolan peserta didik dari
sekolah-sekolah, baik yang berada di bawah naungan pemerintah maupun swasta
makin bersaing di kancah internasional tanpa melupakan budaya dari mana mereka
lahir dan dibesarkan.
Itulah, hasil analisa dari saya seputar Teori Belajar
Sosial.
Kesimpulan
Pendidikan yang berbasiskan pada konsep Merdeka
Belajar sejatinya merupakan langkah tepat dan efektif dari pemerintah Indonesia
dalam menghadirkan sistem pendidikan yang merata kepada semua anak bangsa.
Selain itu, dengan memadukan konsep pendidikan
holistik, inklusif, dan hospitality dapat melahirkan generasi bangsa yang
menjunjung tinggi nilai-nilai kearifan lokal dan mengutamakan rasa penghargaan
kepada semua orang sebagai saudara sebangsa dan setanah air tanpa memandang
latar belakang apapun.
Ulasan seputar Teori Belajar Sosial yang tersemat
dalam aspek kognitif, pikiran, dan evaluasi di atas juga menandakan bahwasan kontribusi
dari tenaga pengajar, orang tua, dan seluruh stakeholder internal dan eksternal
dalam dunia pendidikan dapat menghadirkan solusi pendidikan yang super friendly
dan hospitality kepada semua dalam menatap bonus demografi sumber daya manusia
Indonesia tahun 2030.
Demikian paparan dari saya. Sekian dan terima kasih
Ibu Dosen.
Daftar Pustaka
https://www.tafenpah.com/2023/12/nadiem-makarim-berkat-guru-dan-orang.html?m=1
Posting Komentar untuk "Menakar Kualitas Pendidikan Indonesia, Pasca Naik Level PISA, Berdasarkan Teori Belajar Sosial Disiplin Ilmu Komunikasi Massa, Program Studi PJJ Komunikasi Universitas Siber Asia"
Posting Komentar
Berkomentarlah dengan baik dan sopan ya! | Terima kasih
Diperbolehkan mengutip tulisan dari Tafenpah tidak lebih dari 30%, dengan syarat menyertakan sumber | Mari, kita belajar untuk menghargai karya orang lain | Salam hangat