Jumlah Seminaris Makin Menurun di Amerika dan Eropa Sementara Afrika Terus Bertumbuh

Penulis: Fredy Suni

Para Frater Seminari Tinggi SVD Surya Wacana Malang | Sumber gambar;@svdprovinsijawa

Tafenpah.com - Tantantangan terbesar dengan perubahan zaman adalah berkurangnya panggilan untuk menjadi Imam Katolik.

Sesuai dengan laporan dari Vatikan, jumlah Seminaris terus menurun di bawah 110.000 di seluruh dunia untuk pertama kalinya sejak tahun 1999.

Sementara, jumlah umat Katolik dunia terus meningkat sebesar 17,67 persen, terlebih umat Katolik di Afrika yang meningkat sebesar 3,1 persen, sedangkan di Amerika dan Asia masing-masing tumbuh sekitar 1 persen, sesuai laporan Vatikan per 31 Desember 2021.

Untuk diketahui bersama, jumlah umat Katolik sedunia mencali 1,378 miliar dan terus bertumbuh, sesuai dengan data yang di atas.

Mirisnya, panggilan untuk hidup membiara atau Seminaris makin menurun. Terutama di Amerika Utara dan Eropa.

Meski begitu, ada kabar baiknya, yakni; Seminaris atau panggilan hidup membiara tumbuh di Afrika.

Afrika adalah satu-satunya benua yang kini menjadi tumpuan masa depan umat Katolik. Karena panggilan sedang bertumbuh pesat di sana.

Penyebab Menurunnya Hidup Selibat

Tak bisa dipungkiri, setiap perubahan zaman, tentunya ada pola pikir baru. Khususnya generasi milenial, dan Alpha.

Lantaran mereka sudah terpolarisasi dengan kehidupan di lingkungan sekitar yang cenderung bebas, ketimbang mereka harus masuk Seminari.

Selain itu, karakter mereka yang menyukai kebebasan dan cepat jenuh atau bosan dengan rutinitas harian yang monoton, pastinya berseberangan dengan kehidupan di Biara yang sudah terstruktur.

Faktor lain yang perlu dikaji adalah soal pasangan hidup.

Memang ada yang sejak lahir sudah ditakdirkan untuk tidak menikah. Tetapi ada yang dengan kehendak bebas memilih hidup membujang, entah sebagai Seminaris, Biarawan, Biarawati maupun sebagai awam.

Dengan mencermati fenomena ini, mau tidak mau kita harus mendukung rencana Paus Fransiskus untuk mereformasi/merubah aturan hidup selibat.

Ya, poin pentingnya adalah mengizinkan Imam Katolik untuk memiliki pasangan hidup. Karena bagaimana pun, kita sebagai manusia normal, kebutuhan akan kasih sayang, layaknya pasangan hidup akan selalu ada dalam diri kita.




Lalu, bagaimana dengan panggilan hidup membiara di Indonesia?

Tentu saja, sejauh ini kita masih optimis. Karena panggilan hidup membiara masih ada, meski tak sebanyak yang diharapkan.

Namun, setidaknya benih-benih panggilan hidup membiara masih subur di Provonsi Nusa Tenggara Timur, Kalimantan, dll.

Sumber; PenaKatolik dan VatikanNews



TAFENPAH.COM
TAFENPAH.COM Salam Literasi. Perkenalkan saya Frederikus Suni. Saya pernah bekerja sebagai Public Relation/PR sekaligus Copywriter di Universitas Dian Nusantara (Undira), Tanjung Duren, Jakarta Barat. Saya juga pernah terlibat dalam proyek pendistribusian berita dari Kementerian Komunikasi dan Digital (Komdigi) ke provinsi Nusa Tenggara Timur bersama salah satu Dosen dari Universitas Bina Nusantara/Binus dan Universitas Atma Jaya. Tulisan saya juga sering dipublikasikan ulang di Kompas.com. Saat ini berprofesi sebagai Mahasiswa Ilmu Komunikasi di Universitas Siber Asia (Unsia), selain sebagai Karyawan Swasta di salah satu Sekolah Luar Biasa Jakarta Barat. Untuk kerja sama bisa menghubungi saya melalui Media sosial:YouTube: Perspektif Tafenpah||TikTok: TAFENPAH.COM ||Instagram: @suni_fredy || ������ ||Email: tafenpahtimor@gmail.com

Posting Komentar untuk "Jumlah Seminaris Makin Menurun di Amerika dan Eropa Sementara Afrika Terus Bertumbuh "