Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Memahami Pendekatan Scientific, Humanistik, dan Sosial Sciences - Tafenpah.com

 Penulis: Fredy Suni

Memahami pendekatan humanistik Mahasiswa Ilmu Komunikasi | @BimbelIndonesiaColloge

Tafenpah.com - Pendekatan Scientific adalah pendekatan yang dilandaskan pada objektivitas. Apa itu objektivitas? Objektivitas adalah sesuatu yang dilihat, diobservasi atau diteliti oleh seseorang berdasarkan benda yang ada di depannya. Salah satu ciri utamanya adalah metode percobaan.


Contohnya adalah: Dian memiliki kesempatan untuk melakukan observasi di salah satu benteng peninggalan Belanda di kampungnya. Berbicara tentang peninggalan bersejarah dari penjajah, kampung Dian berada di Noelbaki, Timor, Nusa Tenggara Timur memiliki beberapa tempat. Di sini Dian membatasi observasinya yakni hanya di satu tempat. 


Baca Juga: Pentingnya Perencaan Strategis Perusahaan


Tujuannya adalah ia bisa mendalaminya dengan mudah. Selain mudah, efesien dan kualitas dari observasi tersebut dapat memuaskan.


Sebelum melangkah lebih jauh, pasti ada yang bertanya apa saja yang mau Dian teliti? Tentunya berdasarkan kesaksian beberapa tetua adat dan masyarakat setempat bahwa benteng tua tersebut setiap malam selalu ada suara tangisan.


Secara logika dia tidak mempercayai hal demikian. Maka, malam berikut ia mulai pergi ke sana. Berbekal ilmu pengetahuan dan keyakinan bahwa tidak ada apa-apa di benteng tersebut, Dian pun memberanikan diri untuk melakukan eksprerimen.


Pas jam 12.00 WITA, Dian ke sana dan selama di sana ia tidak menemukan suara apa-apa. Meskipun di sana sangat gelap dan kelihatan mistis. Setelah melakukan beberapa kali, akhirnya Dian memutuskan bahwasannya logika masyarakat terkait sumber suara tersebut tidak benar. Karena pengalaman empiris yang ia temui di lapangan tidak ada apa-apa.


Pendekatan Humanistik adalah pendekatan yang fokus utamanya adalah kehidupan manusia itu sendiri. Mengapa saya katakan demikian? Karena kehidupan itu tidak bisa dipisahkan dari keberadaan (being ) manusia.


Manusia itu ada karena bagian dari partikel-partikel rencana terbesar Sang pengada. Dari konsep atau diskursus ini saya akan membawa kita menuju salah satu tokoh Humanistik yang sangat berpengaruh di dunia Yunani yakni Filsuf Sokrates.


Tentu sebagian dari kita ini pasti belum mengenal siapa itu Sokrates? Sebagai alumni ilmu Filsafat, izinkan saya untuk memperkenalkan tokoh hebat ini. Sokrates di dunia Barat disebut sebagai Bapak Filsafat dan ia memulai filsafatnya dengan metode maeutic atau dialektika (diskusi).


Mengapa ilmu humanira perlu ada metode di dialektika? Karena melalui dialektika atau diskusi kita bisa ikut merasakan sekaligus mengeluarkan penyakit yang ada di dalam diri partner komunikasi kita setiap hari.


Contohnya: Saya dan rekan kerja sudah lama saling mengenal. Pada suatu pagi, rekan kerja saya ini, sebut saja namanya Sintia ia terlihat murung di kedai kopi yang tidak jauh dari tempat kerja.


Saya mendekati Sintia dan sekadar ber-say-hello, sembari menanyakan kabarnya. Obrolan kami semakin lama semakin nyambung. Akhirnya, ketika saya melihat situasi sudah aman, saya pun melontarkan pertanyaan singkat, Sinta mengapa kamu terlihat lemas hari ini? Apakah ada sesuatu yang menggajar di dalam pikiranmu?


Sintia dengan cepat menjawab saya bahwa ia memang benar. Beberapa hari belakangan ini ia mengalami peristiwa sedih. Karena ia kehilangan orang tuanya di kampung halaman. Dalam kondisi tersebut, ia tidak bisa hadir. Karena rezekinya belum cukup untuk terbang ke kampung halaman.


Sebagai rekan kerja sekaligus sahabat, saya berusaha untuk menguatkan Sintia yang sedang terpuruk. Setelah melalui obrolan yang sangat panjang, Sintia merasa suasana batinnya sudah mulai stabil.


Contoh kasus ini mencerminkan bahwa metode dialektika atau diskusi bersama orang lain mampu meringankan bebannya. Metode ini pun juga pernah dilakukan oleh Sokrates dalam mencari ilmu pengetahuan. Di mana ia memandang semua orang adalah sama.


Demikian pun metode ini juga perlu kita terapkan dalam kehidupan kita bersama orang lain. Karena apa pun derajat atau status kita saat ini tidak ada apa-apa,  selain human intereset atau nilai-nilai kemanusia itu jauh lebih tinggi dan penting dalam kondisi apa pun.

Mahasiswi Broadcast@IDNTimes


Pendekan Sosial Sciences adalah pendekatan yang berpusat tingkah laku dan interaksi sosial dalam kehidupan bermasyarakat. Artinya dalam kehidupan setiap hari, kita sudah memiliki aturan baku yang tertuang dalam etika dan moral. Apa itu etika dan moral? Etika adalah ilmu yang mempelajari tentang cara beretika dalam kehidupan bersama. Sedangkan, moral ini berkaitan dengan hati nurani kita dalam berinteraksi.


Kehidupan akan jauh lebih harmonis jika setiap pribadi mampu mengaplikasikan etika dan moral dalam setiap interaksi. Mengapa etika dan moral itu sangat penting di zaman digital? Karena zaman digital yang berbasis pada pesan online. Rasa-rasanya etika dan moral sudah tidak menemukan ruang yangtepat. Karena media sosial itu lebih condong pada budaya pansos sekaligus saling tuding-menuding.


Bersyukur sebagai mahasiswa Ilmu Komunikasi kita masih mendapatkan kepempatan untuk merekontruksi paradigma pikiran kita yang lebih baik dalam hal berkomunikasi dengan sesama dalam kondisi apa pun.


Contohnya; Alan dan Elon adalah dua orang yang berbeda budaya. Perbedaan ini memberikan tantangan berat bagi mereka dalam hal menjalin relasi dalam kehidupan setiap hari.


Katakan Alan berasal dari budaya A sedangkan Elon berasal dari buday C. Antara budaya A dan C jauh berbeda. Termasuk pola interaksi dan kebiasaan-kebiasaannya.


Untuk mempersatukan mereka, ketua RT memberlakukan norma-norma sosial yang berada di lingkungan baru yang mereka tempati. Norma tersebut bertujuan untuk merekatkan persaudaraan mereka sebagai sebangsa dan setanah air.


Beruntung mereka berdua memiliki psiko emisonal dan intelektualitas yang baik. Jadi, mereka sangat menghargai dan menerima aturan yang diberikan oleh Pak RT. Meskipun terkadang terjadi, ketidakcocokkan di antara mereka, tapi itu tidak menjadi alasan bagi mereka untuk tetap mencintai perbedaan. Karena perbedaan itu indah dan menarik jika direfleksikan.


Hubungan timbal balik yang mereka jalani akhirnya membuahkan hasil positif bagi lingkungan di mana mereka tempati. Di mana warga sekitar mulai menumbuhkan rasa memiliki (sense of belonging), rasa cinta (sense of love), rasa empati (sense of emphatic) yang pada akhirnya menyatukan semua perbedaan dalam terang ilmu sosial dalam semangat Pancasila.





Frederikus Suni Admin Tafenpah Group
Frederikus Suni Admin Tafenpah Group Frederikus Suni (Fredy Suni) Mahasiswa Program Studi Ilmu Komunikasi Universitas Siber Asia (Asia Cyber University) | Frederikus Suni pernah DO dari Sekolah Tinggi Filsafat dan Teologi Widya Sasana Malang dan Fakultas Ilmu Komunikasi Universitas Dian Nusantara (Undira) Jakarta || Terkait kerja sama dan informasi iklan bisa melalui email tafenpahtimor@gmail.com || || Instagram: @suni_fredy || @tafenpahcom || @pahtimorcom || Youtube: @Tafenpah Group

Posting Komentar untuk "Memahami Pendekatan Scientific, Humanistik, dan Sosial Sciences - Tafenpah.com"