Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Di Balik Jendela Pesawat | Tafenpah

Penulis: Fredy Suni

Foto: Fredy Suni

Tafenpah.com - Dari balik jendela Pesawat Lion Air, saya menyaksikan hamparan langit biru yang bertaburkan gumpalan awan putih, sambil meninggalkan buih - buih putih di tepian kaca pesawat.



Tanpa terasa, saya pun terhanyut pada masa lalu.


Saya pun seolah bermimpi, kala mendaki gunung Kawah Ijen yang merupakan salah satu dari dua gunung di dunia yang memiliki "blue fire" atau "api biru" yang terletak di Banyuwangi, Jawa Timur.




Bukan hanya itu saja, saya juga kembali bernostalgia, ketika menggunakan kapal penyeberangan dari pelabuhan Ketapang - Gilimanuk (Bali) pada malam hari, tahun 2017 silam.


Walaupun berbeda perjalanan, tetapi nuansanya tetap sama.



Karena keduanya sama-sama ikut meninggalkan hasrat travelling.



Sejenak, pikiran saya pun kembali berkelana menyusuri serpihan-serpihan masa lalu di kota Malang, tepatnya di kota Wisata Batu, Jawa Timur.


Mengingat, gumpalan awan putih saat berada di atas puncak gunung Panderman, sama persis yang saya alami, ketika menyaksikan  saat berada di atas ketinggian penerbangan tiga ribuan  mdpl dari atas langit Timor, Kupang menuju Jakarta.



Sembari saya juga mengamati udara yang keluar - masuk dari pernapasan saya.



Berada di atas ketinggian, dengan segala keindahannya, tetiba gerimis pun berjatuhan dari pelupuk mataku.



Karena saya harus kembali berpisah dengan keluargaku di kampung halaman tercinta.



Berat,,, tetapi demi kehidupan yang lebih baik, saya harus berani mengambil resiko.


Resiko itu saya tempuh dengan kembali mendarat di kota metropolitan Jakarta.



Sejenak Menikmati Keramaian di Bandara Internasional Soekarno - Hatta


Walaupun di tengah gerimis HUT RI ke-77, suasana perjalanan melalui moda transportasi udara pun semakin ramai.


Terlebih di Bandara Soekarno - Hatta Jakarta.



Akan tetapi, sebelum saya menceritakan lebih lanjut suasana kehidupan di sekitar bandara Soekarno - Hatta, alangkah baiknya, saya kisahkan juga pengalaman saya di bandara transit Surabaya.


Rupanya mobilitas perjalanan warga kota pahlawan (Surabaya) cukup ramai juga di HUT RI ke-77.


Keadaan itu pun ikut meninggalkan kisah yang berbeda sekaligus menyenangkan bagi saya.



Karena dengan keadaan tersebut, saya juga teringat akan masa lalu, tepat tahun 2014 silam saya pertama kali merantau di Malang.



Di mana saat itu ada suasana kebahagiaan sekaligus kisah-kisah jenaka. Layaknya yang saya alami dalam perjalanan seminggu yang lalu di bandara Juanda (Surabaya).



Setelah menunggu sekitar 40 an menit, penerbangan pun dilanjutkan menuju Jakarta.

Aktivitas penumpang di bandara Internasional Soekarno - Hatt | Foto: Fredy Suni


Di atas ketinggian, saya juga melihat gumpalan awan di atas gunung yang berada di tanah Jawa.



Memandangi pulau Jawa dari atas ketinggian, memang suasanannya lebih berbeda dan sangat menyenangkan.



Apalagi di sepanjang deretan pegunungan tersebut, ada awan biru yang makin menggoda mata.



Tepat pukul 9.30 WIB, pesawat yang saya tumpangi mendarat di Soekarno - Hatta.


Rasa bahagia pun menyelimuti saya. Namun, di saat yang bersamaan, saya pun harus siap memulai sesuatu dari nol lagi.



No problem! Karena segala sesuatu itu tidak abadi di dunia, kecuali kematian.



Dalam keheningan, saya pun terpana dengan ribuan manusia yang berada di sekitar area bandara Soekarno - Hatta.



Bahkan di setiap sudut, ada berbagai tawaran perjalanan dari para driver taxi maupun motor menuju tempat tujuan masing-masing.


Namun, saya memilih untuk dijemput kakak dengan menggunakan motor saya yang sudah hampir setengah tahun saya tinggalin.



Perjalanan dari bandara ke kontrakan memang tidak sampai sejam.


Saya juga melihat dan merasakan penataan kota dari bandara menuju kontrakan semakin berbeda.


Ya, desainnya minimalis tetapi sangat nyaman untuk dilihat oleh siapa pun.



Akhirnya, saya bisa tiba di rumah dengan suasana kehidupan yang baru.


Saat itu pun, saya mulai membuat draft tentang mimpi-mimpi yang belum tercapai di tahun sebelumnya.















Frederikus Suni Admin Tafenpah Group
Frederikus Suni Admin Tafenpah Group Frederikus Suni (Fredy Suni) Mahasiswa Program Studi Ilmu Komunikasi Universitas Siber Asia (Asia Cyber University) | Frederikus Suni pernah DO dari Sekolah Tinggi Filsafat dan Teologi Widya Sasana Malang dan Fakultas Ilmu Komunikasi Universitas Dian Nusantara (Undira) Jakarta || Terkait kerja sama dan informasi iklan bisa melalui email tafenpahtimor@gmail.com || || Instagram: @suni_fredy || @tafenpahcom || @pahtimorcom || Youtube: @Tafenpah Group

Posting Komentar untuk "Di Balik Jendela Pesawat | Tafenpah"