Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Kisahku bersama Seekor Anjing Pintar di Kota Batu - Jawa Timur

Penulis: Fredy Suni

Kisahku bersama seekor anjing di kota Batu.Sumher gambar: Pixabay

Tafenpah.com - Malam itu, saya dan seekor anjing namanya Bison duduk menikmati pemandangan kota Batu, Malang, Jawa Timur. Sejauh mata memandang, segalanya tampak menakjubkan. Apalagi pemandangan kota Batu dinikmatin pada malam hari. Rasanya dunia seakan berhenti. Sayangnya, malam itu adalah akhir dari kebersamaan antara saya dan Bison.


Sedih dan rasa penyesalan baru mengejar saya dari belakang ketika tak ada Bison. Selama hampir dua tahun, teman curhat saya adalah Bison. Ya, meskipun komunikasi hanya tercipta antar manusia. Namun, setidaknya ketajaman insting Bison mampu melampaui batas ruang dan waktu.


Bison adalah anjing kesayangan saya. Saya mulai merawat Bison sejak kecil. Bulunya yang kecoklatan, matanya tajam, telinganya yang menggemaskan dan juga instingnya yang tajam merupakan kelebihan Bison di mataku.


Saya melewatkan banyak momen kehidupan bersama Bison. Setiap kali saya menemui masalah, saya selalu cerita kepada Bison. Ia hanya duduk diam, sesekali menggerakan ekornya yang cantik itu menandakan bahwa ia juga ikut merasakan apa yang saya rasakan.


Satu hal yang saya senangi dari Bison adalah ia selalu tidur di depan pintu kamarku. Ya, sesekali ia bisa masuk dan berkeliaran bebas di dalam kamar kecilku. Saya merasa seperti seorang pangeran yang selalu dilindungi oleh pengawal setianya.


Kesetiaan anjing adalah harga mati

Sumber gambar:Kompasiana


Hewan peliharaan apa pun mereka pasti setia kepada tuannya. Begitulah yang saya pelajari dari Bison. Bahasa isyarat antara saya dan Bison sudah paten. Hal itu terbukti dari cara dia memperlakukan saya.


Di mana, setiap pagi, siang, malam, pergi, dan kembali dari mana pun, Bison biasanya mengulurkan tangannya untuk salaman sembari memeluk mesra.


Lebih jauhnya, terkadang Bison tidur di bawah tempat tidurku. Sesekali ia bisa menyelinap masuk ke dalam selimutku. Terkadang pula, tanpa sadar, Bison sudah membuka laci lemari yang ada makanan ringan dan mengibaskan ekornya yang indah itu berarti ia sedang menginginkan makanan tersebut.


Saya selalu mengikuti kemauannya. Begitu pun dia juga. Hubungan timbal balik ini mencerminkan bahwa ketika kita setia dan memperlakukan binatang dengan tulus. Mereka pun akan setia menemani kita dalam kondisi apa pun. Sekali pun binatang tersebut terkenal ganas.


Kronologis kehilangan Bison


Hujan rindu tercipta pada bulan November 2019, malam itu saya sudah selesaikan pekerjaanku. Sementara saya membaca buku sembari rebahan, Bison nongol di balik jendela sembari mengeluarkan suara yang membuat saya bertanya-tanya, apa yang salah dengan bison?


Saya pun kasihan dengan Bison lalu saya keluar kamar dan mengelus-elus sembari memeluknya. Ia begitu tenang di pangkuanku. Anehnya, ia terus menatapku. Seolah-olah malam itu adalah malam perpisahan kami.


Tanpa sadar Bison mengeluarkan air mata, saya pun mengelapnya dengan sentuhan cinta. Ia terus memelukku dengan erat. Setelah keadaan menjadi tenang, saya kembali ke kamar. Tapi, bison terus mengintipku lewat jendela.


Saya pun langsung mematikan lampu kamar. Tapi, Bison terus mengetuk jendela kamar dengan kakinya. Akhirnya, saya marah dan terlanjur jengkel akhirnya saya memukulnya.


Lalu, saya memutuskan untuk tidur. Tapi, tingkah Bison makin menjadi-jadi. Akhirnya saya tersadar sudah pukul 04.30 WIB. Saya keluar dan mencari Bison. Tapi, Bison sudah tidak ada. Saya berpikiran positif saja


Saya pun melanjutkan aktivitas pagi dengan meditasi, membaca buku dan juga olahraga ringan sembari bersyukur atas nikmatinya kehidupan baru dari Sang Pengada.


Matahari semakin menyapa semesta kota Batu, batang hidung Bison pun tidak kelihatan. Saya mulai panik. Saya pun mencari Bison dan tetangga juga ikut mencari Bison.


Sayangnya, Bison tidak ditemukan. Saya merasa sedih. Karena semalam Bison sudah memberikan kode perpisahan. Tapi, saya tidak paham.


Setelah melakukan pencarian selama tiga hari, saya tidak menemukan Bison. Sayap-sayap patah terus mengejarku.


Diriku seolah kehilangan sayap yang satu. Saya tidak tahu harus berbuat apa. Selain mengingat kembali kebersamaan saya dengan Bison. Semakin saya mencari, saya semakin tersiksa. Praduga atau persepsi mulai menjalari diriku.


Pesan moral

Pixabay

Meskipun binatang tidak dapat berbicara. Tapi antara diri kita dan mereka memiliki hubungan kedekatan. Teruntuk mereka yang suka berburu binatang yang bukan haknya, tolong hentikan! Karena mereka juga butuh hidup.


Tugas kita hanya bekerja sama dan merawat mereka seperti merawat diri kita sendiri. Karena kesetiaan binatang lebih dari kesetiaan manusia terhadap orang tua, anak, suami, istri maupun kepada pemerintah sendiri.


Catatan: Artikel ini pernah saya publikasikan di Kompasiana (www.kompasiana.com/fredysuni)

Frederikus Suni Admin Tafenpah Group
Frederikus Suni Admin Tafenpah Group Frederikus Suni (Fredy Suni) Mahasiswa Program Studi Ilmu Komunikasi Universitas Siber Asia (Asia Cyber University) | Frederikus Suni pernah DO dari Sekolah Tinggi Filsafat dan Teologi Widya Sasana Malang dan Fakultas Ilmu Komunikasi Universitas Dian Nusantara (Undira) Jakarta || Terkait kerja sama dan informasi iklan bisa melalui email tafenpahtimor@gmail.com || || Instagram: @suni_fredy || @tafenpahcom || @pahtimorcom || Youtube: @Tafenpah Group

Posting Komentar untuk "Kisahku bersama Seekor Anjing Pintar di Kota Batu - Jawa Timur"