Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Melepas Yang Tertinggal Merajut Masa Depan ( Kenangan Dalam Filsafat Sejarah Walter Benjamin)

 

Melepas yang tertinggal merajut masa depan.Tafenpah.com

KENANGAN SEBAGAI SEBUAH DISKONTINUITAS

“Melepas Yang Tertinggal Merajut Masa Depan”

(Menyimak Sebagian dari Filsafat Sejarah Walter Benjamin)


Oleh: Perboyre Bana (Alumnus Sekolah Tinggi Filsafat Teologi Widya Sasana Malang)

Judul di atas terkesan aneh, sejauh diingat bahwa kenangan adalah momen yang menghadirkan masa lampau ke dalam masa sekarang. Itu berarti kenangan justru menghubungkan atau menjembatani kedua dimensi waktu ini. 


Dalam arti ini kenangan dilihat sebagai momen kontinuitas yang menjadikan waktu sebagai sebuah alur. Namun, secara sadar Walter Benjamin menyebut waktu sebagai suatu diskontinuitas. Mengapa? Karena menurutnya, kenangan sebagai kehadiran masa lampau dalam masa sekarang sebenarnya berarti suatu diskontinuitas dari alur kemajuan. Dalam memoria terjadilah peleburan masa lalu dan masa sekarang, dalam kenangan itu terjadi “kesekarangan” sebagai pemberhentian. 


Di sini masa lampau hadir dalam masa sekarang. Kalau demikian, maka memoria bukanlah ikhwal tenggelamnya kita dalam arus waktu yang mengalir dari masa lampau ke masa depan melewati masa sekarang. Sebaliknya memoria adalah berhentinya moment ini.


Di dalam memoria hadirlah masa lampau dalam masa depan sebagai momen berhentinya waktu. Tidak ada lagi alur waktu ketika masa lalu melebur di dalam masa kini. Yang ada hanyalah saat ini tanpa duka dan harapan, karena di sini hadirlah masa lalu dan masa depan pun menemukan pemenuhannya. Di dalam kenangan seperti ini waktu berhenti. Inilah “kesekarangan” yang dipahami Walter Benjamin sebagai model dari masa mesianis. Nama ini demikian singkat, namun sanggup merangkum seluruh sejarah umat manusia. 


Memoria semacam ini bukanlah suatu kondisi yang bertahan lama, melainkan satu pegalaman singkat dalam arus teleleogi. “Kesekarangan” ini menjadi isi dari harapan kita. Kita berharap, bahwa di masa depan pun akan ada kesempatan singkat seperti ini, di mana kita dapat menarik diri dari alur waktu, di mana waktu berhenti mengalir. 


Memoria bukanlah penyelamatan dalam totalitasnya. Sebab tidak ada kemungkinan historis yang memadai sebagai saat keselamatan paripurna. Walaupun demikian, memoria menyingkapkan keterbukaan dari setiap peristiwa sejarah terhadap keselamatan paripurna tersebut, dalamnya setiap peristiwa mendapatkan identitasnya yang sejati. 


Berhadapan dengan bahaya, tidak ada harapan yang lebih besar daripada harapan akan berakhirnya sejarah, tidak hanya akan berakhirnya penindasan, tetapi juga berakhirnya orang-orang tertindas itu sendiri. Mereka yang tertindas menyadari tendensi-tendensi yang mengancam akan menghancurkan mereka. 


Di depan bahaya yang mengancam eksistensi ini seorang yang tertindas dan yang tak berdaya tidak dapat menimba kekuatan dari pengalaman akan martabatnya sendiri supaya dapat berjuang, sebab pengalaman inilah yang justru hendak dihancurkan. 


Kekuatan untuk menentang atau menunjukkan sikap dalam bentuk apapun, tidak terutama datang dari kesadaran akan keluhuran martabat diri sebagai manusia, melainkan terutama dari kesadaran sebagai pewaris masa lampau, yang sekarang sedang terancam eksistensinya. Tanggung jawab terhadap masa lampau memberikan orang daya resistensi terhadap kesewenangan penguasa sekarang yang mengancam. 


Kekuatan hanya dapat muncul dari kenangan akan hak hidup dari masa lampau yang sekarang sedang manjadi puing-puing. Sebab itu, hanya tradisi yang mengakui hak masa lampau dapat memobilisasi kekuatan untuk berjuang.

Suara.com

Keberhasilan perjuangan ini tidak terdapat dalam kesanggupan untuk menyatukan yang tercerai berai, tetapi dalam penolakan untuk mengatur semua yang tertindas menjadi elemen dalam satu bangunan sejarah. Bertahan berpegang pada hak mereka yang menderita di masa lalu berarti menolak kecenderungan untuk menjadikan mereka pahlawan pembangunan yang berjasa bagi kemajuan seluruh masyarakat. 


Penderitaan para kakek tidak akan dapat dibenarkan dengan menunjukkan kebahagiaan dan tawa ria yag kini dipamerkan para cucu mereka.


Dalam kenangan hak masa lampau itu diangkat, dan hanya pada latar ini kita dapat melihat dan mengenal reruntuhan sebagai reruntuhan. Di dalam simbol sang malaikat latar ini disebut Firdaus, yang merupakan sumber “badai”, tetapi serentak menjadi gambaran hak manusia dan sejarahnya. Karena itu, di dalam kenangan akan para penderita sebenarnya sudah hadir juga gambaran tentang hak, yang memungkinkan pengenalan akan bencana dan mendorong perlawanan.


Kenangan tidak hanya merangkum dalam dirinya kisah-kisah bencana, tetapi juga apa yang menjadi ideal, yang justru dialami dalam ketiadaannya. Pada masa lampau mesti pernah ada sesuatu yang menyulutkan harapan para penderita, kendati setelah itu mereka mesti mengalami tanpa henti kemenangan sang musuh. 


Harapan ini adalah bahwa musuh ini akan berhenti menang. Pada latar pengalaman seperti ini menguatlah keinginan untuk berhenti, untuk membuat dikontinuitas sejarah dan membantu mereka yang terdampak dari derap kemajuan yang serba cepat. Memoria memberikan kemungkinan kepada manusia untuk keluar dari arus kemajuan ini.


Sumber: 

Bevans, B, Stephen. Model-model Teologi Kontekstual. Maumere: Ledalero, 2002.

Ceunfin, Frans & Felix Baghi. Mengabdi Kebenaran.  Maumere: Ledalero, 2005.

Hamersma, Harry. Tokoh-tokoh Filsafat. Jakarta: Gramedia, 1983.

Leahy, Louis. Manusia Sebuag Misteri: sintesa filosofis tentang makhluk paradoksal.  Jakarta: Gramedia, 1989.


Perboyrebana@gmail.com


Frederikus Suni Admin Tafenpah Group
Frederikus Suni Admin Tafenpah Group Frederikus Suni (Fredy Suni) Mahasiswa Program Studi Ilmu Komunikasi Universitas Siber Asia (Asia Cyber University) | Frederikus Suni pernah DO dari Sekolah Tinggi Filsafat dan Teologi Widya Sasana Malang dan Fakultas Ilmu Komunikasi Universitas Dian Nusantara (Undira) Jakarta || Terkait kerja sama dan informasi iklan bisa melalui email tafenpahtimor@gmail.com || || Instagram: @suni_fredy || @tafenpahcom || @pahtimorcom || Youtube: @Tafenpah Group

4 komentar untuk "Melepas Yang Tertinggal Merajut Masa Depan ( Kenangan Dalam Filsafat Sejarah Walter Benjamin)"

Berkomentarlah dengan baik dan sopan ya! | Terima kasih


Diperbolehkan mengutip tulisan dari Tafenpah tidak lebih dari 30%, dengan syarat menyertakan sumber | Mari, kita belajar untuk menghargai karya orang lain | Salam hangat