Dedi Mulyadi Transformasi Pendidikan Karakter Generasi Muda Jawa Barat dengan Jalan Pendekatan Semi Militer
Penulis : Frederikus Suni
![]() |
Dedi Mulyadi Gubernur Jawa Barat, pendidikan karakter generasi muda Indonesia. TAFENPAH.COM |
TAFENPAH.COM - Keputusan Dedi Mulyadi (Gubernur Jawa Barat) untuk mengirimkan anak-anak yang terlibat tawuran, suka melawan perintah orang tua, melawan guru, bolos sekolah, kecanduan game, miras, narkoba dan berbagai perilaku tidak terpuji lainnya ke barak militer untuk mengikuti pelatihan, disambut baik oleh orang tua.
Tindakan kecil, berani, dan tentunya out of the box Dedi Mulyadi juga merupakan pendekatan yang tepat, guna membentuk kepribadian generasi muda yang berkarakter, sebagaimana yang terkandung dalam Keenam profil Pelajar Pancasila, yakni;
1. Beriman, Bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, dan Berakhlak Mulia
2. Berkhebinekaan Global
3. Bergotong Royong
4. Mandiri
5. Bernalar Kritis
6. Kreatif
Baca Juga:
Manifestasi atau perwujudan di balik ke-6 aspek profil Pancasila, seirama dengan pendidikan karakter semi militer.
Khususnya pendidikan atau pelatihan kepada generasi muda Jawa Barat untuk menghargai dan menghormati orang tua, guru, dan siapa saja yang memberikan perintah dalam keseharian.
Perintah yang penulis maksudkan di sini adalah bagaimana sikap atau tindakan nyata dari generasi muda yang selama ini memiliki kecenderungan melawan orang tua, guru, bolos sekolah, terlibat miras, narkoba dll.
Perilaku - perilaku tersebut, jika tidak ditangani dengan tepat, akibatnya adalah mengancam ketahanan sekaligus etika dan moral generasi muda Indonesia.
Penerapan sistem pembinaan semi militer dari gubernur Jawa Barat, Dedi Mulyadi kepada masyarakat, sejauh ini mendapatkan respon positif dari semua kalangan.
Langkah berani Dedi Mulyadi tersebut, sejatinya perlu diterapkan oleh berbagai lembaga pendidikan swasta maupun negeri.
Mengingat generasi muda merupakan jantung peradaban masyarakat, terutama bangsa Indonesia di era perkembangan teknologi informasi dan komunikasi di abad ke-21 ini.
Kemajuan teknologi informasi dan komunikasi tidak selamanya membawa pengaruh baik bagi generasi muda Indonesia.
Untuk itu, penulis mendukung langkah kecil dan berani dari Dedi Mulyadi.
Karena proses pembentukan karakter generasi muda tidak serta merta berpusat pada pendekatan-pendekatan teoritis di dalam kelas, yang belum tentu sesuai dengan dinamika atau situasi kehidupan di dunia kerja.
Pembentukan karakter generasi muda Jawa Barat di bawah nakhoda Militer akan melahirkan generasi bangsa yang memiliki integritas, profesional, dan visioner dalam menjalani kehidupan.
Selain itu, generasi muda juga lebih peduli pada pengorbanan orang tua.
Karena bagaimana pun juga, bangsa besar tidak hanya dibangun melalui sistem pendidikan yang komprehensif.
Akan tetapi, bangsa besar itu dibangun atau didesain dari pembentukan nilai-nilai dasar kehidupan seperti; saling menghargai dan menghormati.
Apalagi bangsa Indonesia kaya akan ras, agama, suku, bahasa, ideologi, kepentingan, karakter dan berbagai aspek vital kehidupan.
Untuk diketahui bersama, per 1 Mei 2025, sebanyak 39 anak yang terlibat kenakalan di provinsi Jawa Barat telah dikirim ke sekolah semi Militer Purwakarta.
Penulis yakin, ke-39 anak tersebut setelah mengikuti pembinaan karakter di sekolah semi Militer Purwakarta, sikap dan cara pandang mereka terkait kehidupan pun akan berbeda.
Terutama mereka akan lebih menghargai diri mereka sendiri, menghormati orang tua, guru, dan fokus pada kehidupan masa depan mereka.
Pendidikan semi militer dari gubernur Jawa Barat Dedi Mulyadi merupakan langkah tepat dan berani untuk meredam maraknya tindakan tidak terpuji generasi muda di abad ke-21.
Mari, ciptakan pendidikan karakter generasi bangsa sebagai bagian dari sistem pendidikan nasional.
Posting Komentar untuk "Dedi Mulyadi Transformasi Pendidikan Karakter Generasi Muda Jawa Barat dengan Jalan Pendekatan Semi Militer "
Posting Komentar
Berkomentarlah dengan baik dan sopan ya! | Terima kasih
Diperbolehkan mengutip tulisan dari Tafenpah tidak lebih dari 30%, dengan syarat menyertakan sumber | Mari, kita belajar untuk menghargai karya orang lain | Salam hangat