Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Menyambut Tahun Baru Dengan Merubah Cara Pandang

Penulis: Marselinus Johan, S.Fil
Editor  : Frederikus Suni


Menyambut Tahun Baru Dengan Merubah Cara Pandang. Sumber/foto: Freepik



"Sebuah Pertobatan Budi" 
            (Roma 12:2).



Tafenpah.com - Momentum pergantian tahun sudah menjadi hal yang biasa bagi kita semua, karena dirayakan setiap akhir tahun. Namun akan menjadi luar biasa ketika mampu memaknai momen tersebut dengan sebuah prinsip sebagai pegangan dalam hidup selama setahun yang akan dijalani.
 
Secara spiritual saya mengajak kita semua untuk memaknai momen pergantian tahun sebagai titik awal pembaharuan budi atau pertobatan Budi.

Hidup dalam dunia yang tengah merekonstruksi diri ke arah peradaban modern, bukanlah suatu hal yang tanpa akibat bagi manusia. Kemajuan dunia menyuguhkan kepada manusia berbagai tawaran yang di satu sisi baik namun disisi lain berbahaya. 

Manusia bukan lagi entitas yang otentik dihadapan teknologi yang kian maju, melainkan entitas yang dikendalikan oleh teknologi.

Grammar berpikir manusia pun dipengaruhi oleh teknologi, jika demikian bagaimana agar grammar berpikir manusia seturut kehendak Allah. Dalam konteks inilah kita perlu memaknai momen pergantian tahun sebagai momen untuk kita melakukan pertobatan budi.

Songsong tahun baru dengan cara hidup baru di dalam Kristus Yesus, sebagai dasar spiritual menuju pertobatan budi. Bersama Kristus yang lahir ke dunia dan yang kita rayakan dalam perayaan Natal, kita semua telah dilahirkan kembali menjadi manusia baru.
Artinya kita telah mengenakkan  Kristus dalam diri kita. Sehingga gaya berpikir kita  harus serupa dengan Kristus.

Menyambut Tahun Baru Dengan Merubah Cara Pandang. Sumber/foto: Freepik

 
Ada beberapa hal penting yang berkaitan dengan "pertobatan budi" adalah sebagai berikut:

1. Janganlah kamu menjadi serupa dengan dunia ini, tetapi berubahlah oleh pembaharuan budimu, sehingga kamu dapat  membedakan  manakah kehendak Allah: apa yang baik, yang berkenan kepada Allah dan yang sempurna (Roma 12:2).

Firman Tuhan di atas menunjukkan makna bahwa 
cara berfikir kita telah diperbaharui atau mengalami pertobatan dengan cara berpikir yang lama setelah kita bersekutu dengan Kristus Yesus.

Buah pembaharuan cara berpikir dalam Yesus adalah
memikirkan perkara-perkara sederhana, yang menyenangkan hati Tuhan dan sesama manusia.

Artinya tidak memikirkan hal- hal daging  yang berkaitan dengan dosa yang membawa kita kepada kebinasaan. Hal-hal daging maksudnya kita tidak lagi memusatkan pikiran pada perkara duniawi; kenikmatan, popularitas, kekayaan, kecemburuan sosial, iri hati, keegoisan, kerakusan dan lain-lain.

Allah melalui Firman-Nya mengingatkan kita apabila kita masih belum mengalami pertobatan budi atau membiarkan diri dalam cara hidup yang demikian.

Sebab mereka yang hidup menurut daging, memikirkan hal-hal dari daging; mereka yang hidup menurut Roh, memikirkan hal-hal yang dari Roh.(Roma 8:5).

Hidup dalam kuasa keinginan daging hanya akan menimbulkan malapetaka bagi manusia. Karena keinginan daging tidak medatangkan kebaikan melainkan kebinasaan kekal.Oleh sebab itu kalau kita masih larut dalam daging artinya gaya berpikir kita masih serupa dengan dunia ini.

Sebab keinginan daging adalah perseteruan terhadap Allah, karena ia tidak takluk kepada hukum Allah; hal ini memang tidak mungkin baginya (Roma 8:7).

Ketika cara berpikir kita masih terpenjara dalam perkara kedagingan, maka kita tidak berkenan di hadapan Tuhan. Artinya kita tertolak dari Hadapan-Nya.

Allah telah mengingatkan kita melalui Firman-Nya:" Mereka yang hidup dalam daging, tidak mungkin berkenan kepada Allah" (Roma 8:8).

Firman di atas harus dipahami dengan baik. Artinya bukan Allah yang menjauhi manusia, melainkan manusia yang menjauhkan diri dari Allah, karena manusia menolak Rahmat Allah yang bekerja dalam dirinya.

Menyambut Tahun Baru Dengan Merubah Cara Pandang. Sumber/foto: Freepik



2. Pembaharuan cara pandang 

Banyak orang mengakui diri sudah bertobat dan lahir baru, tetapi cara berfikir belum baru.
Artinya masih hidup dalam cara berpikir lama (berpikir dengan cara berpikir duniawi).

Jika manusia sudah mengalami kelahiran kembali menjadi manusia baru dalam Kristus Yesus, seluruh diri manusia dipulihkan termasuk cara berpikirnya. 
Hal itu ditegaskan dalam 2 Korintus 5:17 "Jadi siapa yang ada di dalam Kristus , ia adalah ciptaan baru: yang lama sudah berlalu, sesungguhnya yang baru sudah datang". 

Dalam konteks ini manusia dituntut untuk melakukan pertobatan budi. Artinya tidak gampang tersinggung, tidak pendendam, tidak pemarah, melainkan murah hati dan murah mengampuni. Hidup dalam kuasa Roh Allah dengan mengamalkan buah-buah Roh.

Tetapi buah Roh ialah: Kasi, sukacita, damai sejahtera, kesabaran, kemurahan, kebaikan, kesetiaan, kelemah lembutan, penguasaan diri. Tidak ada hukum yang menentang hal- hal itu.(Galatia 5:22-23).

Manusia dituntut untuk membuang dan melupakan segala kebiasaan kita yang berhubungan dengan kedagingan atau dosa dan mengutamakan kehendak Allah dalam seluruh hidupnya. 

Jadi jika seorang tahu bagaimana ia harus berbuat baik, tetapi ia tidak melakukannya, ia berdosa.
(Yakobus 4:17).

3. Pembaharuan relasi  dengan Tuhan dan sesama 

Ketika akal budi masih dikuasai oleh cara berpikir daging, belum mengalami pertobatan, relasi dengan Tuhan dan sesama akan semakin hancur. 

Pikiran yang buruk terhadap segala sesuatu bisa menyebabkan kehancuran relasi baik dengan Tuhan maupun sesama. Pikiran adalah salah satu faktor penentu dalam setiap kata dan tindakan manusia.

Ketika manusia dikuasai oleh keinginan-keinginan daging maka manusia mengabaikan Allah dan bahkan menjadi serigala bagi sesama (homo homini lupus). Namun sebaliknya manusia yang sudah dilahirkan kembali dalam Kristus Yesus adalah manusia rohani.

Manusia rohani adalah manusia yang mampu berelasi sehat dengan sesama, manusia yang mampu menghadapi situasi sulit dalam hidup tanpa harus mempersalahkan orang lain, manusia yang selalu bersyukur apapun yang dialaminya. Manusia yang semakin dekat dengan Allah.

Jika dahulu malas dan jarang beribadah, setelah kita hidup baru dalam Kristus Yesus, kita mulai rajin beribadah. Ibadah bukan untuk mengatasi masalah, melainkan dalam doa kita memohon kekuatan Tuhan agar mampu menghadapi kenyataan hidup.


Latihlah dirimu beribadah.
Latihan badani terbatas gunanya, tetapi ibadah itu berguna dalam segala hal, karena mengandung janji, baik untuk hidup ini maupun untuk hidup yang akan datang.
Perkataan ini benar dan patut di terima sepenuhnya.Itulah sebabnya kita berjerih payah dan berjuang, karena kita menaruh pengharapan kita kepada Allah yang hidup, juruselamat semua manusia, terutama mereka yang percaya.
(2 Timotius 4:7b-10).

Pertobatan budi merupakan bukti bahwa kita mengasihi Tuhan dan sesama. 

Dengan kita melakukan pertobatan budi, hubungan kita dengan Tuhan dan sesama semakin harmonis.
Agar budi manusia mengalami pertobatan dan buah pertobatan itu sungguh nyata dalam kehidupan sehari-hari, maka firman Allah adalah pedomannya. Sebab melalui firman-Nya, Allah mengingatkan dan mengarahkan kita supaya memelihara perintah-Nya.

 "Yang berbahagia ialah mereka yang mendengarkan firman Allah dan yang memeliharanya" (Lukas 11:28).

Mari kita memasuki tahun baru dengan mengenakan manusia baru yang sudah mengalami pertobatan budi sehingga kita mampu memikirkan perkara-perkara rohani sebab perkara- perkara rohani membawah kita kepada kehidupan yang kekal.

Pertanyaan untuk direnungkan diakhir tahun:

* Apakah cara pandang kita sudah
   selaras dengan cara pandang
   Kristus?

* Kalau belum mari kita berusaha  
   memperbaiki cara pandang kita
   Supaya kita semakin berkenan
   dihadapan-Nya.
Frederikus Suni Admin Tafenpah Group
Frederikus Suni Admin Tafenpah Group Frederikus Suni (Fredy Suni) Mahasiswa Program Studi Ilmu Komunikasi Universitas Siber Asia (Asia Cyber University) | Frederikus Suni pernah DO dari Sekolah Tinggi Filsafat dan Teologi Widya Sasana Malang dan Fakultas Ilmu Komunikasi Universitas Dian Nusantara (Undira) Jakarta || Terkait kerja sama dan informasi iklan bisa melalui email tafenpahtimor@gmail.com || || Instagram: @suni_fredy || @tafenpahcom || @pahtimorcom || Youtube: @Tafenpah Group

Posting Komentar untuk "Menyambut Tahun Baru Dengan Merubah Cara Pandang"