Antara Substansi Sekolah Pagi dan Manusia Konseptualis Gubernur NTT

Penulis: Fredy Suni

Di balik kebijakan sekolah pagi dari gubernur NTT, Viktor Bungtiku Laiskodat, ada substansi dan manusia konseptualisnya, dan manfaatnya akan dirasakan siswa/siswi | Sumber ganbar: Udemy

Tafenpah.com - Kebijakan sekolah pukul 5.30 WITA dari gubernur NTT, Viktor Bungtilu Laiskodat kepada dua sekolah unggulan di kota Kupang, secara tak langsung menyiratkan pesan moral, yakni; pertaruhan 'substansi' dan -'manusia konseptualis.'

Lantas, apa itu 'substansi' dan 'manusia konseptualis?

Pertanyaan di atas, menghantar kita pada permenungan seputar makna atau pesan moral di balik kebijakan gubernur Viktor Bungtilu Laiskodat, terutama kebijakannya yang sampai saat ini masih menjadi sorotan media-media lokal hingga mancanegara.


Secara singkat dan terjemahan bebas dari penulis, yakni; 'substansi' dari sekolah pukul 05.30 WITA bagi kedua sekolah unggulan di kota Kupang, terutama dampak positifnya bagi siswa/siswi adalah mengajarkan siswa/siswi untuk lebih serius membenahi manajenen waktu istirahat malamnya.

Di samping, mengajarkan siswa untuk lebih memprioritaskan belajar dan kedisiplinan waktu.


Sedangkan, konsep sederhana dari 'manusia konseptualis' adalah seseorang atau individu yang menerapkan atau menciptakan sesuatu di era digital akan selalu diingat oleh sejarah. Meskipun pribadi atau individu yang bersangkutan sudah meninggal.

Dalam hal ini, penulis yang beberapa kali meliput langsung gubernur VBL di kota Kupang kerap kali mendengarkan pesan atau pernyataan manusia koseptualis dari gubernur Viktor.

Bertalian dengan kebijakan sekokah pagi dari gubernur NTT, Viktor Bungtilu Laiskodat yang dalam beberapa bulan ke depan akan mengakhiri masa jabatannya, mencoba untuk meninggalkan sejarah keabadiaan, yang tersemai dalam kebijakan tersebut.


Karena ia tahu bahwasannya segala sesuatu itu tidak abadi. Dalam ketidakabadian tersebut, gubernur VBL sejauh ini sudah meninggalkan satu perubahan bagi masyarakat di NTT, khususnya masa depan sumber daya manusia NTT di waktu yang akan datang.

Terlepas dari pro dan kontra di tengah masyarakat, itu pun tidak berpengaruh bagi gubernur VBL.

Memang, setiap perubahan itu akan mendatangkan polemik atau perdebatan di antara masyarakat, bukan hanya di provinsi NTT, melainkan di ranah nasional hingga mancanegara.

Tapi kita pun perlu mencatat, bahwasannya apa yang dilakukan oleh gubernur VBL, semuanya akan bermuara pada kemajuan sumber daya manusia NTT.

Mungkin saja, saat ini kita belum menyadari sisi positif dari kebijakan sekolah pagi di NTT, namun esok dan lusa kita semua pasti merasakan dampak positifnya, terutama siswa/siswi di dua sekolah unggulan tersebut, yakni SMA 1 dan SMA 6 Kupang.

Inilah makna dari 'substansi dan ' manusia konseptual' di balik kebijakan gubernur NTT.


TAFENPAH.COM
TAFENPAH.COM Salam Literasi. Perkenalkan saya Frederikus Suni. Saya pernah bekerja sebagai Public Relation/PR sekaligus Copywriter di Universitas Dian Nusantara (Undira), Tanjung Duren, Jakarta Barat. Saya juga pernah terlibat dalam proyek pendistribusian berita dari Kementerian Komunikasi dan Digital (Komdigi) ke provinsi Nusa Tenggara Timur bersama salah satu Dosen dari Universitas Bina Nusantara/Binus dan Universitas Atma Jaya. Tulisan saya juga sering dipublikasikan ulang di Kompas.com. Saat ini berprofesi sebagai Mahasiswa Ilmu Komunikasi di Universitas Siber Asia (Unsia), selain sebagai Karyawan Swasta di salah satu Sekolah Luar Biasa Jakarta Barat. Untuk kerja sama bisa menghubungi saya melalui Media sosial:YouTube: Perspektif Tafenpah||TikTok: TAFENPAH.COM ||Instagram: @suni_fredy || ������ ||Email: tafenpahtimor@gmail.com

Posting Komentar untuk "Antara Substansi Sekolah Pagi dan Manusia Konseptualis Gubernur NTT"