Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

10 Tahun Kepemimpinan Paus Fransiskus: Gereja Harus Berani Keluar, Kembali dengan Pikiran dan Hati Baru

Penulis: Fredy Suni

Paus Fransiskus bersama anak-anak muda se-dunia | Gambar; PenaKatolik

Tafenpah.com - Salam jumpa sobat, tanpa terasa, Paus Fransiskus sudah memimpin Gereja Katolik se-dunia selama sepuluh tahun (10 tahun).


Mantan Uskup Agung Buenos Aires, Argentina ini bernama lengkap Jorge Mario Bergoglio. Pasca terpilih untuk menggantikan Paus sebelumnya pada tanggal 13 Maret 2013, Ia memilih nama Fransiskus sebagai Santo Pelindungnya.


Mengilhami atau menyakini semangat hidup Santo Fransiskus dari Assisi, Paus Fransiskus membawa Gereja pada dua arah, yakni; 'Gereja yang Progresif,' dan Gereja harus berani keluar, lalu kembali dengan pikiran dan hati yang baru.

Menarik, bukan? Lantaran, Paus Fransiskus melihat sekaligus merasakan jeritan anak-anak Tuhan Yesus di luar Vatikan, yang dengan caranya mendambakan sosok Paus Fransiskus di tengah-tengah mereka.

Karena kehadiran Paus Fransiskus diyakini masyarakat dunia akan membawa perubahan, kedamaian, dan kemajuan dalam hal apa pun.

Tentu saja, selama masa kepemimpinan Paus Fransiskus, entah sudah kesekian kalinya, ia keluar dan mengunjungi berbagai wilayah-wilayah konflik, tujuannya mencari solusi-solusi yang nantinya membawa perdamaian di antara kelompok yang bertikai.

Satu kunjungan terakhir yang penulis ingat adalah, 2 bulan lalu, Paus Fransiskus mengunjungi negeri Afrika, khususnya wilayah-wilayah yang ada di Kongo dan sekitarnya.

Kehadiran Paus di Kongo pun disambut bak pahlawan. Pasalnya, masyarakat Kongo sudah lama menderita ketidakadilan, ketidakkondusifan, kasus perbudakan, kelaparan, kemiskinan, dsb.

Dengan kehadiran fisik Paus Fransiskus di tengah-tengah mereka, tapi itu sangat membahagiakan mereka. Walau kebahagiaan warga Kongo dan sekitarnya hanya sesaat, namun pengalaman itu sangat berkesan bagi mereka.

Lalu, sekembalinya Paus Fransiskus dari Kongo dan negara-negara yang ia kunjungi, ada insight atau pikiran dan hati yang baru untuk terus memperjuangkan kesetaraan manusia di muka bumi ini.

Inilah nilai-nilai atau catatan penting bagi kita umat Nasrani, bahwasannya iman kita tidak hanya untuk diri sendiri, meliankan kita harus berbagi kabar gembira bersama tetangga, rekan bisnis, kenalan, dan siapa pun tanpa terkecuali.

Meski iman itu adalah urusan per individu dengan Tuhan-nya, namun yang pasti, buah-buah atau nilai kebajikan dari iman itu yang harus kita bagikan kepada setiap orang. Agar, kebahagiaan juga dirasakan orang lain.

Lantas, apakah kamu sudah berani untuk mewartakan kabar sukacita Kerajaan Allah kepada setiap orang?

Ataukah kehadiranmu hanyalah sebagai batu sandungan bagi orang lain?

Mari, kita semua ikut merefleksikan pesan atau semangat hidup dari pelayanan Paus Fransiskus yang tersemai dalam kalimat "Gereja yang adalah kita para pengikut Kristus harus berani menyuarakan keadilan, kesetaraan, dan nilai-nilai universal, demi terciptanya kehidupan yang damai dan tentram bagi setiap orang."





Frederikus Suni Admin Tafenpah Group
Frederikus Suni Admin Tafenpah Group Frederikus Suni (Fredy Suni) Mahasiswa Program Studi Ilmu Komunikasi Universitas Siber Asia (Asia Cyber University) | Frederikus Suni pernah DO dari Sekolah Tinggi Filsafat dan Teologi Widya Sasana Malang dan Fakultas Ilmu Komunikasi Universitas Dian Nusantara (Undira) Jakarta || Terkait kerja sama dan informasi iklan bisa melalui email tafenpahtimor@gmail.com || || Instagram: @suni_fredy || @tafenpahcom || @pahtimorcom || Youtube: @Tafenpah Group

Posting Komentar untuk "10 Tahun Kepemimpinan Paus Fransiskus: Gereja Harus Berani Keluar, Kembali dengan Pikiran dan Hati Baru"