Shin Tae-Yong: Budaya Netizen Perlu Diubah Demi Kejayaan Sepakbola Indonesia

Penulis: Fredy Suni

Sumber gambar: IndoSport

JAKARTA, Tafenpah.com - Budaya sepakbola Indonesia sedang tidak baik-baik saja. Karena perilaku kurang menyenangkan dari suporter, saat mendukung pasukan Garuda Muda di laga perdana kontra Vietnam, dalam penyisihan grup A Piala AFF U-19 2022.


Euforia pesta petasan atau flare dari penonton menyebabkan penilain buruk FIFA kepada industri sepakbola tanah air. Perilaku itu pun disoroti juru taktik timnas Indonesia, Shin Tae-Yong. 


"Pertama-tama saya ucapkan terimakasih kepada para suporter yang telah memberikan dukungan penuh kepada Timnas, tetapi petasan/flare di akhir pertandingan itu akan mengurangi fokus pemain kami. FIFA akan memberikan saksi besar kepada kita" ujar STY melalui laman @PSSI, Senin (4/7/2022).


Mantan peracik timnas Korea Selatan ini juga mengimbau kepada suporter tanah air untuk lebih dewasa dalam memberikan dukungannya kepada timnas.


Memang pesta petasan di akhir pertandingan sebagai bagian dari ekspresi penonton. Tetapi, menurut STY itu pun berlebihan. Mengingat, sepakbola Indonesia sedang berkembang ke arah positif.


Tren perkembangan ini pun tidak akan bertahan lama, jika suporter tidak memiliki kesadaran untuk menjaga nama baik timnas.


Suporter Perlu Belajar dari Saksi FIFA 2015

Suporter cantik Indonesia. Sumber gambar: JPNN

Sejarah kelam sepakbola Indonesia 2015, perlu dipelajari oleh berbagai pihak. Karena pada tahun tersebut, industri sepakbola kita mati suri. 


Lantaran, intervensi atau campur tangan internal dari pemerintah, melalui Kemenpora kepada PSSI, ikut menciderai sepakbola dalam jangka waktu yang panjang.


Dalam kekosongan tersebut, kita pun saling menyalahkan antar satu dan yang lain. Akibatnya, dinamika kehidupan olahraga Indonesia jatuh dalam catur 'perpolitikan.'


Belajar dari sejarah kelam tersebut, seharusnya kita sebagai suporter harus lebih bijak dalam bertindak.


Makna bijak di sini adalah kita pun harus tahu menempatkan waktu dan ruang dalam berekspresi. Inilah impian dari STY, demi perkembangan sepakbola Indonesia ke depan.


STY juga berharap, transformasi pemikiran konstruktif sejak dini harus ditanamkan kepada netizen Indonesia, mulai dari lingkungan keluarga, sekolah, dan sosial.


Karena apa yang dicita-citakan STY, bukan untuk kebaikan keluarga maupun bangsanya. Melainkan untuk konsentrasi pemain dan kemajuan sepakbola Indonesia di kancah internasional, terlebih di laga krusial tersisa Grup A Piala AFF 2022.


Catatan; Tulisan ini tidak menggurui, tetapi sebagai masukan yang berharga dari penulis untuk kita semua.


Salam olahraga | Instagram: @Suni_Frederikus

TAFENPAH.COM
TAFENPAH.COM Salam Literasi. Perkenalkan saya Frederikus Suni. Saya pernah bekerja sebagai Public Relation/PR sekaligus Copywriter di Universitas Dian Nusantara (Undira), Tanjung Duren, Jakarta Barat. Saya juga pernah terlibat dalam proyek pendistribusian berita dari Kementerian Komunikasi dan Digital (Komdigi) ke provinsi Nusa Tenggara Timur bersama salah satu Dosen dari Universitas Bina Nusantara/Binus dan Universitas Atma Jaya. Tulisan saya juga sering dipublikasikan ulang di Kompas.com. Saat ini berprofesi sebagai Mahasiswa Ilmu Komunikasi di Universitas Siber Asia (Unsia), selain sebagai Karyawan Swasta di salah satu Sekolah Luar Biasa Jakarta Barat. Untuk kerja sama bisa menghubungi saya melalui Media sosial:YouTube: Perspektif Tafenpah||TikTok: TAFENPAH.COM ||Instagram: @suni_fredy || ������ ||Email: tafenpahtimor@gmail.com

Posting Komentar untuk "Shin Tae-Yong: Budaya Netizen Perlu Diubah Demi Kejayaan Sepakbola Indonesia"