Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Natasya Manu, Masa Kecil di Australia, dan Seni Musik sebagai Sarana Belajar Bahasa Asing

Natasya Pintauli Hendrikas Manu sebagai peraih Juara II Putri Duta Bahasa NTT 2022

Penulis: Fredy Suni

KUPANG, Tafenpah.com - Natasya Pintauli Hendrikas Manu semakin populer di kalangan milenial Indonesia. Lantaran, dirinya baru saja menyandang status, sebagai Peraih Juara II Terbaik Putri Duta Bahasa NTT 2022.


Perjalanan Natasya dalam mengikuti ajang ini, tentu saja tidak muda. Karena ia harus bersaing dengan puluhan anak muda yang berada di kota pendidikan Kupang.


Kupang bukan hanya identik dengan keindahan alamnya yang eksotis, tetapi Kupang juga dikenal sebagai kota Karang.


Selain kota karang, Kupang juga merupakan pusat industri dan roda perekonomian Provinsi Nusa Tenggara Timur.


Tentu saja, sebagai kota perekonomian di teluk baratdaya pulau Timor ini, Kupang juga menawarkan beragam kearifal lokal budaya.


Baca Juga: Gubernur VBL: Sumber Daya Manusia NTT tidak Bodoh! Tapi, Budaya Literasi Masih Minim



Kearifan lokal inilah yang menjadi magnetik bagi pelancong nusantara maupun mancanegara. Karena di sini ada wangi Cendana. 


Meski keberadaan atau eksistensi kayu Cendana kian sirna, lenyap, dan perlahan-lahan hilang ditelan oleh ambisi segelintir orang. 


Namun, di lain sisi, NTT masih memiliki Danau Kelimutu, Pulau Komodo, Bukit Warinding Sumba, Marapu, ribuan padang sabana, perbukitan, Nuse yang terkenal dengan hamparan Padang bunga yang berwarna pink-keunguan di bumi Rote, Pantai Lasiana, Kelapa Lima, Pantai Panmuti, Tedis, Bukit Cinta, Bundaran PU, Pantai Kolbano, Gunung Mutis, PLBN Motamasin, PLBN Motaain, PLBN Wini, PLBN Napan,  serta berbagai tempat wisata religi dan juga  tempat wisata yang ada di nusa kecil ini.


Keindahan alam ini pun dipadukan dengan keramahtamahan masyarakat dalam menyambut para wisatawan domestik maupun mancanegara dalam nuansa budaya NTT.


Daya pikat inilah yang mendorong Natasya dalam membangkitkan rasa keberadaannya, rasa cintanya, rasa memilikinya, rasa empatinya dalam bingkai nuansa romantika kearifan lokal budaya NTT.


Natasya sangat bangga menjalani kehidupan di tanah Timor. Apalagi Nusa Cendana ini pun kaya akan alat musik.



Bermusik Sejak Bersekolah di Australia


Darah manis kelahiran 2003 silam ini juga lahir dan dibesarkan dalam bingkai seni musik. Natasya mengatakan, melalui musik, ia bisa merasakan kemerdekaan batin. Selain, membangkitkan daya kreativitasnya.



"Keluarga saya suka musik, saya tumbuh dan dibesarkan dalam ruang musik" ujar jebolan dari SMP Alfred Deakin High School Canberra, Australia kepada penulis via pesan WhatsApp, Selasa (7/6/2022).



Ia juga mengatakan musik adalah sarana yang tepat dan efektif untuk mempromosikan kearifan lokal bahasa NTT kepada dunia.


Karena seni musik itu bersifat universal. Artinya semua orang bisa masuk serta menyatukan perasaan dan pikirannya dalam situasi apa pun.



Musik juga dipandang sebagai simbol persatuan bangsa. Dalam konteks ini adalah, ia bisa mendatangkan generasi Alpha untuk lebih mencintai bahasa ibunya.


Memang, slogan "Mengutamakan Bahasa Indonesia, Melestarikan Bahasa Daerah, dan Menguasai Bahasa Asing" merupakan visi dan misi bersama kita sebagai masyarakat Indonesia.


Namun tak bisa dimunkiri bahwasannya, realitas di lapangan tentu saja berbeda. Di mana banyak generasi Aplha yang sudah tidak bisa berbahasa ibunya.


Kita tidak bisa menyalakan orangtua atau pun lingkungan di mana mereka bertumbuh dalam hal apa pun. Karena kehidupan terus berjalan, begitu pun makna bahasa juga semakin banyak serapannya.


Inilah tantangan yang harus kita jalani. Karena bagaimana pun juga, siklus kehidupan terus berjalan, kita pun ikut berubah di dalamnya.


Bagi yang menolak perkembangan tersebut, ya ia akan tertinggal dalam bidang apa pun.


Musik sebagai Sarana Belajar Bahasa Asing

Mahasiswa Prodi Akuntasi Universitas Nusa Cendana (Undana) Kupang ini juga mengatakan, setiap orang bisa belajar bahasa asing melalui seni musik.



"Saat saya tinggal di negara yang saya tidak kuasai bahasanya, musik membantu saya bangkit. Waktu itu saya benar-benar terkendala dengan bahasa asing tesebut, tapi melalui musik, saya bisa belajar dan akhirnya saya bisa berbicara bahasa asing dengan baik” Sambungnya.


Sebagai Duta Bahasa NTT 2022, ia pun menawarkan program kerja 'BELITERASI.' Apa itu Beliterasi? Beliterasi artinya belajar literasi dari musik. 


Darah manis ini juga mengatakan pada dasarnya program Beliterasi adalah untuk mengedukasi, melestarikan, dan mempromosikan budaya dan bahasa kita, baik Indonesia maupun bahasa daerah, agar tetap eksis di tengah era globalisasi.



Gadis manis blasteran Sabu ini juga menegaskan generasi muda harus menjadi aktor utama perubahan di bumi NTT.


Ia pun berharap Semoga literasi NTT semakin meningkat ke depannya.


"Saya yakin tingkat literasi yang baik akan membawa kesejahteraan untuk kita. Saya pun percaya, dengan mengikuti Duta Bahasa ini bisa membuka pintu di masa depan, di mana nantinya saya dapat berkontribusi kembali bagi NTT dan negara Indonesia" tutupnya.

Frederikus Suni Admin Tafenpah Group
Frederikus Suni Admin Tafenpah Group Frederikus Suni (Fredy Suni) Mahasiswa Program Studi Ilmu Komunikasi Universitas Siber Asia (Asia Cyber University) | Frederikus Suni pernah DO dari Sekolah Tinggi Filsafat dan Teologi Widya Sasana Malang dan Fakultas Ilmu Komunikasi Universitas Dian Nusantara (Undira) Jakarta || Terkait kerja sama dan informasi iklan bisa melalui email tafenpahtimor@gmail.com || || Instagram: @suni_fredy || @tafenpahcom || @pahtimorcom || Youtube: @Tafenpah Group

Posting Komentar untuk "Natasya Manu, Masa Kecil di Australia, dan Seni Musik sebagai Sarana Belajar Bahasa Asing"