Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Peran Mahasiswa Undira Dalam Melestarikan Bahasa Indonesia?

HiTekno
Tafenpah.com - Peran saya sebagai mahasiswa dalam menjaga dan melestarikan bahasa Indonesia adalah mengkampanyekan penggunaan bahasa Indonesia dalam penulisan artikel di media digital. Salah satu media digital yang saya gunakan adalah blog.

Selain blog, saya biasanya selalu membuat kata-kata penyemangat dalam bahasa Indonesia lalu dipublikasikan ke media sosial saya.

Bukan hanya itu saja, sebagai mahasiswa saya selalu berusaha untuk menulis sesuai dengan bahasa Indonesia yang baik dan benar. Ya, meskipun terkadang saya lebih menyukai penulisan populer.

Apa itu penulisan populer? Model penulisan ini biasanya saya menyesuaikan dengan minat pembaca. Karena sebagai seorang blogger, saya pun mengikuti permintaan pasar. Jika saya tidak mau ketinggalan dengan pesaing lainnya.

Cara lain yang biasanya saya lakukan adalah berusaha untuk menggunakan bahasa Indonesia dalam pembicaraan saya. Entah pembicaraan secara langsung (tatap muka) maupun melalui pesan media sosial.

Akan tetapi, ada saat-saat tertentu saya bisa menggunakan bahasa asing. Salah satunya adalah bahasa Inggris. Tapi, saya biasanya menyesuaikan dengan waktu dan ruang. 

Cara-cara praktis inilah yang selama ini saya jalani, terutama sebagai seorang mahasiswa yang pergaulannya sudah terkontaminasi dengan budaya lainnya.


Viva

2. Cara praktis saya menghargai bahasa Indonesia di lingkungan kerja, kampus dan pergaulan adalah menggunakan bahasa Indonesia yang santun. Artinya, dalam dunia kerja, pergaulan maupun kampus, terkadang ada satu dan lain hal yang mengganggu hubungan saya dengan rekan. Sebagai solusi dari permasalahan tersebut, saya tidak langsung bertindak frontal atau pun menggunakan bahasa Indonesia yang kasar, dalam hal cacat logikanya. Melainkan saya selalu mencari cara yang lebih baik untuk keluar dari masalah tersebut.

Contohnya: saya berasal dari Timor, NTT dan teman saya berasal dari Jawa. Dari karakternya saja sudah berbeda apalagi aksen atau nada bicaranya.

Sebagai orang Timor, pembicaraan saya mungkin dinilai teman saya terlalu kasar. Begitu pun saya menilai pembicaraan teman saya itu terlalu halus.

Untuk menyatukan ego di antara kami, saya selalu berusaha untuk menyesuai diri dengan lingkugan di mana saya berada. Tentu dalam hal ini adalah kemampuan untuk beradaptasi dan mengelola psiko emosional.

Kemampuan adaptasi dan psiko emosional memiliki peranan yang sangat penting bagi saya dalam menggunakan ataupun membicarakan sesuatu dari sudut yang lebih bagus. Dalam artian penerima atau pendengar pun bisa menerimanya.

Ketika penerima pesan merasa nyaman, di situlah ada rasa kepuasan antara diri saya dan rekan kerja, sesama maupun teman kampus.


Mahasiswa cantik. RCTPLUS

3. Sebagai mahasiswa komunikasi, kecakapan untuk mengaplikasikan bahasa Indonesia dalam mengembangkan potensi diri adalah terus memacu adrenalin saya untuk menjadi pribadi yang lebih baik dari hari kemarin.


Konsep atau diskursus ini memberikan serpihan inspirasi bagi saya untuk mengisahkan perjalanan hidup saya, terutama dalam menggunakan bahasa Indonesia.

Sebagai anak desa yang jauh dari keramaian kota, bahasa keseharian saya selama di kampung adalah bahasa Dawan (Timor, NTT). Seiring berjalannya waktu, saya mengalami kesulitan dikala berjumpa dan melakukan komunikasi bersama mereka yang berasal dari daerah perkotaan.

Di mana saya merasa malu dan minder akan kemampuan bahasa Indonesia saya. Tentu ini adalah murni kesalahan saya karena tidak terbiasa menggunakan bahasa Indonesia.

Pengalaman itu memacu diri saya untuk terus membaca dan berusaha untuk belajar dari setiap kesalahan. Karena dalam pepatah klasik mengatakan bahwa pengalaman adalah guru terbaik. Tentu saja, saya menyakini filosofi tersebut.

Kegiatan literasi bersama diri sendiri terus mengalami perubahan setiap waktu. Kecakapan untuk berbahasa Indonesia pun berkembang. Begitu juga kecakapan dalam melukiskan setiap coretan isi hati di dalam buku catatan harianku.

Setapak demi setapak saya menemukan kemampuan di dalam berliterasi. Model literasi yang seperti apa? Tentunya literasi itu sangat banyak artinya. Tetapi, di sini saya hanya memfokuskanpada kegiatan menulis dan membaca.

Berawal dari kebiasaan membaca dan menulis setiap hari, saya pun semakin yakin untuk terjun ke dalam dunia jurnalistik. Puji Tuhan, sampai saat ini saya sudah berhasil menerbitkan beberapa buku dan ribuan artikel di media digital. Saya menjadikan itu sebagai kecakapan atau keterampilan saya sebagai mahasiswa Komunikasi.

Untuk mendalami dunia jurnalistik, saya pernah mengikuti kursus jurnalistik bersama wartawan senior Kompas. Tidak cukup sampai di situ, saya pun memutuskan untuk melanjutkan pendidikan di Ilmu Komunikasi. Tujuannya adalah terus memperkaya diri. Selain mencari rekan atau sahabat yang berasal dari berbagai latar belakang apa pun. 


Lebih jauhnya saya sangat senang ketika mengikuti perkuliahan selama beberapa bulan di Universitas Dian Nusantara. Karena kemampuan berbahasa saya pun semakin berkembang bersama dosen-dosen berpengalaman di bidangnya.

Inilah aktulisasi bahasa Indonesai dalam menemukan kemampuan diri saya.


Edukasi

4. Cara sederhana yang saya jalani, terutama kepercayaan publik kepada diri saya adalah menggunakan bahasa Indonesia tepat pada waktunya. Selain, kecakapan untuk menempatkan urusan pribadi dan pekerjaan dalam melakukan komunikasi di media sosial.

Akan tetapi, tidak menutup kemungkinan bahwasannya dewasa ini banyak tokoh publik yang mengabaikan kesantunan dalam berbahasa. Penyebabnya adalah kecenderungan untuk mengagungkan diri sendiri. Selain adanya kepentingan di balik sensasi tersebut. Ya, bisa saja urusan politik, ketimpangan sosial, budaya dan ekonomi di daerah tertentu.

Bagaimana pun juga, sebagai makhluk yang berakal budi dengan tingkat intelektualitas yang kita miliki, tidak perlu untuk mengumbar sensasional di dalam mendia sosial.

Karena media sosial bukan tempat yang tepat untuk mengeluarkan unek-unek. Memang penilaian saya ini mungkin terlalu subjektif. Tapi, alangkah lebih etis, jika sebelum mengumbar sesuatu di media sosial, kita pun harus memilah mana yang boleh dan tidak boleh dipublikasikan kepada media sosial.

Karena apa yang kita sampaikan itulah yang akan kita petik di waktu yang akan datang. Inilah hukum sebab-akibat. Di mana, segala sesuatu berasal dari diri kita, dan pada akhirnya akan kembali kepada diri kita sendiri.


Prinsip hidup yang di atas jika direfleksikan dengan matang dan dijalankan dalam kehidupan setiap hari, niscaya kepercayaan publik akan semakin meningkat. 


5. Dosenku, Pak Didi, kutuliskan sepucuk surat cinta untukmu


Senyum dan candaamu bagaikan mentari yang selalu menyinari semesta dan segala isinya setiap pagi. Mataku berbinar-binar, dikala melihat gaya mengajarmu yang sangat menyentuh. Saya terpana, terkulai lemas di balai bambu ini. Karena panah asmara didikanmu selalu menghantam bagian terdalam diriku untuk segera bangkit dan mengikutimu.


Pak Didi yang tercinta, ribuan perjalanan telah kamu lalui. Air mata, pengorbanan terbayar dengan sejuta kebahagiaan yang kamu rasakan saat ini. Ketika melihat kata-kata penyemangatmu di beranda instagram, diriku selalu terpacu. Ya, diriku terpacu untuk bangkit dari keterpurukanku selama ini.


Pak Didi yang terhormat, pembawaanmu sangat sederhana. Itu membuat diriku dan yang lain merasa nyaman berada di dekatmu. Kasih dan cintamu seakan tak pernah berkesudahan. Bahkan semesta pun tak berdaya dengan cara didikanmu.


Pak Didi sejauh mata memandang, segalanya tampak menakjubkan. Saya tak bisa berkata-kata lagi. Karena di dalam kamus kehidupanku, kamu sudah mencuri hatiku. Karaktermu adalah keunikan bagi kami. Kami semua sangat mencintai cara didikanmu.


Pak Didi, di ujung episode ini, izinkan saya untuk mengucapkan terima kasih. Karena tanpa sentuhan pengajaranmu, saya dan teman-teman tak akan merasa nyaman sejauh ini. Jangan biarkan kemesraan ini berlalu begitu saja di malam penantian ini.


Frederikus Suni Admin Tafenpah Group
Frederikus Suni Admin Tafenpah Group Frederikus Suni (Fredy Suni) Mahasiswa Program Studi Ilmu Komunikasi Universitas Siber Asia (Asia Cyber University) | Frederikus Suni pernah DO dari Sekolah Tinggi Filsafat dan Teologi Widya Sasana Malang dan Fakultas Ilmu Komunikasi Universitas Dian Nusantara (Undira) Jakarta || Terkait kerja sama dan informasi iklan bisa melalui email tafenpahtimor@gmail.com || || Instagram: @suni_fredy || @tafenpahcom || @pahtimorcom || Youtube: @Tafenpah Group

Posting Komentar untuk "Peran Mahasiswa Undira Dalam Melestarikan Bahasa Indonesia?"