Fanatisme Jiwa

Alodokter.com


Pikirmu mengamanatkan asumsi

Yang menguliti sebuah daging

Tentang birahi yang menjelajah

Menggerayang anak Adam

Darah Hawa dinistakan semesta


Lupa!! Tuan-tuan adalah bapaknya

Sampai hati hanya menjadi lapang

Kala malam ini mulai menurun


Hawa mengangkang disebut jalang

Pun lama merapat

Terwakili abjad lajang

Perkara menempatkan dua huruf

Banyak bangkai menyempatkan diri ke luar dari mulut


Logika dan akal sehat tersundut di satu sudut

Saat usai mulai menipis

Lawan politik hanya hewan dramatis


Jauh di balik kepungan komunis dan demokratis pada teorimu yang paling idealis

Perniagaan harga diri demi kuasa dianggap logis

Para tetua merapat meringis


Lalu pemuda menatap najis

Ah… urusan di bawah tudung cakrawala terlalu membelit

Berevolusi menjadi azab

Ambil dan emosi telah nyata

Memperbudak nurani dan hati suci


Pemuja persepsi menggerus kinerja empati

Kata Sukma dalam aksara

Barangkali… kita diberi kepala

Sebab mencerna tak cukup

Atas fanatisme jiwa.


Kontributor : Martinus Tumanggor


Kontributor setia Tafenpah Martinus Tumanggor

 

TAFENPAH.COM
TAFENPAH.COM Salam Literasi. Perkenalkan saya Frederikus Suni. Saya pernah bekerja sebagai Public Relation/PR sekaligus Copywriter di Universitas Dian Nusantara (Undira), Tanjung Duren, Jakarta Barat. Saya juga pernah terlibat dalam proyek pendistribusian berita dari Kementerian Komunikasi dan Digital (Komdigi) ke provinsi Nusa Tenggara Timur bersama salah satu Dosen dari Universitas Bina Nusantara/Binus dan Universitas Atma Jaya. Tulisan saya juga sering dipublikasikan ulang di Kompas.com. Saat ini berprofesi sebagai Mahasiswa Ilmu Komunikasi di Universitas Siber Asia (Unsia), selain sebagai Karyawan Swasta di salah satu Sekolah Luar Biasa Jakarta Barat. Untuk kerja sama bisa menghubungi saya melalui Media sosial:YouTube: Perspektif Tafenpah||TikTok: TAFENPAH.COM ||Instagram: @suni_fredy || ������ ||Email: tafenpahtimor@gmail.com

Posting Komentar untuk "Fanatisme Jiwa"