Kisah Masa Kecilku Bersama Kakek di Kampung

Kisah masa kecilku bersama kakek di kampung.Pixabay


Setiap orang pasti punya kenangan terindah bersama kakeknya di kampung halaman. Tatkala kita butuh sesuatu untuk beli jajan, pasti kita minta di kakek. Cinta seorang kakek tak pernah lekang oleh waktu dan ruang.

Kisahku bersama kakek di kampung Haumeni, sekarang hanya tinggal memori yang tak berkesudahan. Tahun 2014, saya memilih merantau dan meninggalkan kesunyian, kedamaian dan keharmonisan bersama kakek tercinta.

Bertahun-tahun saya tinggal di tanah rantau, terutama di Seminari. Sementara kakekku di kampung Haumeni (Timor) berjuang dengan penyakit rentanya.

Penderitaan kakek di kampung Haumeni semakin parah. Kerinduan sayapun untuk bersua kakek tak bisa diindahkan. Gegara saya harus menjalani masa Postulan dan Novisiat selama tiga tahun.

Selepas tiga tahun, saya berkesempatan untuk berlibur ke Bali. Dari Bali saya kembali ke Batu, Malang, Jawa Timur dan melanjutkan perjalanan liburan di kampung halaman tercinta.

Minimnya informasi selama tiga tahun di Seminari, membuat saya kehilanagn informasi yang sangat menyayat hatiku. Tatkala saya tiba di kampung halaman, banyak orang yang mengulurkan tangannya untuk bersalaman. 

Saya merasa bahagia dan lega. Karena kerinduan untuk kembali ke kampung, akhirnya terbayar. Namun, di balik euforia itu, saya hanya mengais penyesalan. Tinggal air mata penyesalan yang terus membanjiri kelopak mata dan wajahku. Gegara kakek tercinta seminggu yang lalu sudah dipanggil pulang oleh Sang Pemilik kehidupan.

Sungguh hati saya teriris-iris. Tiada guna saya harus berkunjung ke makamnya. Toh, kenangan terindah bersama kakek, kini sirna dan hilang begitu saja. Padahal, dari Malang, saya sudah merencanakan untuk membawa kakek jalan-jalan keliling kampung. Sembari bercanda gurau bersamanya.

Di bawah sinar mentari dan hamparan perbukitan yang asri, saya menangis. Sesekali berusaha untuk mengingat kembali kemesraaan antara saya dan kakek sewaktu masih kecil. Kerinduan yang semakin membuncah di ubun-ubun kepala, membuat saya tersungkur lemas tak berenergi.

Wajah kakek selalu terbayag di benak pikiranku. Penyesalan saya tiada guna. Semakin lama di kampung halaman, saya semakin sakit hati. Karena ayah, ibu dan sanak keluarga selalu menceritakan bagaimana kerinduan kakek untuk saya.

Sebelum kepergian kakek, ia selalu menanyakan keberadaan saya. Kapan? Kapan cucu kesayanganku kembali? Apakah cucu saya akan datang untuk menemuiku?

Pertanyaan kakek selalu dilontarkan kepada ayah dan ibu. Ayah dan ibu selalu memberikan jawaban bahwa, cucu kakek akan datang sebelum kepergian kakek.

Tatkala ia mendengar ucapan dari orangtuaku, kakek menjadi tenag dan pergi meninggalkan kami selamanya.

Oh Tuhan apakah aku ini adalah cucu yang tidak berbakti? Seandainya kedatangan saya dari tanah rantau seminggu sebelumnya, pasti saya berjumpa dengan kakek untuk terakhir kali. Namun, kakek memilih untuk pergi meninggalkan diriku.

Andaikan saya bisa melihat tempat tinggal kakek sekarang, pastilah saya akan mengunjungi kakek. Namun, antara saya dan kakek, kini berbeda kehidupan. 

Kakek, maafkan cucumu yang tidak bisa hadir saat kepergianmu. Doakan cucumu ini di tanah rantau untuk selalu sehat dan bisa bertahan hidup dalam kondisi apapun.

Saya tahu, melalui tulisan ini, kakek pasti tersenyum dan bangga untuk cucumu. Karena, cucumu sekarang sudah bisa berdiri di atas kaki sendiri. Meskipun masih goyang sana  sini. Tapi, seenggaknya kakek bangga.

Doa dan kerinduan mendalam dari cucumu hanya bisa dituangkan dalam karya yang sederhana ini. Tidurlah dalam damai dan doakan kami yang masih berjuang di bumi ini.




Frederikus Suni Redaksi Tafenpah
Frederikus Suni Redaksi Tafenpah Salam kenal! Saya Frederikus Suni, Mahasiswa Ilmu Komunikasi Universitas Siber Asia || Menekuni bidang Jurnalistik sejak 10 tahun lalu. || Saya pernah menjadi Jurnalis/Wartawan di Metasatu dan NTTPedia. Selain itu, saya juga berkolaborasi dengan salah satu Dosen dari Binus university dan Atma Jaya, terutama Proyek dari Kementerian Komunikasi dan Informatika RI, dalam pendistribusian berita ke Pemerintah Provinsi Nusa Tenggara Timur. Saya juga pernah menjadi bagian dari Public Relation/PR sekaligus Copywriter dari Universitas Dian Nusantara (Undira) Tanjung Duren Jakarta Barat. Saat ini fokus mengembangkan portal pribadi saya TAFENPAH.COM dan juga menjadi kontributor di beberapa website tanah air, Kompasiana, Terbitkanbukugratis, Eskaber, PepNews, Lombokainsider. Tulisan saya juga beberapa kali dipublikasikan ulang di Kompas.com Saya juga menerima jasa pembuatan Website || Media sosial: YouTube: TAFENPAH GROUP || TikTok: TAFENPAH.COM || Instagram: @suni_fredy || Terkait Kerjasama dapat menghubungi saya melalui kontak ������ || WhatsApp: 082140319973 || Email: tafenpahtimor@gmail.com

2 komentar untuk "Kisah Masa Kecilku Bersama Kakek di Kampung"

Comment Author Avatar
Kakek sdh hidup bahagia di Surga brother.
Salam doa dan cinta untuk kakek tercinta🙏🌹

Berkomentarlah dengan baik dan sopan ya! | Terima kasih


Diperbolehkan mengutip tulisan dari Tafenpah tidak lebih dari 30%, dengan syarat menyertakan sumber | Mari, kita belajar untuk menghargai karya orang lain | Salam hangat