Guru Adalah Beban Negara? Sebuah Kekeliruan dalam Memaknai Investasi Pendidikan

Oleh : Maria Delciana Kefi 

Maria Delciana Kefi, mahasiswa Universitas Negeri Timor, Program Studi Ilmu Administrasi Negara. Tafenpah.com

TAFENPAH.COM - Beberapa waktu terakhir, muncul pernyataan di ruang publik yang menimbulkan kontroversi “guru adalah beban negara.” Kalimat tersebut memantik reaksi beragam terutama dari kalangan pendidik dan pemerhati pendidikan. 

Di tengah perjuangan guru yang masih menghadapi banyak keterbatasan, pandangan seperti ini terasa tidak adil dan berpotensi menurunkan penghargaan terhadap profesi yang berperan penting dalam membentuk masa depan bangsa. 

Oleh karena itu, perlu kiranya kita meninjau ulang makna dari ungkapan tersebut secara lebih bijak dan proporsional.

Ketika kita berbicara tentang:

Siapa saja guru yang menjadi pilar utama dalam mencerdaskan kehidupan bangsa? Apa yang mereka perjuangkan? 







Baca JugaKisah Penjual Jagung, Akhirnya Kuliah di Ilmu Komunikasi Universitas Nusa Cendana Kupang

Tidak Lulus PPPK Alvin banting Stir jadi pedagang  Ikan di pasar Beiabuk Betun Malaka 

Kapan mereka berusaha meski dalam keterbatasan serta di mana pun mereka mengabdi, baik di kota - kota besar maupun di daerah terpencil, timbul pertanyaan mengapa justru muncul pandangan bahwa guru adalah “beban negara”, dan bagaimana pandangan tersebut dapat berkembang di tengah masyarakat. 

Pemikiran seperti ini jelas perlu dikaji lebih dalam. Karena sejatinya, guru bukanlah beban! Melainkan, guru merupakan bagian dari  investasi jangka panjang dari sebuah negara, guna memformat sekaligus membangun sumber daya manusia yang unggul dan berdaya saing.

Menurut pandangan saya, anggapan bahwa guru merupakan beban negara merupakan kesalahpahaman dalam menafsirkan peran pendidikan. 

Guru tidak membebani keuangan negara! Tetapi, guru justru berperan penting dalam membentuk kualitas generasi bangsa.

Pengalokasian anggaran untuk pendidikan dan kesejahteraan guru seharusnya dipahami sebagai tanggung jawab moral serta konstitusional negara dalam mencerdaskan kehidupan bangsa. 

Tanpa adanya guru, proses pembangunan manusia yang menjadi pondasi kemajuan negara tidak akan berjalan optimal. 

Dengan demikian, profesi guru seharusnya dipandang sebagai bagian dari solusi bukan beban dalam sistem pembangunan nasional.

"Jika dilihat dari sudut pandang filsafat, keadilan menurut John Rawls, negara yang adil adalah negara yang mendistribusikan sumber daya secara proporsional demi terciptanya kesejahteraan bersama. Dalam konteks ini, mendanai pendidikan dan memberikan penghargaan kepada guru bukanlah bentuk pemborosan melainkan wujud nyata dari keadilan distributif. Guru berperan sebagai agen pemerataan kesempatan karena melalui pendidikan setiap warga negara memiliki peluang untuk memperbaiki kualitas hidupnya. Dengan demikian, anggapan bahwa guru adalah beban negara justru bertentangan dengan prinsip keadilan sosial yang menjadi dasar bagi kehidupan berbangsa dan bernegara."

Sementara itu, Paulo Freire dalam karyanya Pedagogy of the Oppressed menegaskan bahwa pendidikan merupakan proses pembebasan manusia dari kebodohan dan ketidakadilan. 

Menurut Freire, guru berperan sebagai fasilitator yang membantu peserta didik untuk berpikir kritis terhadap realitas sosial. Apabila peran guru dipandang sebagai beban maka secara tidak langsung kita sedang menolak upaya pembebasan tersebut. 

Sebaliknya, guru harus dipandang sebagai agen perubahan yang menanamkan kesadaran kritis dan nilai-nilai kemanusiaan yang menjadi dasar bagi terciptanya masyarakat yang adil dan berdaya.

Sebagai ilustrasi, banyak guru di daerah terpencil Indonesia tetap mengajar dengan penuh dedikasi meskipun menghadapi keterbatasan fasilitas, akses transportasi, dan sarana belajar. 

Mereka tidak hanya menyampaikan ilmu, tetapi juga membangun semangat belajar dan membentuk karakter anak-anak sebagai generasi penerus bangsa. 

Jika keberadaan mereka dianggap sebagai beban, maka akan banyak daerah yang kehilangan akses terhadap pendidikan berkualitas. 

Justru melalui perjuangan mereka kesenjangan pendidikan antar wilayah dapat dikurangi dan pemerataan kualitas sumber daya manusia dapat terwujud.

Dampak Negatif dari Perspektif Guru Adalah Beban Negara 

Pandangan bahwa guru merupakan beban negara dapat menimbulkan berbagai dampak negatif. Di antaranya, penurunan semangat kerja guru, menurunnya minat masyarakat untuk menekuni profesi pendidik, serta melemahnya kepercayaan terhadap sistem pendidikan nasional. 

Dalam jangka panjang, hal ini akan berdampak pada menurunnya kualitas sumber daya manusia serta melemahnya daya saing bangsa di tingkat global.

Sebaliknya, ketika guru dihargai dan didukung secara layak maka pendidikan akan berkembang menjadi sarana pemberdayaan masyarakat yang mampu memperkuat fondasi pembangunan nasional secara berkelanjutan.

Dengan demikian, pernyataan bahwa guru adalah beban negara tidak memiliki dasar yang kuat dan justru bertentangan dengan nilai-nilai pembangunan nasional. 

Guru merupakan aset bangsa dan investasi jangka panjang bagi kemajuan negara pemerintah dan masyarakat perlu bersama- sama menegaskan bahwa mendukung guru berarti mendukung masa depan bangsa. 

Sebagaimana disampaikan oleh Persatuan Guru Republik Indonesia (PGRI) guru bukanlah beban negara, melainkan pengabdi dan pencetak generasi penerus bangsa. Oleh sebab itu, penghormatan dan penghargaan terhadap profesi guru harus terus diperkuat agar semangat pengabdian mereka tidak pernah padam dalam mencerdaskan kehidupan bangsa.

TAFENPAH.COM
TAFENPAH.COM Salam Literasi. Perkenalkan saya Frederikus Suni. Saya pernah bekerja sebagai Public Relation/PR sekaligus Copywriter di Universitas Dian Nusantara (Undira), Tanjung Duren, Jakarta Barat. Saya juga pernah terlibat dalam proyek pendistribusian berita dari Kementerian Komunikasi dan Digital (Komdigi) ke provinsi Nusa Tenggara Timur bersama salah satu Dosen dari Universitas Bina Nusantara/Binus dan Universitas Atma Jaya. Tulisan saya juga sering dipublikasikan ulang di Kompas.com. Saat ini berprofesi sebagai Mahasiswa Ilmu Komunikasi di Universitas Siber Asia (Unsia), selain sebagai Karyawan Swasta di salah satu Sekolah Luar Biasa Jakarta Barat. Untuk kerja sama bisa menghubungi saya melalui Media sosial:YouTube: Perspektif Tafenpah||TikTok: TAFENPAH.COM ||Instagram: @suni_fredy || ������ ||Email: tafenpahtimor@gmail.com

Posting Komentar untuk "Guru Adalah Beban Negara? Sebuah Kekeliruan dalam Memaknai Investasi Pendidikan "