Benahi Pendidikan TTU, Wabup Kamillus Elu Wacanakan Gerakan Satu Anak Satu Pohon

Penulis : Frederikus Suni 

Wakil Bupati TTU Kamillus Elu berproses bersama Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan serta pemangku kepentingan pendidikan di TTU.Lintas Biinmaffo/Tafenpah.com


TAFENPAH.COM - Satu Anak Satu Pohon merupakan topik atau isu terkini yang sedang hangat dibicarakan oleh para pemangku kepentingan di kabupaten Timor Tengah Utara, provinsi Nusa Tenggara Timur.

Muncul atau lahirnya ide besar 'Satu Anak Satu Pohon' dari Wakil Bupati TTU, Kamillus Elu adalah dirinya sudah sejak lama mengamati ekosistem pendidikan di wilayah perbatasan Indonesia dan Timor Leste yang seolah - olah melupakan bagaimana kedekatan Atoin Meto bersama keutuhan alam ciptaan.

Untuk itu, melalui program 'Satu Anak Satu Pohon' diharapkan meningkatkan rasa tanggung jawab dan kepedulian terhadap lingkungan (tempat di mana Atoin Meto mencari kehidupan).

"Setiap anak harus menanam satu pohon produktif yang bisa dikonsumsi, selain kelapa. Menanam mengajarkan tentang proses kehidupan, mulai dari penanaman, perawatan hingga panen," tegas Wabup Kamillus.






TAFENPAH menginterpretasikan usulan 'Satu Anak Satu Pohon' dari Wakil Bupati TTU Kamillus Elu sebagai ruang refleksi sosial.

Mengapa?

Karena sejak zaman leluhur Atoin Meto (Suku Dawan Timor), sistem pertanian menjadi sumber kehidupan. Papan dan sandang merupakan kebutuhan dasar manusia untuk bertahan hidup.

Pertahanan manusia (dalam konteks ini adalah Atoin Meto) adalah mereka selalu hidup berdampingan dengan alam.

Memang, alam tidak membutuhkan manusia! Justru Manusia lah yang membutuhkan alam untuk bertahan hidup.

Untuk itu, gerakan menanam 'Satu Anak Satu Pohon' bermakna sebagai jembatan ide yang di dalamnya akan melahirkan generasi muda kabupaten Timor Tengah Utara yang tidak hanya pandai dalam ilmu pengetahuan dan teknologi. Akan tetapi, generasi muda Atoin Meto juga peduli pada kelestarian lingkungan hidup.


Lalu, Kapan gerakan menanam Satu Anak Satu Pohon serentak dipraktekkan oleh seluruh siswa-siswi di berbagai sekolah Timor Tengah Utara?

Hingga tulisan ini dipublikasikan, tentunya usulan gerakan menanam 'Satu Anak Satu Pohon' dari Wakil Bupati TTU Kamillus Elu masih menjadi pekerjaan rumah di kalangan pemangku kepentingan, terutama Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Timor Tengah Utara.

Karena usulan tersebut membutuhkan kajian mendalam dari seluruh pemimpin yang berada di wilayah kabupaten Timor Tengah Utara.

Mengingat pembangunan sumber daya manusia di kabupaten Timor Tengah Utara juga memiliki berbagai keterbatasan.

Kendati pun demikian, TAFENPAH dan juga seluruh masyarakat yang berada di kabupaten Timor Tengah Utara berharap, para pemangku kepentingan, terutama Dinas Pendidikan dan Kebudayaan berkoordinasi, bersinergi, bekerja sama dengan seluruh stakeholder, agar kebijakan yang mendukung program menanam Satu Anak Satu Pohon dapat menjadi model pendidikan terbaru yang humanis, reflektif, adaptif, berwawasan ekologis, melibatkan partisipasi aktif, kepedulian terhadap sesama, lingkungan serta meningkatkan karakter lokal budaya setempat sejak di tingkat Sekolah Dasar hingga Perguruan Tinggi di Timor Barat Indonesia.


Relevansi Gerakan Menanam Satu Anak Satu Pohon terhadap Visi Misi Bupati dan Wakil Bupati TTU


Kabupaten Timor Tengah Utara sejak di bawah kepemimpinan Bupati Yosep Falentinus Delasalle Kebo dan Kamillus Elu telah membenahi sistem tata kelola pemerintahan (efesiensi anggaran dan ruang publik), upaya menekan tingginya angka stunting, kemiskinan, penguatan identitas lokal budaya terhadap generasi muda, peningkatan sistem keamanan informasi dan komunikasi hingga terus mengupayakan pendidikan layak untuk seluruh masyarakat di wilayah perbatasan Indonesia dan Timor Leste.

Progres kemajuan di atas, membuktikan komitmen pemerintah kabupaten Timor Tengah Utara, khususnya kepemimpinan Bupati Yosep Falentinus Delasalle Kebo dan Kamillus Elu yang berkarya dengan hati.

Karena di balik kesibukan keduanya dalam menakhodai setiap aspirasi, tuntutan, kritik masyarakat serta berbagai urusan administrasi, politik, ekonomi, strategi kerja sama lintas generasi, lintas budaya, lintas profesi, lintas negara dll, lahirlah komitmen bersama (sosial) untuk mengaplikasikan semangat 'Satu Anak Satu Pohon.'

 Perlu TAFENPAH garisbawahi, gerakan menanam Satu Anak Satu Pohon bukan semata - mata slogan yang sewaktu - waktu hilang, sirna, lenyak, dan tidak tersisakan seiring dengan berakhirnya masa kepemimpinan Bupati Yosep Falentinus Delasalle Kebo dan Wakil Bupati Kamillus Elu.

Melainkan, gerakan menanam Satu Anak Satu Pohon apabila berhasil di seluruh sekolah yang berada di wilayah TTU, maka itu akan menjadi salah satu catatan sejarah brilian dari kita semua.

Mengapa?

Karena sebutir harapan akan tumbuh, berkembang dan menghasilkan sesuatu yang baik, bila kita bersama mendukung seluruh program kerja dari Bupati dan Wakil Bupati TTU.

Kolaborasi dan kerja sama akan membawa kita menuju puncak kejayaan

Kejayaan dalam konteks ini adalah kita akan mendapatkan dampak positif di balik gerakan menanam Satu Anak Satu Pohon.

Di mana, pada waktunya, tanah Timor yang selama ini terkenal dengan kota Karang, tanah gersang, kering, seolah tidak ada harapan hidup, perlahan menyembulkan sparkle -up (sinar) kehidupan yang tidak hanya bermanfaat untuk generasi saat ini, tapi juga berguna bagi generasi pendatang Atoin Meto.

Untuk itu, gerakan menanam Satu Anak Satu Pohon akan tetapi relevan dengan situasi zaman, terlebih kehidupan Atoin Meto.

Selain itu, melalui kegiatan ini, diharapkan muncul komitmen bersama lintas sektor untuk memperkuat kolaborasi dalam memperbaiki Rapor Pendidikan Tahun 2026, mendukung visi dan misi Bupati dan Wakil Bupati TTU, serta meningkatkan capaian SPM Pendidikan, khususnya dalam aspek literasi, numerasi, dan karakter siswa.


Demikian ulasan dari TAFENPAH.

Disclaimer; Tulisan ini lahir dari keresahan hidup penulis sendiri. Untuk itu, di sini penulis tidak bermaksud untuk menggurui pembaca!

Sumber : Lintas Biinmaffo 

Instagram penulis @suni_fredy



Tiktok @tafenpah.com


TAFENPAH.COM
TAFENPAH.COM Salam Literasi. Perkenalkan saya Frederikus Suni. Saya pernah bekerja sebagai Public Relation/PR sekaligus Copywriter di Universitas Dian Nusantara (Undira), Tanjung Duren, Jakarta Barat. Saya juga pernah terlibat dalam proyek pendistribusian berita dari Kementerian Komunikasi dan Digital (Komdigi) ke provinsi Nusa Tenggara Timur bersama salah satu Dosen dari Universitas Bina Nusantara/Binus dan Universitas Atma Jaya. Tulisan saya juga sering dipublikasikan ulang di Kompas.com. Saat ini berprofesi sebagai Mahasiswa Ilmu Komunikasi di Universitas Siber Asia (Unsia), selain sebagai Karyawan Swasta di salah satu Sekolah Luar Biasa Jakarta Barat. Untuk kerja sama bisa menghubungi saya melalui Media sosial:YouTube: Perspektif Tafenpah||TikTok: TAFENPAH.COM ||Instagram: @suni_fredy || ������ ||Email: tafenpahtimor@gmail.com

Posting Komentar untuk "Benahi Pendidikan TTU, Wabup Kamillus Elu Wacanakan Gerakan Satu Anak Satu Pohon"