Tolak Framing Media Nasional yang Selalu Menjadikan NTT sebagai Iklan Percobaan Politik
Penulis : Frederikus Suni
![]() |
Tolak Framing Media Nasional yang Selalu Menjadikan NTT sebagai Iklan Percobaan Politik. Tafenpah.com |
TAFENPAH.COM - Media nasional makin ke sini tujuannya AGAK LAEN! Pekerja media mainstream (Nasional) selalu menjadikan provinsi Nusa Tenggara Timur sebagai iklan percobaan.
Perlu kita ketahui bersama, masyarakat NTT tidak anti kritik! Tapi, apabila kritiknya mengarah pada loggical Fallacy (penyerangan terhadap pribadi), tentu saja masyarakat NTT tidak terima.
Isu terbaru dari Kompas.Id yang mengulik "Darurat Literasi NTT, Ada Mahasiswa Tak Cakap Membaca," semacam penggiringan opini atau manipulasi ruang publik.
Mengapa saya katakan demikian? Karena berdasarkan sampel atau data dalam informasi tersebut, sebagian besarnya hanya fokus di kota Kupang (Ibukota) provinsi Nusa Tenggara Timur.
Di samping ada data pendukung dari beberapa kabupaten yang selalu dijadikan contoh atau sampel.
Lebih anehnya, sampelnya di kota Kupang, tapi Kompas.id gunakan kata NTT.
Logikanya, NTT itu kan mencakup seluruh sumber daya manusia yang berada di provinsi Nusa Tenggara Timur, termasuk aspek budaya, pariwisata, sosial, dan lain sebagainya.
Mengapa kata NTT selalu dijadikan Framing?
Penggunaan terminologi NTT sudah sejak lama juga dijadikan influencer atau pencari popularitas di sosial media Instagram dan YouTube, guna menambah pengikut atau subscribe mereka.
Mirisnya, masyarakat NTT memuji - muji rayuan manis influencer yang datang dengan agenda tersembunyi.
Selain itu, saya juga menyayangkan siaran pers dari pemerintah provinsi Nusa Tenggara Timur, khususnya pernyataan dari gubernur Emanuel Melkiades Laka Lena.
Di mana, tokoh panutan sekaligus inspirasi generasi muda NTT tersebut, secara tak sadar melukai lembaga pendidikan provinsi Nusa Tenggara Timur.
Bagaimana tidak, gubernur Melki menyoroti rendahnya kemampuan literasi dan numerasi anak - anak NTT.
Persoalan rendahnya kemampuan literasi dan numerasi tersebut bukan hanya di provinsi Nusa Tenggara Timur. Tapi berlaku juga untuk seluruh mahasiswa dan pelajar di Indonesia.
Buktinya, berdasarkan PISA (Programme for International Student Assessment ) tahun 2022, Indonesia menempati posisi 70 dari 80 negara.
"Pak Gubernur yang terhormat, jangan melukai perjuangan guru di berbagai pelosok NTT! Karena mereka bekerja tanpa lelah, meski bayaran atau upah mereka tak sebanding."
Selain itu juga, pahami juga generasi muda NTT, khususnya mereka yang dijadikan sampel atau kelinci percobaan iklan politik media mainstream serta segelintir orang yang selalu berupaya untuk membodohi masyarakat Flobamorata (NTT).
Kami tidak antik kritik! Justru kritik adalah alarm untuk kami bekerja lebih keras dan cerdas lagi.
Pertanyaannya; Apa Esensi Siaran Pers Biro Humas Pemprov NTT terkait rendahnya kemampuan literasi dan numerasi SDM Flobamorata?
Sederhananya, pemerintah provinsi Nusa Tenggara Timur di bawah kepemimpinan gubernur Emanuel Melkiades Laka Lena dan Johanis Asadoma beserta jajarannya sudah paham akar permasalahan, terkait rendahnya kemampuan literasi dan numerasi anak muda NTT, mengapa bapak - bapak tidak berupaya untuk menumbuhkembangkan budaya baca, menulis, berhitung, memahami konteks dan lainnya?
Persoalan tersebut kan tanggung jawab bapak dan ibu yang berada di lingkaran kekuasaan Pemprov NTT hingga tingkat kota dan kabupaten.
Rendahnya kemampuan literasi dan numerasi anak muda NTT bukan murni kesalahan guru di tingkat dasar dan orang tua.
Tapi, karena sistem politik Indonesia yang selalu berupaya untuk membodohi warga demi memuluskan ambisi golongannya.
Lalu, media nasional yang dulunya menjadi primadona masyarakat Indonesia untuk mencari informasi dan berita terpercaya, independen, berintegritas, tidak memihak, justru kini makin mengarah ke konspirasi, pembodohan massal, guna mengejar klik iklan.
Media mainstream tidak ada yang murni lagi! Inilah era jurnalisme kuning dengan berita utamanya bombastis, dan pada akhirnya hanya menyajikan pemburukan makna.
Masyarakat NTT yang punya akses terhadap teknologi informasi dan komunikasi jangan tidur terus. Sikapilah berbagai fenomena di media massa dan pejabat publik dengan nalar kritis.
Posting Komentar untuk "Tolak Framing Media Nasional yang Selalu Menjadikan NTT sebagai Iklan Percobaan Politik "
Posting Komentar
Diperbolehkan untuk mengutip sebagian materi dari TAFENPAH tidak lebih dari 30%. Terima kasih