Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Dipanggil untuk Menjadi Pengikut Kristus dalam Perspektif Injil Yohanes 1:35-42 dan Relevansinya bagi Orang Muda Katolik

 

BmvKatedralBogor

Oleh: Sebastianus Julian Harjoni (Mahasiswa Fakultas Filsafat Universitas Widya Mandira Kupang)

Editor: Fredy Suni

Tafenpah.com - Teks Yohanes 1:35-42 yang mana mengisahkan tentang murid-murid Yesus yang pertama akan menjadi tema pokok dalam tulisan ini. kisah murid-murid Yesus yang dipanggil sebenarnya sudah tidak asing lagi kita dengar karena, Injil Sinoptik sudah membahasnya sebelumnya. Dalam tulisan ini, penulis akan lebih menfokuskan pada Injil Yohanes sedangkan Injil Sinoptik hanya sebagai pembanding atau penambah dalam tulisan ini. penulis juga akan mengkaji teks khususnya berkaitan dengan konteksnya pada saat itu, jenis sastra yang digunakan, pengarangya, dan asal usulnya.

Dari tulisan ini, penulis juga memberi pesan eksegetisnya  bagi semua umat kristiani secara khusus orang muda khatolik untuk menanggapi panggilan Tuhan di konteks Dunia dewasa ini.


Kata Kunci: Teks Yohanes 1:35-42, Injil Sinoptik, Relevansi Bagi Orang Muda Khatolik


Pendahuluan

 “Apakah yang kamu cari?” kata mereka kepadanya: “Rabi (artiya Guru), di manakah Engkau tinggal? Ia berkata kepada mereka: Marilah dan kamu akan melihatnya” . Keterpanggilan murid-murid Yesus 2000 tahun yang lalu menjadi sebuah kisah yang amat menarik untuk direfleksikan. Bagi umat kristiani, keterpanggilan yang dialami oleh murid-murid Yesus adalah sebuah anugerah yang Tuhan berikan kepada mereka. Hal inilah yang menjadi keyakinan kita sampai sekarang, bahwa bukan soal zaman atau waktu yang terus berganti, tapi Tuhan masih membutuhkan manusia untuk menjadi pengikut-Nya seperti yang dialami kedua belas (12) murid yang telah dipanggil oleh-Nya.


Dalam tulisan ini, penulis akan mengkaji kisah keterpanggilan dari para muird yang pertama berdasarkan perspektif Injil Yohanes 1:35-42. Bagaimana konteksnya pada saat itu, jenis sastra yang digunakan, pengarangnya, asal usul dan terakhir ialah makna eksegetisnya. Selain itu penulis akan membandingkan dengan ketiga Injil lainya yang mana sering disebut dengan Injil Sinoptik yakni (Matius, Markus, dan Lukas). Dengan adanya perbandingan ini, kita akan mengetahui bahwa adanya perbedaan yang ditampilkan oleh injil Yohanes dan Injil Sinoptik. Selain perbandingan yang akan dikaji, tulisan ini juga bertujuan memberi pesan eksegetisya kepada orang muda khatolik di dunia dewasa ini. Apakah dengan perkembangan zaman yang semakin marak, masih adakah benih-benih panggilan bagi orang muda khatolik? 


TEKS YOHANES 1:35-42

35. Pada keesokan harinya Yohanes berdiri di situ pula dengan dua orang muridnya. 36. Dan ketika ia melihat Yesus lewat, ia berkata: "Lihatlah Anak domba Allah! " 37. Kedua murid itu mendengar apa yang dikatakannya itu, lalu mereka pergi mengikut Yesus. 38. Tetapi Yesus menoleh ke belakang. Ia melihat, bahwa mereka mengikut Dia lalu berkata kepada mereka: "Apakah yang kamu cari?" Kata mereka kepada-Nya: "Rabi (artinya: Guru), di manakah Engkau tinggal?" 39. Ia berkata kepada mereka: "Marilah dan kamu akan melihatnya." Merekapun datang dan melihat di mana Ia tinggal, dan hari itu mereka tinggal bersama-sama dengan Dia; waktu itu kira-kira pukul empat. 40. Salah seorang dari keduanya yang mendengar perkataan Yohanes lalu mengikut Yesus adalah Andreas, saudara Simon Petrus. 41. Andreas mula-mula bertemu dengan Simon, saudaranya, dan ia berkata kepadanya: "Kami telah menemukan Mesias (artinya: Kristus). " 42. Ia membawanya kepada Yesus. Yesus memandang dia dan berkata: "Engkau Simon, anak Yohanes, engkau akan dinamakan Kefas (artinya: Petrus)." 


Konteks pada saat itu.

Jika mengkaji ayat 35-39 itu mau menggambarkan bahwa adanya kesaksian dari Yohanes Pembaptis. Tokoh Yohanes dipahami sebagai saksi yang memberikan kesaksian kepada dua muridnya, yang pergi kepada Yesus sekitar jam 4 siang. Selain itu kesaksian yang diberikan oleh Yohanes kepada dua muridnya sungguh membawa tranformasi bagi mereka. Selain itu, peristiwa ini juga mau membuktikan sikap Yohanes Pembaptis karena dia hanya mau mengarahkan orang kepada Tuhan Yesus. Sedangkan dalam ayat 36 mau menunjukan kesaksian yang diberikan oleh Yohanes itu sendiri “Lihat Anak Domba Allah” (ini dapat menunjuk kepada domba Paskah/Hamba yang menderita bdk Yes 53:7).

Dalam ayat 40-42 bukan Yohanes lagi yang menjadi saksi melainkan ada peralihan. Pertama Yohanes memberikan kesaksian kepada muridnya dan kedua, Andreaslah yang menjadi saksi. Dia memberikan kesaksian kepada Simon saudaranya seperti yang tertulis dalam ayat 41 “Kami telah menemukan Mesias”


Selain itu ada pula perpektif lain dari Dave Hagelberg berkaitan dengan tafsiran Injil Yohanes 1:35-42. Dia menafsirkan:


Bagian ini menjadi peralihan antara pelayanan Yohanes Pembaptis dan pelayanan Yesus Kristus, karena dalam bagian ini murid Yohanes menggabungkan diri mereka dengan Yesus. Jika membandingkan peristiwa ini dengan peristiwa panggilan murid-murid Tuhan Yesus dalam Injil Sinoptik (Matius 4:18-22; Markus 1:16-20; dan Lukas 5:1-11) ada beberapa perbedaan yang menonjol. Dalam ketiga Injil Sinoptik Tuhan Yesus secara aktif memanggil mereka, sedangkan dalam Injil Yohanes murid-murid dan Yohanes Pembaptis adalah yang berinisiatif. Panggilan yang diceritakan oleh Yohanes terjadi "di Betania yang di seberang sungai Yordan, di mana Yohanes membaptis", sedangkan panggilan yang diceritakan dalam Injil Sinoptik terjadi di tepi Danau Galilea. Ternyata data dari keempat Injil berbeda tetapi tidak kontradiktif. Misalnya, tidak ada kata, "Ini panggilan yang satu-satunya...", dan Injil Sinoptik tidak berkata bahwa tidak pernah berbicara dengan mereka di Betania. Setiap penulis Injil mencatat peristiwa yang sesuai dengan tujuan Injilnya masing-masing, dari pengalaman mereka dan dari riset mereka.

Untuk keperluan studi eksegetis biasanya prolog Yohanes dibagi dengan memakai cara yang paling sederhana dan mudah yaitu dengan memilih pembicaraan mengenai logos (1-5, 9-14 dan 16-18) dan pembicaraan mengenai Yohanes Pembaptis (ay 6-8 dan 15). Ini mau menunjukan bahwa:

Ayat 1-5: berbicara mengenai identitas Logos

Ayat 9-14: berbicara mengenai peran Logos

Ayat 16-18:Logos itu adalah Yesus Kristus. Ia adalah pengantara Bapa dan Manusia.

Sedangkan ayat 6-8: berbicara mengenai Yohanes Pembaptis. Ia mempunyai tugas kenabian yaitu, mempersiapkan jalan bagi Logos (bdk Mat 3:3, Mrk 1:2-3, Luk 3:4)

Dan Ayat 15: berbicara mengenai kesaksian Yohanes Pembaptis setelah Logos berperan dalam hidup manusia.

Jika meihat dari bagan di atas teks Yohanes 1:35-42 masuk dalam bagian ayat-5 yang berbicara tentang identitas Logos.

Jenis Sastra 

Teks Yohanes 1:35-42 termaksud dalam jenis sastra puisi karena adanya kesatuan tema pembicaraan, mutu kalimat dan panjang pendeknya kalimat sebagaimana biasanya pada kesusastraan yahudi

Pengarang

Pada umumnya kita semua menerima bahwa pengarang injil keempat adalah rasul Yohanes. Sekurang-kurangnya dapat diterima bahwa rasul Yohanes menjadi sumber tradisi dalam penulisan injil tersebut. Injil Yohanes ditulis sekitar tahun 90-100 Tradisi menyebutkan kota Efesus sebagai tempat penulisan.

Asal usul 

Jika ditelusuri dari kisah historisnya, kita perlu  memahami asal usul kenapa injil Yohanes ditulis. Pertama, berkaitan dengan kisah historisnya dengan para murid: murid-murid Yesus mengingat pengalaman mereka akan apa yang Yesus katakan dan lakukan selama pelayanan-Nya di dunia. Kedua berkaitan dengan tradisi: pemberitaan para murid Yesus didasarkan pada pengalaman mereka tentang Yesus. Mereka menceritakan pengalaman mereka tentang Yesus kepada orang lain, yang pada gilirannya, kenangan itu diberikan lagi kepada orang lain. Yang ketiga adalah tahap menulis. Ini dilakukan untuk memastikan bahwa informasi itu tidak akan terlupakan di kemudian hari dan oleh karena itu mulailah mereka menulis apa yang mereka alami selama hidup dan tinggal bersama Yesus.

Selain itu, Injil Yohanes juga ditulis untuk menanggapi kebutuhan dan persoalan umat pada waktu itu. Ada juga fakta dengan adanya ajaran sesat yakni Gnostisisme yang terwujud dalam berbagai bentuk. Salah satunya adalah keyakinan Gnostik bahwa Tuhan tidak terlibat dalam penciptaan dunia. Oleh karena injil Yohanes juga dipakai oleh bapa-bapa gereja untuk melawan ajaran Gnostisisme ini.

INJIL SINOPTIK

Injil sinoptik terdiri dari injil Matius, Markus, dan Lukas. Jika dibandingkan dengan injil Yohanes kita akan temukan perbedaan di dalamnya. Contohnya:

Isi dari Injil Yohanes berbeda dengan Sinoptik, baik dalam bagian naratif maupun bagian kotbah atau wejangan

Bentuk literer kisah mujizat berbeda dengan Sinoptik

Bentuk literer pengajaran: pada Sinoptik ada logia atau kotbah atau perumpamaan yang lugas, sederhana, konkret, singkat, mengena pada situasi pendengar. Pada Yohanes wejangan sangat reflektif, mendalam, abstrak dengan tema-tema yang tinggi misalnya hidup, cahaya, kemuliaan, kebenaran, iman.

Kronologi pelayanan Yesus: pada Yohanes, terdapat indikasi pelayanan Yesus selama 3 tahun. Sedangkan pada Sinoptik hanya satu tahun dalam alur pelayanan di Galilea menuju Yerusalem.

Bingkai Topografi berbeda: pada Sinoptik, pelayanan publik Yesus terjadi di Galilea lalu berakhir di Yerusalem. Sedangkan pada Yohanes, Yesus selalu bolak-balik antara Yerusalem dan Galilea.

Sedangkan berkaitan dengan perbandingan teks Yohanes 1: 35-42, kita dapat melihat teks dari ketiga injil sinoptik yakni Matius 4:18-22; Markus 1:16-20; dan Lukas 5:1-11. Dalam Injil Matius 4:18-22 mengisahkan bahwa Yesus yang memanggil para murid kususnya dalam ayat 19. (“Yesus berkata kepada mereka: “Mari, ikutilah Aku, dan kamu akan Kujadikan penjala manusia”) sedangkan dalam injil Yohanes dalam ayat 37-39 mengisahkan “Kedua murid itu mendengar apa yang dikatakannya itu, lalu mereka pergi mengikut Yesus. Tetapi Yesus menoleh ke belakang. Ia melihat, bahwa mereka mengikut Dia. Lalu Dia berkata kepada mereka: "Apakah yang kamu cari?" Kata mereka kepada-Nya: "Rabi (artinya: Guru), di manakah Engkau tinggal?" Ia berkata kepada mereka: "Marilah dan kamu akan melihatnya." Merekapun datang dan melihat di mana Ia tinggal, dan hari itu mereka tinggal bersama-sama dengan Dia; waktu itu kira-kira pukul empat”. Dari pernyataan ini kita bisa melihat bahwa dalam injil sinoptik Yesus sendirilah yang berinisiatif untuk memanggil murid-murid-Nya sedangkan dalam Injil Yohanes para muridlah yang berinisiatif untuk mengikuti Yesus.


RELEVANSINYA BAGI KAUM MUDA

Melihat dunia dewasa ini dengan perkembangan zaman yang terus berubah membuat manusia semakin mudah dalam menjalankan segala tugasnya, Baik itu bagi orang yang bekerja di Perkantoran atau anak-anak sekolah yang sedang belajar dibangku SD-Perguruan Tinggi. Sekarang semuanya serba mudah sekali klik apa yang diinginkan langsung didapati. Dengan adanya dunia digital sekarang ini, semuanya pun berlomba-lomba untuk bersaing demi mendapatkan apa yang diinginkan.

Pertanyaan sekarang ialah, apakah dengan perkembangan zaman seperti ini, masih ada benih-benih panggilan? Jika Yesus sekarang memanggilmu seperti para murid yang telah Ia panggil seperti dalam kisah di atas tadi, apakah jawaban yang engkau berikan?  Apakah kamu siap meninggalkan segalanya demi mengikuti Dia?

Petanyaan-pertanyan di atas memang sangat susah untuk dijawab jika berhadapan degan situasi dunia yang sekarang. Sebagian orang pasti akan menjawab saya bisa dan sebagian orang juga akan menjawab maaf saya tidak bisa. Kisah keterpanggilan para murid tentunya berbeda jika dihadapkan dengan konteks sekarang karena begitu banyak tawaran yang menggiurkan. Mungkin hanya sebagian orang saja yang bisa berjalan melawan arus. Tapi yang pasti ialah, pesan eksegetis yang ingin disampaikan dari kisah murid-murid Yesus yang pertama mau menunjukan bahwa Yesus sangat membutuhkan kita untuk menjadi murid-murid-Nya demi mewartakan sabda-Nya keseluruh penjuru dunia.

 


Frederikus Suni Admin Tafenpah Group
Frederikus Suni Admin Tafenpah Group Hi salam kenal ya!!! Saya Frederikus Suni, biasanya disapa Fredy Suni adalah pendiri dari Tafenpah. Profesi: Kreator Digital | Saya adalah mahasiswa Droup Out/DO dari Sekolah Tinggi Filsafat Teologi Widya Sasana Malang dan Universitas Dian Nusantara (Undira). Saat ini bekerja sebagai Kreator Konten Tafenpah Group | Saya pernah menjadi Wartawan/Jurnalis di Metasatu.com dan NTTPedia.id || Saya pernah menangani proyek dari Kementerian Komunikasi dan Informatika RI || Saya pernah magang sebagai Copywriter untuk Universitas Dian Nusantara (Undira) Jakarta. Saat ini fokus mengembangkan portal yang saya dirikan yakni: www.tafenpah.com || www.pahtimor.com || www.hitztafenpah.com || www.lelahnyahidup.com || www.sporttafenpah.com || Mari, kita saling berinvestasi, demi kebaikan bersama || Terkait kerja sama dan informasi iklan bisa melalui email tafenpahtimor@gmail.com || || Instagram: @suni_fredy || @tafenpahcom || @pahtimorcom || Youtube: @Tafenpah Group

Posting Komentar untuk "Dipanggil untuk Menjadi Pengikut Kristus dalam Perspektif Injil Yohanes 1:35-42 dan Relevansinya bagi Orang Muda Katolik"