Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Perjuangan Teoritis sudah Berakhir, Saatnya Perjuangan Praktis dalam Kehidupan Nyata

Verina Puspa sosok mahasiswi inspiratif. Memora

Penulis Fredy Suni

KUPANG, Tafenpah.com – Ilmu pengetahuan ada di mana saja, begitu pun dengan lapangan pekerjaan semakin terbuka di era digital. Yang terpenting setiap pribadi meninggalkan cara berpikir lama.


Apa itu cara berpikir lama? Berpikir itu mudah, seperti ilmu yang kita dapatkan dari dunia pendidikan formal. Namun, pada prakteknya, tak bisa dimungkiri banyak lulusan yang tidak tahu harus berbuat apa setelah menyelesaikan pendidikan formalnya.


Selain itu, salah satu cara berpikir lama yang masih melekat dalam diri setiap pribadi adalah ketika sudah menyandang status gelar akademik, berarti seseorang harus menjadi Pegawai Negeri Sipil.


Tentu saja itu tidak masalah bagi setiap orang. Karena hidup itu adalah pilihan. Akan tetapi, pada kenyataannya cara berpikir tersebut lah yang melemahkan semangat juang generasi zaman now.


Di sini ada pengecualian ya. Karena banyak generasi milenial yang sudah sukses dalam bidang apa pun. Mereka inilah yang merupakan agen perubahan dengan mindset atau cara berpikir modern, seiring dengan perkembangan zaman.


Milikilah metode Sersan: Santai tapi Serius dalam membangun karier

Langkah-langkah untuk keluar dari cara berpikir lama atau pikiran primitif

* Milikilah Rasa Ingin Tahu

Sebagai pegiat literasi digital Indonesia atau siapa pun yang pernah bersentuhan dengan ilmu filsafat, tentunya pasti tahu dan paham akan rasa ingin tahu, terutama yang berkaitan dengan semangat para filsuf atau pun orang-orang sukses yang di luar sana.


Mereka adalah pribadi yang terus belajar memperkaya diri dengan berbagai disiplin ilmu yang ada dalam kehidupan sehari-hari.

Sejatinya, ilmu pengetahuan itu lahir dari pengalaman nyata manusia setiap hari. Karena apa yang kita pelajari di dunia kampus itu bersumber dari pengalaman para penulis dan praktisi pendidikan itu sendiri.


Namun, kendala atau masalahnya adalah tidak semua orang memiliki semangat para filsuf untuk mencari ilmu pengetahuan baru.


Justru yang kerap kali terjadi di dalam kehidupan adalah banyak lulusan baru atau fresh graduation duduk diam membisu, sambil mengharapkan mujizat untuk mendapatkan pekerjaan.


Tentu saja pikiran itu keliru atau sesuatu yang mengarahkan pada kematian ilmu pengetahuan. Karena ilmu pengetahuan itu harus terus diperbaharui seiring dengan perputaran zaman dan waktu.


Untuk itu, sekarang adalah saatnya untuk berani bangkit dan fokus menekuni salah satu bidang atau hobi yang dimiliki oleh sobat pembaca.


Karena kesuksesan itu selalu datang datang apa yang kita miliki. Apalagi ada kombinasi antara hobi dan ilmu pengetahuan yang kita dapatkan di dunia kampus, tentu saja akan meringankan kita dalam menciptakan lapangan pekerjaan.


Yuk, jadilah generasi Indonesia yang berani menciptakan  lapangan pekerjaan sendiri, ketimbang berkhayal terlalu jauh ke angkasa untuk menjadi Pegawai Negeri Sipil atau pun bekerja dengan pakain necis berbalut kemeja, dasi, dan sepatu pantofel di bawah ruangan ber-Ac.


* Merantau

Cara terbaik untuk melatih mental bertahan adalah dengan merantau. Karena di tanah rantau, pola pikir atau mindset juang kita akan berkembang. 


Perkembangan itu tidak pernah terlepas dari pembelajaran sepanjang hari bersama rekan-rekan yang berasal dari berbagai budaya, ras, kepercayaan, suku, ideologi apa pun yang ada di bangsa Indonesia.


Jika sobat pembaca pernah belajar Teologi atau disiplin ilmu yang berusaha untuk mendekatkan manusia dengan Tuhan pasti tahu kisah Bapak Abraham yang merupakan Bapak dari 3 agama Samawi, yakni Yahudi, kristen, dan Islam.


Di mana, Abraham pergi meninggalkan kampung halaman, termasuk kenyamanan, canda tawa bersama orang tuanya demi tanah yang dijanjikan oleh Allah kepadanya.


Alhasil, Abraham sukses di tanah rantau. Untuk itu, langkah yang tepat dan efektif adalah mengembangkan disiplin ilmu yang kita dapatkan di tanah rantau. Jika takut merantau, cukuplah mulai masuk dalam dunia praktis dengan ilmu pengetahuan yang sobat dapatkan selama 4 tahun di dunia Kampus.


Menarik apa yang dikatakan oleh Gubenur Nusa Tenggara Timur, Viktor Bungtilu Laiskodat, yakni “ jadilah mahasiswa yang pandai dalam actio, bukan pandai dalam metodologi.”


* Mengenal Tokoh Lintas Profesi

Kesuksesan terbesar yang diraih oleh orang-orang hebat adalah mereka selalu berinisiatif untuk membuka diri dengan pergaulan lintas profesi.


Mengapa mereka melakukan hal demikian? Karena dengan cara seperti itulah mereka saling melengkapi dengan jalan dialog atau diskusi untuk mencari dan menemukan solusi yang tepat guna mengembangkan bisnis atau pun diri mereka sendiri.

Bukan hanya itu saja, salah satu kelebihan mengenal tokoh lintas profesi adalah jaringan pertemanan yang semakin luas. Tentu saja itu akan berdampak pada perkembangan karier.


Selain itu, ada informasi terbaru yang selalu kita dapatkan seputar lowongan kerja, pendidikan lanjutan, pendidikan karakter, dan pengembangan diri secara terus menerus.

* Gabung Komunitas

Berkomunitaslah karena di sana sobat akan menemukan serpihan surga kecil dengan berbagai sudut pandang yang berbeda dari orang-orang yang berada di dalamnya.


Namun, alangkah lebih bagus sobat bergabung dengan komunitas pengembangan diri (self improvement).


Karena komunitas ini yang selalu mengarahkan kita untuk menghargai diri sendiri dengan cara terus mengupgrade diri dengan hal-hal positif dengan perkembangan karier kita.


Selain itu, komunitas yang tepata dalah komunitas baca. Karena pintu untuk menuju masa menuju dunia internasional adalah dengan membaca buku.


Pendidikan itu hanyalah sebuah tiket untuk menuju jenjang karier. Sedang komunitas baca itu levelnya di atasnya lagi.


Mengapa komunitas baca levelnya lebih tinggi dari pendidikan formal? Karena dengan membaca kita akan terus memperkaya diri dengan bidang apa saja. Sedangkan, bangku pendidikan, apalagi jurusan itu hanya mentok di situ.


Selain itu, jika sobat memilih untuk kerja di lingkungan formal, ya mau tidak mau harus memiliki gelar. Tetapi, jika sobat memilih untuk menjadi entrepreneur, ya cukuplah dengan belajar otodidak.


Kombinasi belajar otodidak dengan beberapa poin yang di atas itu sudah cukup membantu sobat untuk menciptakan lapangan pekerjaan sendiri di tengah revolusi industri 4.0, dan kini kita sedang menuju revolusi 5.0.



Frederikus Suni Admin Tafenpah Group
Frederikus Suni Admin Tafenpah Group Frederikus Suni (Fredy Suni) Mahasiswa Program Studi Ilmu Komunikasi Universitas Siber Asia (Asia Cyber University) | Frederikus Suni pernah DO dari Sekolah Tinggi Filsafat dan Teologi Widya Sasana Malang dan Fakultas Ilmu Komunikasi Universitas Dian Nusantara (Undira) Jakarta || Terkait kerja sama dan informasi iklan bisa melalui email tafenpahtimor@gmail.com || || Instagram: @suni_fredy || @tafenpahcom || @pahtimorcom || Youtube: @Tafenpah Group

Posting Komentar untuk "Perjuangan Teoritis sudah Berakhir, Saatnya Perjuangan Praktis dalam Kehidupan Nyata"