Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Sumber Daya Manusia NTT di Bawah Kendali Biarawan-Biarawati Katolik

Tafenpah.Com

TAFENPAH.COM - Kehadiran Biarawan/Biarawati Katolik di Nusa Tenggara Timur menghadirkan warna tersendiri bagi pendidikan tanah air. Sumbangan gagasan, ide, visi dan misi dalam pembentukan karakter anak didik, patut diapresiasi oleh semua orang.


Wajah pendidikan karakter sumber daya manusia NTT bercita rasa universal. Tentu ini berkaitan dengan visi dan misi Biarawan/Biarawati yang hampir sebagian besar mengadopsi pendidikan Eropa.


Pendidikan Eropa sangat kental di setiap sekolah yang bernaung di bawah Yayasan Katolik. Cikal bakal pendidikan Eropa ini dibawa oleh para Misionaris dari negara asalnya. Dan Mayoritas Misionaris atau Biarawan/Biarawati Katolik berasal dari benua Eropa.


Meskipun pengelola sekolah adalah Biarawan/Biarawati katolik, tapi di sana tidak ada diskriminasi antar pemeluk agama apapun. Karena manusia itu memiliki hak dan kewajiban yang sama dalam mengakses apa pun. Termasuk pendidikan yang berkualitas.


Dari sana kita menarik peta perjalan pendidikan sekolah katolik hingga saat ini. Kendati Biarawan/Biarawati Katolik asal Eropa sudah dipulangkan ke tanah air mereka, namun bukan berarti citra pendidikan Eropa dihilangkan. Melainkan pendidikan Eropa masih ada di sekolah-sekolah Katolik hingga saat ini.


Saya bukan membandingkan pendidikan antar setiap lembaga keagamaan ya, melainkan ini sebagai bentuk kepedulian saya akan dunia pendidikan. Salah satu ciri pendidikan Eropa di sekolah Katolik adalah belajar mandiri, tepat waktu, kemauan untuk belajar apa pun dan kesetaraan. Tanpa harus menciderai hakikat kemanusiaan bersama dengan mereka yang bukan bagian dari keagamaanku.


Mirisnya, semakin menuju ke sini, sumber daya manusia NTT semakin tergerus dengan persaingan yang kurang nyaman dalam pembentukan karakter anak didik bangsa. Sekolah-sekolah yang bernaung di bawah Yayasan Katolik, perlahan-lahan akan diambil oleh Pemerintah.


Sebagai orang NTT, saya bukan menaruh sikap skeptis, tapi alangkah lebih baik sekolah-sekolah yang pernah bernaung di bawah Yayasan Katolik dikembalikan kepada Biarawan/Biarawati. Karena roh atau spirit sekolah akan kembali, bila dikelola oleh para biarawan/biatrawati.


Sebagai perbandingan, dilansir dari Wikipedia.org, Sekolah Katolik di Irlandia yang merupakan pendidikan terbaik dunia ini dibantu oleh negara, bukan milik negara. Tidak semua biaya operasional, pembangunan dan pemeliharaan disediakan oleh pemerintah pusat. Kelompok Gereja di Irlandia secara pribadi memiliki sebagian besar sekolah dasar dan menegah. Bukti menunjukan bahwa 60% siswa sekolah menegah bersekolah di sekolah milik Kongregasi atau Biarawan/Biarawati Katolik.


Serupa sekolah-sekolah yang bernaung di bawah Yayasan Katolik Nusa Tenggara Timur. Sebagian besar siswa sekolah dasar dan menegah bersekolah di sekolah milik Biarawan/Biarawati.


Akan tetapi, hanya karena tendensi dari segelintir orang yang berambisi untuk menguasai bidang apapun, jalan terakhir adalah sekolah-sekolah Katolik akan kehilangan jati dirinya di bumi NTT.


Seandainya pemerintah mengembalikan citra sekolah Katolik di bawah Yayasan Katolik, saya yakin dan percaya sumbangan SDM asal NTT tak kalah jauh dari provinsi lain dalam bidang apapun.


Saya terharu, ketika membaca berita di Pos-Kupang.com yang menyajikan berita membanggakan dari “SMATER Maumere Jadi Rebutan Perguruan Tinggi Terbaik di Indonesia. “Universitas Pertama Jakarta, satu di antaranya mengakui bahwa kualitas lulusannya luar biasa hingga pihak Kampus sulit memilih mana yang terbaik.


Tentuya ini membuktikan kualitas Sekolah Katolik di bumi NTT mampu menyumbangkan lulusan terbaik setiap tahun.


Terakhir, sebagai bentuk kepedulian kita untuk kemajuan pendidikan Indonesia, mari kita saling bekerja sama dan tanpa harus mendiskriminasikan antar satu dan yang lain dalam dunia pendidikan.


Salam literasi










Frederikus Suni Admin Tafenpah Group
Frederikus Suni Admin Tafenpah Group Frederikus Suni (Fredy Suni) Mahasiswa Program Studi Ilmu Komunikasi Universitas Siber Asia (Asia Cyber University) | Frederikus Suni pernah DO dari Sekolah Tinggi Filsafat dan Teologi Widya Sasana Malang dan Fakultas Ilmu Komunikasi Universitas Dian Nusantara (Undira) Jakarta || Terkait kerja sama dan informasi iklan bisa melalui email tafenpahtimor@gmail.com || || Instagram: @suni_fredy || @tafenpahcom || @pahtimorcom || Youtube: @Tafenpah Group

Posting Komentar untuk "Sumber Daya Manusia NTT di Bawah Kendali Biarawan-Biarawati Katolik"