Boleh Rehat, Asal Jangan Bersilat Lidah!

Sumber gambar; Liputan6.com

TAFENPAH.COM - Setiap orang memiliki masalah. Ada masalah yang menuntut seseorang untuk mencari teman curhat. Ada juga yang mendatangi pakar psikologi dan psikiatri. Lebih sadis adalah ada yang menggunakan jalur bersilat lidah, saat rehat di kedai kopi, rumah makan dan beragam pojok rahasia, demi meluapkan kekesalannya.


Siapa saja yang pandai bersilat lidah?

Dalam buku “Sebuah Seni Untuk Bersikap Bodo Amat,” Mark Manson; otak kita setiap hari diproduksi untuk menciptakan masalah.


Tentu kita semua pandai dalam bersilat lidah dalam kondisi apa pun. Misalnya di lingkungan kerja, sebut saja Perjaka dan Jomblo. Mereka berdua adalah rekan di bagian marketing penjualan. 


Relasi mereka tampak dari luar sangat sempurna di mata orang lain. Namun, keduanya tidak pernah akur. Gegara Perjaka sering menghina Perawan. 


Pertengkaran dipicu oleh penolakan Perawan untuk menjadi tambatan hati dari Perjaka. Berkali-kali Perjaka ditolak oleh Perawan. Gegara ada satu kelemahan yang dimiliki oleh Perjaka yakni kurang romantis.


Seiring dengan perputaran roda, Perjaka mulai mencari celah untuk menjatuhkan Perawan dihadapan rekannya yang lain.


Siang itu, di salah satu kedai kopi, Perjaka sedang melancarkan jurus sapu bersih, alias bersilat lidah dengan rekannya. Obrolan mereka hanya berkisar di Perawan. 


Perjaka mulai membeberkan kelemahan Perawan di bagian marketing penjualan kepada rekannya. Sales mulut mulai meledak dan menghancurkan perasaan dari Perawan.


Ah, tegaaaaa sekali kamu lakukan itu! Bentak bosnya. Perjaka pun terdiam seribu kata. Seperti lelaki kesepian di siang bolong.


Bagaimana perasaan Perawan pasca kejadian itu?

Perawan merasa terluka. Maka izinkan saya untuk mengutip filosofi dari Anton Chekhov; jangan beritahu aku tentang bulan yang sedang bersinar; tetapi tunjukanlah kepadaku serpihan cahaya dari kaca yang pecah.”


Sejak peristiwa itu, relasi Perjaka dan Perawan semakin renggang. Perjaka mulai menyesali perbuatannya.


Akan tetapi, Perjaka tak mungkin menarik kembali ucapannya. Ibarat, kaca yang pecah, tak mungkin disatukan kembali menjadi utuh seperti semula.


Terakir, Perawan adalah orang terpenting dalam hidup Perjaka. Namun, karena satu dan lain hal, Perjaka menodai irama-irama asmara yang sudah mulai tumbuh dalam diri Perawan. Untuk itu, mulutmu adalah harimaumu.




TAFENPAH.COM
TAFENPAH.COM Salam Literasi. Perkenalkan saya Frederikus Suni. Saya pernah bekerja sebagai Public Relation/PR sekaligus Copywriter di Universitas Dian Nusantara (Undira), Tanjung Duren, Jakarta Barat. Saya juga pernah terlibat dalam proyek pendistribusian berita dari Kementerian Komunikasi dan Digital (Komdigi) ke provinsi Nusa Tenggara Timur bersama salah satu Dosen dari Universitas Bina Nusantara/Binus dan Universitas Atma Jaya. Tulisan saya juga sering dipublikasikan ulang di Kompas.com. Saat ini berprofesi sebagai Mahasiswa Ilmu Komunikasi di Universitas Siber Asia (Unsia), selain sebagai Karyawan Swasta di salah satu Sekolah Luar Biasa Jakarta Barat. Untuk kerja sama bisa menghubungi saya melalui Media sosial:YouTube: Perspektif Tafenpah||TikTok: TAFENPAH.COM ||Instagram: @suni_fredy || ������ ||Email: tafenpahtimor@gmail.com

Posting Komentar untuk "Boleh Rehat, Asal Jangan Bersilat Lidah!"