Manfaat Literasi Antar Budaya (Intercultural)

Literasi Antar Budaya
Edukasi.Kompas.com

Cara berpikir anak-anak akan berkembang, jika sedari dini sudah diajarkan untuk belajar dan mencintai budaya orang lain. Belajar budaya orang lain, bukan berarti anak-anak harus melupakan budayanya sendiri. Melainkan antara budaya sendiri dan orang lain harus seimbang.

Keseimbangan budaya sendiri dan orang lain itu sangat berguna dan bermanfaat dikala anak-anak sudah berani meninggalkan kampung halamannya.

Tentu hal ini bertujuan untuk menghindari geger budaya pada anak. Geger budaya (culture shock) disebabkan oleh kurangnya pemahaman antar nilai-nilai budaya.

Apa saja nilai-nilai budaya yang harus dipelajari?

Komunikasi lintas budaya

Menghindari kesalahpahaman

Mengubah pola pikir

Komunikasi lintas budaya

Komunikasi lintas budaya itu terkesan mudah untuk dibicarakan oleh setiap orang. Namun, akan menjadi sulit. Tentu apa yang saya bicarakan ini berangkat dari realitas/kenyataan hidup yang saya alami selama 6 tahun tinggal di dalam Biara Katolik (Seminari).

Sewaktu saya menjalani kehidupan di dalam Biara, saya bersentuhan dengan budaya nusantara. Mulai dari budaya Bali, Kalimantan, Sumatera (Batak), dan Jawa.

Selama 6 tahun saya berusaha untuk membangun komunikasi dengan rekan yang berasal dari budaya lain. Awalnya memang saya merasa kesulitan. Namun, semakin lama saya membangun komunikasi dengan mereka, saya pun merasa senang dan merasa nyaman berada di antara mereka.

Salah satu komunikasi antar budaya yang paling sederhana adalah mempelajari sapaan sehari-hari. Karena ketika kita bertemu dengan mereka yang berasal dari budaya yang di atas, cukup saja kita menyapa mereka dengan bahasa yang sudah kita pelajari. 

Orang yang kita sapa akan menerima kita. Karena mereka merasa nyaman untuk berkomunikasi dengan kita lebih lanjut. Hal ini adalah bagian dari menarik simpati/perhatian orang. Dengan cara seperti ini, kehadiran kita di tengah orang lain bisa memberikan sesuatu yang berbeda dari mereka yang tertutup untuk mengenal budaya lain.

Jika kamu tak percaya, coba terapkan tips ini di tanah rantau. 

Menghindari kesalahpahaman

Perselisihan itu berawal dari kesalahpahaman antar setiap budaya. Akan tetapi, kita bisa mengatasi perselisihan dengan budaya lain, jika kita sudah dibekali dengan literasi antar budaya di masa pendidikan.

Orang yang suka berkomunikasi dan membangun relasi dengan budaya lain tidak akan pernah kesulitan di tanah rantau. Karena ketika kita menemui kesulitan, rekan—rekan kita yang berasal dari berbagai budaya akan bersimpati dengan kita. Yang terpenting kita membicarakan permasalahan kita dengan mereka. Mereka akan dengan senang hati untuk memberikan bantuan dan solusi untuk kita.

Saya sudah pernah mengalami ini di tanah rantau. Saya sangat bersyukur, karena semasa di dalam Biara, saya sudah mengenal banyak budaya. Jadi, ketika saya terjun dalam kehidupan nyata, saya tidak mengalami kesulitan untuk bersosialisasi dengan budaya lain.

Mengubah pola pikir (Mindset)

Melalui literasi antar budaya, kita akan perlahan-lahan mengubah cara berpikir kita. Contoh, rekan saya banyak yang berasal dari budaya Batak. Semasa di dalam Biara, saya banyak belajar motivasi dan cara belajar dari budaya Batak.

Budaya Batak yang saya kenal adalah kegigihan dalam mengejar impian. Mereka akan totalitas untuk belajar dan memperkaya diri dengan berbagai ilmu pengetahuan yang nantinya akan dipakai di dunia kerja.

Saya mengambil cara berpikir demikian dan menerapkannya dalam kehidupanku. Semangat untuk belajar, totalitas dan mencintai budaya sendiri adalah pola pikir yang saya anut dari budaya Batak.

Saya mempelajari budaya Batak sekaligus saya perkuat identitas saya sebagai orang Timor. Perpaduan kedua pola pikir ini melahirkan karakter tangguh dan mandiri dalam berkarya.

Sobat tafenpah, jika kita mencintai negara Indonesia, kita pun tidak akan menutup diri untuk belajar budaya lain. Mempelajari budaya lain, bukan berarti kita melupakan budaya kita sendiri. Justru kita semakin mencintai kebudayaan kita.

Salam tafenpah

Frederikus Suni Redaksi Tafenpah
Frederikus Suni Redaksi Tafenpah Salam kenal! Saya Frederikus Suni, Mahasiswa Ilmu Komunikasi Universitas Siber Asia || Menekuni bidang Jurnalistik sejak 10 tahun lalu. || Saya pernah menjadi Jurnalis/Wartawan di Metasatu dan NTTPedia. Selain itu, saya juga berkolaborasi dengan salah satu Dosen dari Binus university dan Atma Jaya, terutama Proyek dari Kementerian Komunikasi dan Informatika RI, dalam pendistribusian berita ke Pemerintah Provinsi Nusa Tenggara Timur. Saya juga pernah menjadi bagian dari Public Relation/PR sekaligus Copywriter dari Universitas Dian Nusantara (Undira) Tanjung Duren Jakarta Barat. Saat ini fokus mengembangkan portal pribadi saya TAFENPAH.COM dan juga menjadi kontributor di beberapa website tanah air, Kompasiana, Terbitkanbukugratis, Eskaber, PepNews, Lombokainsider. Tulisan saya juga beberapa kali dipublikasikan ulang di Kompas.com Saya juga menerima jasa pembuatan Website || Media sosial: YouTube: TAFENPAH GROUP || TikTok: TAFENPAH.COM || Instagram: @suni_fredy || Terkait Kerjasama dapat menghubungi saya melalui kontak ������ || WhatsApp: 082140319973 || Email: tafenpahtimor@gmail.com

Posting Komentar untuk "Manfaat Literasi Antar Budaya (Intercultural)"