Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Sibling Rivalry Antar Suku Timor

 

Ilustrasi persaingan tak sehat antar saudara. Haibunda.com

Kekhasan orang Timor adalah peduli dan berjiwa sosial tinggi. Untuk persahabatan, orang Timor itu sangat royal (setia) kepada mereka yang royal pula. Sebaliknya, mereka akan menjadi ganas, jika ada orang yang berusaha untuk mencelakai mereka. Namun, ada satu kelemahan yang dimiliki oleh orang Timor yakni sibling rivalry (persaingan tak sehat) dalam kehidupan sosial.


Sebagai makhluk sosial, tentu kita membutuhkan orang lain. Pandangan sibling rivalry atau persaingan tak sehat sudah ada sejak zaman leluhur. Salah satu persaingan tak sehat orang Timor itu adalah tendensi/kecenderungan untuk menghalangi saudaranya dalam mencapai cita-citanya.


Misalnya; A membuka bisnis sirih dan pinang. Si B tidak memiliki keinginan untuk ikut membuka usaha. Bertahun-tahun usaha A mengalami perkembanagn pesat. Tentu taraf kehidupan finansial pun terjamin bagi keluarga A. Si B mulai merasa terancam akan keberhasilan si A.


Berbagai cara akan dilakukan oleh si B untuk menghentikan usaha A. Bahkan cara kotor pun akan dilakukan untuk mengekang usaha si A. tentu persaingan ini memang tidak sehat.


Pola pikir destruktif (menghancurkan ) model seperti ini adalah hal terbodoh yang dimiliki oleh orang Timor. Jika kita berpikir rasional atau masuk akal, mengapa si B tidak berusaha untuk membuka usaha yang sama dengan si A? Ataupun si B bisa membuka usaha yang lain untuk meningkatankan taraf hidupnya.


Sibling rivalry (persaingan tak sehat) ini bahkan terjadi antar saudara kandung di pulau Timor. Masalah terbesar sibling rivalry suku Timor itu terletak pada peninggalan atau warisan dari leluhur. Seperti; tanah, rumah, dan lainnya.


Lebih jauh, sibling rivalry bisa melanda suku Timor yang berintelektual pula. Masalah universal (umum) ini semestinya harus diminimalisir dengan pola pikir masyarakat yang mengalami perkembangans setiap tahun.


Berita baiknya, generasi milenial saat ini kurang mempedulikan harta warisan dari leluhur. Ya, tren positif ini dipicu oleh semakin banyak generasi milenial yang berpendidikan tinggi. Justru belakangan ini, generasi milenial lebih memilih untuk tinggal di daerah perkotaan, ketimbang di desa.


Tujuan generasi suku Timor memilih tinggal di kota adalah lapangan pekerjaan yang mudah didapatkan ketimbang di kampung sendiri. Selain itu, mereka tidak mempedulikan pekerjaan kebun. Kebanyakan lebih memilih untuk bekerja di pabrik, perkantoran, bidang jasa, pelayaran, dan beragam profesi yang tidka berurusan dengan cangkul dan kebun.


Di satu sisi, gaya hidup milenial ini mengurangi sibling rivalry antar saudara kandung. Namun, kecemasan akan pola pikir generasi ini berakibat pada pengeroposan semangat untuk melestarikan budaya pertanian suku Timor.


Relevansi sibling rivalry suku Timor dengan kebudayaan lain


Tentu masalah sibling rivalry bukan hanya terjadi di suku Timor. Melainkan masalah perang saudara melalui ucapan bahasa lisan maupun non-verbal (melalui bahasa kode) bisa temui di hampir semua kebudayaan.


Sibling rivalry setiap kebudayaan itu berbeda dan unik. Tergantung cara kita menyikapinya. Sibling rivalry kebudayaan Timor cenderung memperebutkan warisan tanah dan rumah serta aset-aset yang berharga dari leluhur. Sementara di kebudayaan lain pun kurang lebih seperti yang kami alami di pulau Timor.


Perbedaan itu hanya terletak di cara penyampaiannya. Cara spontanitas dan bernada agak kasar sudah menjadi hal biasa di pulau Timor dalam memperebutkan warisan dari leluhur. Dan cara itu berbeda dari kebudayaan lain yang mungkin cenderung halus dan melow dalam menyikapi sibling rivalry itu sendiri.


Hal terpenting yang kita lakukan untuk menghindari sibling rivalry adalah kehidupan sesama itu lebih penting daripada harta peninggalan orangtua!


Hidup itu hanya sekali. Gajah mati meninggalkan gading. Lalu, manusia mati meninggalkan nama. Jika kita selalu berhadapan dengan sibling rivalry (persaingan tak sehat) antar saudara kandung, apa yang akan diingat oleh saudara kita, ketika kita meninggal? Untuk itu, hargailah saudaramu, sebelum kita menangisi kepergiaannya ke alam baka.


Salam tafenpah





Frederikus Suni Admin Tafenpah Group
Frederikus Suni Admin Tafenpah Group Hi salam kenal ya!!! Saya Frederikus Suni, biasanya disapa Fredy Suni adalah pendiri dari Tafenpah. Profesi: Kreator Digital | Saya adalah mahasiswa Droup Out/DO dari Sekolah Tinggi Filsafat Teologi Widya Sasana Malang dan Universitas Dian Nusantara (Undira). Saat ini bekerja sebagai Kreator Konten Tafenpah Group | Saya pernah menjadi Wartawan/Jurnalis di Metasatu.com dan NTTPedia.id || Saya pernah menangani proyek dari Kementerian Komunikasi dan Informatika RI || Saya pernah magang sebagai Copywriter untuk Universitas Dian Nusantara (Undira) Jakarta. Saat ini fokus mengembangkan portal yang saya dirikan yakni: www.tafenpah.com || www.pahtimor.com || www.hitztafenpah.com || www.lelahnyahidup.com || www.sporttafenpah.com || Mari, kita saling berinvestasi, demi kebaikan bersama || Terkait kerja sama dan informasi iklan bisa melalui email tafenpahtimor@gmail.com || || Instagram: @suni_fredy || @tafenpahcom || @pahtimorcom || Youtube: @Tafenpah Group

Posting Komentar untuk "Sibling Rivalry Antar Suku Timor"