Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Kick Andy, Logika Berpikir dan Kemampuan Mahasiswa dari Universitas Biasa di Dunia Kerja Paling Top, Ketimbang Mahasiswa dari Universitas Terkemuka

Andy F Noya ketika berbincang dengan Ina Liem, CEO @jurusanku dalam memilih pendidikan dan karir di era digital. Sumber gambar: Tangkapan layar YouTube Metro TV (Andy F. Noya/Tafenpah.com)


Tafenpah.com - Salam jumpa sobat kampus. Kemampuan berpikir kritis dan kemampuan memecahkan masalah di lingkungan kerja penting dikuasai oleh setiap mahasiswa, terutama mahasiswa yang hampir ataupun baru menyelesaikan kuliahnya.

Pasalnya, besar dan kecilnya IPK yang didapatkan oleh mahasiswa, entah mahasiswa itu jebolan atau lulusan dari universitas terkemuka maupun universitas yang tidak terkenal, tidak menjamin kinerja mahasiswa tersebut di dunia kerja.

Ironisnya, kebanyakan lulusan mahasiswa dengan predikat Cumlaude dari Universitas terkemuka, nyatanya tidak benar-benar mencerminkan karakter dan logika berpikir serta kemampuan untuk menyelesaikan masalah di lingkungan kerja.

Justru, mahasiswa yang berasal dari Universitas biasa saja atau kurang terkenal memiliki mindset dan kemampuan kerja yang sangat profesional di lingkungan kerja.

Demikian pandangan dari Andy F. Noya dalam program 'Kick Andy,' dengan tema diskusi: " Siap Nggak Siap, Harus Siap!"

Dalam diskusi tersebut, Andy F Noya selaku pembawa acara, " Siap Nggak Siap, Harus Siap!, menuturkan banyak problematika di dunia kerja, terutama dari sudut pandang Personalia atau HRD/Recruiter.

Di mana, sebagian besar recruiter atau HRD dalam menerima calon pekerja baru, biasanya mengklasifikasikan lulusan dari universitas terkemuka hingga universitas yang tidak terkenal.

"Dulunya saya menerima calon pekerja itu, biasanya saya kelompokkan, mulai dari pelamar yang berasal dari Universitas terkemuka hingga universitas yang tidak terkenal. Kalau yang berasal dari Universitas terkemuka saya pisahin termasuk calon pekerja yang memiliki IPK tertinggi saya satukan. Sedangkan, calon pekerja yang berasal dari universitas biasa saja, saya singkirkan, ya ibaratnya mereka tidak punya apa-apa gitu. Akan tetapi, saya kaget dan seakan tidak mengerti, ketika memanggil calon pekerja yang berasal dari Universitas terkemuka, kok apa yang saya tanyakan dan minta kesimpulan serta pemecahan masalah, termasuk analisa dari sebuah kasus, sebagian besar ngawur dan tidak mencerminkan hasil IPK beserta universitasnya, ujar Andy F. Noya di hadapan narasumber serta ribuan mahasiswa di kampus IBK Kwik Kian Gie, Sunter, Jakarta Utara, Senin (25/3/2024).

Wartawan kawakan kelahiran kota pahlawan Surabaya, Jawa Timur ini kemudian memilah berkas lamaran dari calon pelamar yang berasal dari Universitas biasa saja, lalu dalam diri mereka lah, Andy F Noya menemukan mutiara tersembunyi.

"Saya kaget dengan kemampuan analisa, cara memecahkan atau menyelesaikan masalah serta logika berpikir dari lulusan yang berasal dari Universitas biasa saja. Saya menemukan mutiara tersembunyi di dalam diri mereka," tambahnya.

Jadi, takaran atau ukuran calon pekerja tidak hanya ditentukan oleh seberapa besar dan kecilnya IPK di dalam ijazah seseorang, termasuk dari mana asal universitasnya. 

Melainkan mutiara serta kemampuan berpikir kritis, menyelesaikan masalah, koordinasi serta keberanian dalam menghadapi tantangan kembali pada pribadi setiap orang.


Penulis: Frederikus Suni (Fredy Suni)

Sumber: YouTube: Metro TV 








Frederikus Suni Admin Tafenpah Group
Frederikus Suni Admin Tafenpah Group Frederikus Suni (Fredy Suni) Mahasiswa Program Studi Ilmu Komunikasi Universitas Siber Asia (Asia Cyber University) | Frederikus Suni pernah DO dari Sekolah Tinggi Filsafat dan Teologi Widya Sasana Malang dan Fakultas Ilmu Komunikasi Universitas Dian Nusantara (Undira) Jakarta || Terkait kerja sama dan informasi iklan bisa melalui email tafenpahtimor@gmail.com || || Instagram: @suni_fredy || @tafenpahcom || @pahtimorcom || Youtube: @Tafenpah Group

Posting Komentar untuk "Kick Andy, Logika Berpikir dan Kemampuan Mahasiswa dari Universitas Biasa di Dunia Kerja Paling Top, Ketimbang Mahasiswa dari Universitas Terkemuka "