Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Masyarakat NTT Menganut Agama Apa? dan Bagaimana dengan Agama Islam

 Catatan Frederikus Suni 

Dokumentasi Tafenpah.com dari instagram @hidupmembira | @bankindonesiantt |@rezaludjiwila

Tafenpah.com - Jika level keagamaanmu masih sebatas kepala dan perut, jangan tanyakan tentang agama apa yang aku yakini - Frederikus Suni.

Pertanyaan seputar iman kepercayaan, sejatinya adalah urusan privat. Namun, merujuk pada kesadaran sebagai manusia yang memiliki akal budi dan rasa ingin tahu yang tinggi, seputar mayoritas dan minoritas iman kepercayaan masyarakat di wilayah tertentu, khususnya di Provinsi Nusa Tenggara Timur/NTT, maka dengan rendah hati, admin Tafenpah.com akan berusaha untuk memberikan pengetahuan tersebut.

Uskup Atambua, Mgr. Dominikus Saku, Pr bersama THS-THM Timor | Sumber instagram @hidupmembiara


Pengetahuan ini berdasarkan pengalaman penulis sebagai penduduk asli pulau Timor. Umumnya agama mayoritas masyarakat NTT adalah Katolik, Kristen, Islam, Budha, Hindu, Kong Hu Chu, dan sebagian menganut kepercayaan lokal (Animisme) atau aliran kepercayaan yang ditujukkan kepada alam, dan lain sebagainya.

Meskipun secara catatan administrasi kependudukan, mereka yang menganut kepercayaan (Animisme) wajib memilih salah satu aliran kepercayaan yang di atas. Hal ini disesuaikan dengan UU yang berlaku bagi masyarakat Idonesia.

Di mana setiap warga negara Indonesia berhak memilih salah satu agama yang ditetapkan oleh Pemerintah.

Lalu, pertanyaan apakah di NTT ada agama Islam? Tentu saja ada. Bahkan orang NTT sebagian memeluk agama mayoritas bangsa Indonesia ini.

Potretan penganut Islam NTT | sumber gambar instagram @rezaludjiwila

Umumnya, yang menganut agama Islam adalah mereka yang tinggal di pesisir pantai. Selain itu, di NTT kan ada pendatang yang mayoritas dari tanah Jawa, Sulawesi, dan berbagai daerah lainnya.

Tak menutup kemungkinan juga, warga NTT yang dulunya menganut bahkan fanatik dengan iman kepercayaan Katolik maupun Kristen, ada yang pindah agam.

Penyebab utamanya adalah pernikahan silang lintas budaya dan kepercayaan. Meskipun demikian, kehidupan toleransi di NTT patut diacungi jempol. Karena bagi orang NTT, agama itu adalah urusan privat (Kembali ke teras berita atau tulisan di awal).

Berkat kesadaran orang NTT untuk merawat tanah leluluhurnya ini, terutama dalam hal toleransi. Pemerintah Pusat juga menetapkan provinsi NTT sebagai model kehidupan toleransi terbaik di bumi pertiwi.

Bangga dong. Karena di tempat lain, belum tentu seperti di NTT. Hal ini disebabkan oleh berbagai kepentingan ideologi, politik, maupun insan-insan yang selalu haus akan kekuasaan.

Makanya, mereka selalu memanfaatkan ranah atau urusan privat keagamaan sebagai senjata untuk meraih dukungan.

Padahal dalam disiplin ilmu Etika dan Moral sudah dikatakan dengan jelas, bahwasannya "untuk mencapai segala sesuatu, tidak etislah menggunakan cara-cara yang kurang adil dalam mencapai tujuanya."

Namun, bagaimanapun juga warga Indonesia, entah yang sudah meraih deretan gelar sarjana hingga di negeri asing, maupun yang sedang dan yang tidak sempat berkuliah pun tetap terjebak dengan 'JEBAKAN KEFANATIKAN.'

Lalu, kita pun masuk dalam pandangan 'BUNUH DIRI FILOSOFIKAL,' sebagaimana yang diajarkan oleh filsuf ekstensialisme Albert Camus.

Alasannya sangat sederhana. Di mana, kita memperjuangkan sesuatu yang tak kelihatan (Absurd) di dunia politik maupun ideologi para perakus kekuasaan. Tapi, kita mengorbankan rasio dan akal sehat kita sebagai manusia yang selalu hidup berdampingan (berbudaya).

Silakan direnungkan sendiri, sesuai dengan pengalaman pembaca.

Okeylah. Terlepas dari problematika di atas, mayoritas agama yang dianut oleh warga NTT adalah Katolik dan Protes.

Begitupun, di NTT agama Islam juga ada.

Demikian potretan singkat dari admin Tafenpah.com pada kesempatan ini.

Nah, setelah membaca tulisan sederhana di atas, jika artikel ini bermanfaat bagi pembaca, silakan dibagikan kepada kerabat, rekan, maupun saudara-saudari di mana pun. Agar kehidupan beragama kita tidak fanatik. Tetapi, selalu menjunjung tinggi nilai-nilai yang kita dapatkan di setiap aliran kepercayaan kita.

Karena agama apa pun, sejatinya mengajarkan kebaikan. Perihal yang merusak keagamaan, itu karena hawa nafsu kekuasaan, dll.

Salam toleransi dari NTT

Akun instagram Penulis @suni_fredy


Frederikus Suni Admin Tafenpah Group
Frederikus Suni Admin Tafenpah Group Hi salam kenal ya!!! Saya Frederikus Suni, biasanya disapa Fredy Suni adalah pendiri dari Tafenpah. Profesi: Kreator Digital | Saya adalah mahasiswa Droup Out/DO dari Sekolah Tinggi Filsafat Teologi Widya Sasana Malang dan Universitas Dian Nusantara (Undira). Saat ini bekerja sebagai Kreator Konten Tafenpah Group | Saya pernah menjadi Wartawan/Jurnalis di Metasatu.com dan NTTPedia.id || Saya pernah menangani proyek dari Kementerian Komunikasi dan Informatika RI || Saya pernah magang sebagai Copywriter untuk Universitas Dian Nusantara (Undira) Jakarta. Saat ini fokus mengembangkan portal yang saya dirikan yakni: www.tafenpah.com || www.pahtimor.com || www.hitztafenpah.com || www.lelahnyahidup.com || www.sporttafenpah.com || Mari, kita saling berinvestasi, demi kebaikan bersama || Terkait kerja sama dan informasi iklan bisa melalui email tafenpahtimor@gmail.com || || Instagram: @suni_fredy || @tafenpahcom || @pahtimorcom || Youtube: @Tafenpah Group

Posting Komentar untuk "Masyarakat NTT Menganut Agama Apa? dan Bagaimana dengan Agama Islam "