Dagangan Sepi, Mama Adriana Bingung dengan Pendidikan Anak-anaknya

Mama Adriana Yakomena Septordiay.Dokumen Tafenpah

Penulis: Fredy Suni

KUPANG, Tafenpah.com – Sejak saya ditinggal pergi oleh suami 2010 silam, saya memutuskan untuk menyelamatkan pendidikan kelima anak saya dengan memilih untuk berjualan di pasar Oesapa, Kelapa Lima, Nusa Tenggara Timur.


Demikian yang dikatakan oleh ibu Adrinana Yakomena Septordiay (48) kepada Tafenpah, Selasa, (29/3/2022).


“Meskipun keuntungan yang saya dapatkan dari hasil jualan ini sebenarnya sangat memprihatinkan, tetapi saya bersyukur masih ada rezeki untuk keluarga, terutama kelima anak saya yang butuh sosok seorang ayah untuk menopang ekonomi dan pendidikan masa depan mereka” ujarnya.


Setiap hari ia mendapatkan keuntungan Rp. 20 – 25 ribu dari hasil penjualan sayur di pasar Oesapa. Walau penghasilan tidak menjamin kesejahteraan keluarga kecilnya, tetapi perjuangannya untuk menyekolahkan anak-anaknya patut diapresiasi oleh semua orang.


“Pendidikan itu penting dan menjadi tiket untuk menuju gerbang kesuksesan” ujar pejuang feminsime asal Noelbaki, Kupang, Nusa Tenggara Timur


Ia juga mengatakan ketika ditinggal pergi oleh suaminya, apalagi saat itu anak pertamanya masih berusia 5 tahun adalah sesuatu yang sangat menyakitkan.


Mama Adrinana Yakomena Septordiay.Dokumen Tafenpah

“Perpisahan dengan suami adalah sesuatu yang berat. Karena saat itu, saya kehilangan harapan hidup” tambahnya.


Meskipun sinar bola matanya mengatakan kuat, namun hatinya hancur berkeping-keping atas kepergian suami tercinta. 


Ia juga semakin frustrasi dengan hasil jualannya yang tidak laris pada hari ini. Karena pengunjung atau pembeli tidak seramai akhir pekan.


“Dagangan sepi, biaya pendidikan anak semakin tinggi, harga kontrakan semakin naik, kebutuhan pokok semakin mencekik, namun tidak ada pilihan lain, selain saya harus mencari rezeki di pasar Oesapa, Kupang demi kebahagiaan dan kelancaran pendidikan anak-anak saya yang sudah berada di Perguruan Tinggi” terangnya.


Sementara, Ibu Terezina Dacosta (49) warga eks Timor Leste yang saat ini tinggal di Tarus, kupang mengatakan sejak minyak goreng melambung tinggi di sini, kami semakin dilema.

Mama Terezina Dacosta.Dokumen Tafenpah

“Ketika kami menaikan harga penjualan sayur, singkong, labu jepang, cabai, dan aneka bumbu dapur, pembeli semakin komplain dengan kami. Jadi, kami terpaksa menjual dengan harga normal, meskipun kadang untung dan rugi adalah risiko dari seorang pedagang” pungkasnya.


Bukan hanya itu saja, harga cabai di pasar Oesapa kian melambung tinggi di Rp. 65 – Rp. 75 ribu per kg.


Bagaimana pun, pembeli tidak punya pilihan lain, selain membeli dengan harga tersebut. Karena kebutuhan dapur rumah tangga tidak bisa dikompromi oleh siapa pun.




TAFENPAH.COM
TAFENPAH.COM Salam Literasi. Perkenalkan saya Frederikus Suni. Saya pernah bekerja sebagai Public Relation/PR sekaligus Copywriter di Universitas Dian Nusantara (Undira), Tanjung Duren, Jakarta Barat. Saya juga pernah terlibat dalam proyek pendistribusian berita dari Kementerian Komunikasi dan Digital (Komdigi) ke provinsi Nusa Tenggara Timur bersama salah satu Dosen dari Universitas Bina Nusantara/Binus dan Universitas Atma Jaya. Tulisan saya juga sering dipublikasikan ulang di Kompas.com. Saat ini berprofesi sebagai Mahasiswa Ilmu Komunikasi di Universitas Siber Asia (Unsia), selain sebagai Karyawan Swasta di salah satu Sekolah Luar Biasa Jakarta Barat. Untuk kerja sama bisa menghubungi saya melalui Media sosial:YouTube: Perspektif Tafenpah||TikTok: TAFENPAH.COM ||Instagram: @suni_fredy || ������ ||Email: tafenpahtimor@gmail.com

1 komentar untuk "Dagangan Sepi, Mama Adriana Bingung dengan Pendidikan Anak-anaknya"

Diperbolehkan untuk mengutip sebagian materi dari TAFENPAH tidak lebih dari 30%. Terima kasih