Ketegangan Kembali Terjadi di Sudan, Militer Harus Mengambil Alih Pemerintahan

Ketegangan kembali terjadi di Sudan. Ilustrasi gambar dari British Broadcasting Corporation (bbc.com)

JAKARTA, TAFENPAH,COM – Beberapa pria bersenjata telah menangkap pemimpin sipil senior di rumah mereka.


Krisis negara Sudan melibatkan bentrokan antara rakyat sipil, pemimpil Sipil Senior, kelompok bersenjata maupun donatur asing yang selalu mendukung kekacauan di negara tersebut.


Sebelum fajar, setidaknya ada empat kabinet ditahan oleh tentara tak dikenal. Bahkan menurut laporan lainnya, Perdana Menteri Sipil, Abdallah Hamdok juga ikut ditangkap. Akan tetapi, ini belum dikonfirmasi oleh pemerintahan militer.


Laporan ini juga masih absurd menurut British Broadcasting Corporation (BBC).



Situasi ini membangkitkan adrenalin rakyat sipil untuk turun ke jalan dan melakukan tindakan anarkis. Selain menuntut keadilan di negara tersebut.


Penyebab lain dari masalah penangkapan ini adalah kudeta. Apa itu kudeta? Kudeta adalah perebutan kekuasaaan oleh oknum-oknum tertentu yang tidak pernah puas dengan pemerintahan saat ini.


Cara yang mereka lakukan adalah menurunkan massa. Sementara mereka bersembunyi di balik topeng massa dengan berbagai sarana dan prasarana propaganda.


Hal ini memantik ketegangan antara militer dan otoritas transisi sipil yang sudah menjadi ancaman serius bagi kawasan Afrika.


Sejak kapan perebutan kekuasaan itu terjadi? Kedua belah pihak telah berbagi kekuasaan sejak penggulingan Presiden Omar al-Bashir pada tahun 2019 silam.


Namun, pemicu meningkatnya ketegangan ini pun dikaitkan dengan pengikut Bashir yang gagal pada bulan September (bbc.com).


Rakyat Sudan Terpecah

Perpecahan rakyat Sudan tak bisa dielakkan lagi. Mengingat, pada hari Kamis lalu, puluhan ribu orang berdemonstrasi di Khartoum untuk menunjukkan solidaritas kepada pemerintahan transisi.


Sementara, rakyat yang lain pun mendukung pemerintahan yang berkuasa sebelumnya. Kondisi ini semakin dilema dengan keputusan militer untuk mengambil alih kekuasaan negara tersebut.


Akan tetapi, untuk menyelamatkan negara tersebut dari perang saudara, militer harus mengambil alih demi keamanan dan ketertiban rakyat. 








TAFENPAH.COM
TAFENPAH.COM Salam kenal! Saya Frederikus Suni, Mahasiswa Ilmu Komunikasi Universitas Siber Asia ||Menekuni bidang Jurnalistik sejak 10 tahun lalu. ||Saya pernah menjadi Jurnalis/Wartawan di Metasatu dan NTTPedia.Selain itu, saya juga berkolaborasi dengan salah satu Dosen dari Binus university dan Atma Jaya, terutama Proyek dari Kementerian Komunikasi dan Informatika RI, dalam pendistribusian berita ke Pemerintah Provinsi Nusa Tenggara Timur.Saya juga pernah menjadi bagian dari Public Relation/PR sekaligus Copywriter dari Universitas Dian Nusantara (Undira) Tanjung Duren Jakarta Barat.Saat ini fokus mengembangkan portal pribadi saya TAFENPAH.COM dan juga menjadi kontributor di beberapa website tanah air, Kompasiana, Terbitkanbukugratis, Eskaber, PepNews, Lombokainsider.Tulisan saya juga beberapa kali dipublikasikan ulang di Kompas.comSaya juga menerima jasa pembuatan Website ||Media sosial:YouTube: Perspektif Tafenpah||TikTok: TAFENPAH.COM ||Instagram: @suni_fredy ||Terkait Kerjasama dapat menghubungi saya melalui kontak ������ ||WhatsApp: 082140319973 ||Email: tafenpahtimor@gmail.com

Posting Komentar untuk "Ketegangan Kembali Terjadi di Sudan, Militer Harus Mengambil Alih Pemerintahan"