He Fan'jen On Au Kuan Biinmaffo | Tafenpah

Penulis: Frederikus Suni 

He fanjen on au kuan | Kampung Besbonet, Desa Haumeni, Kecamatan Bikomi Utara, Kabupaten Timor Tengah Utara (TTU), NTT | Tapal Batas RI dan Timor Leste | Foto: Fredy Suni


Tafenpah.com - Salam jumpa sobat Diaspora! He Fan Jen On Au Kuan adalah salah satu pepatah klasik atau istilah perantau/diaspora masyarakat Dawan, ketika merindukan keluarga dan dinamika kehidupan sosial di pulau Timor Barat, Nusa Tenggara Timur.




Pertama-tama, kita semua adalah makhluk pengelana. Bahkan sebagian besar dari kita keluar dari kampung halamannya sejak tamat dari Sekolah Dasar (SD), SMP, SMA, Perguruan Tinggi hingga yang sudah berkeluarga.



BACA JUGA: 5 Ucapan Bahasa Dawan di HUT Kota Kefamenanu ke-100 Tahun


Tujuan dari merantau adalah meningkatkan taraf perekonomian keluarga kita.


Namun, hidup jauh dari keluarga itu tidak lah muda. Lantaran ada peristiwa suka dan duka yang kita alami setiap hari di negeri asing.


Kampung Haumeni | Bikomi Utara | TTU | NTT | Foto: Fredy Suni


Elaborasi dari kedua peristiwa besar di atas adalah bagian dari bumbu kehidupan kita.



Teristimewa di racikan diksi-diksi melankolis ini, Admin Tafenpah hanya fokuskan pada basodara yang ada di pulau Timor, tepatnya kota Kefamenanu dan sekitarnya.


BACA JUGA: Au Ena


Sebagai Atoin Meto istilah penyebutan identitas masyarakat Dawan yang mendiami pulau Timor, mulai dari kota Kupang, Kabupaten Timor Tengah Selatan (TTS), Kabupaten Timor Tengah Utara (TTU), sebagian Kabupaten Belu, dan wilayah Oekusi (salah satu wilayah Timor Leste) yang berbatasan langsung dengan kota Kefamenanu.



BACA JUGA: Filosofi Pembuatan Rumah Adat Desa Haumeni


Dari lembah Bikomi ini, kami hanya membawa diri menuju negeri yang belum tentu ada kehidupannya.



Layaknya, perjalanan Bapak Abraham (Tokoh Humanistik) dari ketiga Agama Samawi, yakni; Yahudi, Kristen, dan Islam.


Bapak Abraham pergi mengikuti Perintah Tuhan. Kami pun pergi karena dengan perintah (tuntutan ekonomi) maupun kemauan sendiri.


Lokasi Taman Doa Oe'Belo, Kupang - NTT | Foto: Fredy Suni

Bertahun-tahun dari kami ada yang menikmati gemerlapnya kota-kota metropolitan, entah yang masih berada di wilayah NKRI maupun mancanegara.


BACA JUGA: Ta'Han Te'u Ba Tunaf


Ada pula yang tidak kerasan atau nyaman hidup di negeri asing.



Namun, karena ada tujuan hidup, meskipun diterpa keadaan apa pun. Kami tetap bertahan.



Terlepas dari motif/tujuan perjalanan di atas, pada waktu tertentu, kami pun memiliki hasrat untuk kembali ke kampung halaman tercinta.



Ya, ada yang langsung pulang dengan kondisi seadanya. Ada yang memilih untuk bertahan.



Semua ini adalah keunikan dalam diri anak-anak generasi diaspora pulau Timor.



Bagi mereka yang sudah berada di kampung, tentunya merasa damai dan tenang dari banalitas kehidupan perkotaaan dengan segalam problematikan sosialnya.



Sementara bagi yang masih stay di negeri asing terus berharap.



Harapan itu termanivestasi atau terealisasi dalam musik yang bercita rasa lokal.



Salah satu lagu yang mendobrak kerinduan diaspora pulau Timor Barat adalah lagu "UM NAU AU KUAN" Karya artis lokal, Lorenso Amaunut.


Kala mendengarkan lagu ini, tanpa sadar, air mata pun membanjiri wajah kami.



Susal,,,,,,,,, tapi mau bilang apa lagi. Karena begitulah cara praktis yang bisa kami lakukan, guna menuntaskan hasrat kerinduan akan keluarga dan keadaan negeri Timor Manise.


"Tokot bin pah bian, lo naleok, ai nam le'ot lo a'laha hit pah Biinmaffo" - artinya; Tinggal di negeri asing, entah dalam keadaan baik maupun tidak, pulau Timor, khususnya tanah Biboki, Insana, dan Miomaffo lebih baik."



Terima kasih dan semangat menolak menyerah sobat diaspora di mana pun.



Ikutin instagram Tafenpah di @Literasi_Tafenpah | Halaman Facebook: @Anak Desa Pasti Bisa, @Batas_Negeri, dan @Info Seputar Tafenpah.com




Frederikus Suni Redaksi Tafenpah
Frederikus Suni Redaksi Tafenpah Salam kenal! Saya Frederikus Suni, Mahasiswa Ilmu Komunikasi Universitas Siber Asia || Menekuni bidang Jurnalistik sejak 10 tahun lalu. || Saya pernah menjadi Jurnalis/Wartawan di Metasatu dan NTTPedia. Selain itu, saya juga berkolaborasi dengan salah satu Dosen dari Binus university dan Atma Jaya, terutama Proyek dari Kementerian Komunikasi dan Informatika RI, dalam pendistribusian berita ke Pemerintah Provinsi Nusa Tenggara Timur. Saya juga pernah menjadi bagian dari Public Relation/PR sekaligus Copywriter dari Universitas Dian Nusantara (Undira) Tanjung Duren Jakarta Barat. Saat ini fokus mengembangkan portal pribadi saya TAFENPAH.COM dan juga menjadi kontributor di beberapa website tanah air, Kompasiana, Terbitkanbukugratis, Eskaber, PepNews, Lombokainsider. Tulisan saya juga beberapa kali dipublikasikan ulang di Kompas.com Saya juga menerima jasa pembuatan Website || Media sosial: YouTube: TAFENPAH GROUP || TikTok: TAFENPAH.COM || Instagram: @suni_fredy || Terkait Kerjasama dapat menghubungi saya melalui kontak ������ || WhatsApp: 082140319973 || Email: tafenpahtimor@gmail.com

Posting Komentar untuk "He Fan'jen On Au Kuan Biinmaffo | Tafenpah"